Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

KETERGELINCIRAN SEORANG MUKMIN

KETERGELINCIRAN SEORANG MUKMIN Orang yang sudah mengenyam pahit manisnya dan asam garamnya dakwah di tengah masyarakat, kadang masih tergelincir kepada kesalahan, apatah lagi orang yang baru terjun ke medan dakwah.  Kesalahan kecil misalkan ketika khutbah jumat atau khutbah id. Saya sendiri yang sudah tak terhitung naik turun mimbar jumat atau id dari mulai tahun 90 an, kadang masih salah baca pembukaan khutbah, keliru baca ayat atau hadits, keselio lidah dalam menjelaskan dan dalam doa penutup khutbah. Apalagi orang yang baru naik mimbar.  Ini terjadi juga kepada seorang ustadz yang baru lulus dari fakultas hadits Universitas Islam Madinah yang berkhutbah di masjid depan rumah beberapa waktu yang lalu, yang pembukaan khutbah saja keselio lidah.  Begitu pula kesalahan dan ketergelinciran lainnya, mungkin ketika bercakap atau mengobrol, ketika kajian, ketika menulis kitab, ketika memposting postingan di medsos dan yang lainnya.  Dan bagi seorang mukmin jika ada saudar...

LEBARAN JUMAT ATAU SABTU?

LEBARAN JUMAT ATAU SABTU?  Seorang kawan bercerita, beliau ditanya oleh temannya, "Lebaran ikut hari jumat atau sabtu ?" Kawan saya menjawab, "Ikut keputusan pemerintah hari sabtu." Temannya kawan saya ini berkata, "Iya sama saja, jumat atau sabtu." Langsung teman saya berkata, "Tidak sama, pasti salah satunya benar. Kalau ikut keputusan pemimpin, kalau keputusannya salah, pemimpin yang berdosa, kita tidak berdosa!" Di akhir perkataan dialog di atas sungguh sangat menarik, "... pemimpin yang berdosa, kita tidak berdosa." Perkataan bapak itu, bersesuaian dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih.  Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَمَنْ يُطِعْ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي وَإِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَ...

MENENTUKAN PUASA DAN HARI RAYA

MENENTUKAN PUASA DAN HARI RAYA  Hak untuk memutuskan kapan berpuasa ramadhan dan kapan berhari raya, itu ditangan pemerintah, bukan hak pribadi-pribadi, ormas, partai atau kelompok-kelompok lainnya.  Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ “Berpuasa adalah hari kalian berpuasa, berbuka (berhari raya idul fitri) adalah hari kalian berbuka (berhari raya) dan berkurban (berhari raya idul adha) adalah hari kalian berkurban.” [HR. At-Tirmidzi].  Berkata Imam Tirmidzi rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas,  وَفَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ : إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا الصَّوْمُ وَالْفِطْرُ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَعِظَمِ النَّاسِ “Sebagian ulama telah menafsirkan hadits ini, lalu berkata: Sesungguhnya makna hadits ini adalah berpuasa dan berbuka (berhari raya) bersama al-jama’ah (Pemerintah) dan mayoritas manusia (tidak sendiri-sendiri atau berkelomp...

SHALAT MALAM SETELAH TARAWIH

SHALAT MALAM SETELAH TARAWIH  Ada sebagian orang berpendapat tidak boleh shalat malam setelah shalat tarawih, berdasarkan dalil  hadist Aisyah radhiyallahu anha yang menyatakan bahwa shalat malam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, baik di dalam atau di luar Ramadan tidaklah lebih dari 11 rakaat .  Sedangkan pendapat yang membolehkan shalat malam setelah tarawih berdasarkan dalil tentang shalat malamnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang tidak dibatasi jumlahnya.  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai shalat malam, beliau menjawab, صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى “Shalat malam itu dua raka’at salam, dua raka’at salam. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” (HR. Bukhari).  Berkata Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah, فَلاَ خِلاَفَ ب...

LAKI-LAKI PENDIAM

LAKI-LAKI PENDIAM Kalau wanita banyak bicara, banyak ngomong, banyak ngeyel dan banyak mendebat, bisalah dimaklumi. Tetapi kalau ada laki-laki yang cerewet, ngoceh terus, ini menunjukkan salah satu akhlak yang tidak baik. Karena laki-laki yang baik itu tidak banyak bicara.  Di dalam kitab Syarhul Washiyatis Sughra karya as-Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili rahimahullah disebutkan,  قال بعض أهل العلم : من أحسن أخلاق الرجال أن يكون الرجل صموتا حتى يشتاق صاحبه إلى كلامه.[ شرح الوصية الصغرى للشيخ سليمان الرحيلي ص88 ] Sebagian ahli ilmu berkata : "Diantara baiknya akhlak seorang laki-laki itu adalah laki-laki yang pendiam, sampai temannya merindukan ia berbicara". [Syarhul Washiyatis Sughra karya as-Syaikh Sulaiman ar-Ruhaili hal 88].  Seseorang itu bicara seperlunya. Bicara kalau ada kebutuhan dan sangat urgen. Jika seseorang banyak bicaranya bukan pada perkara yang dibutuhkan, ini penyebab kerasnya hati dan penyebab banyak dosa. Karena kadang orang yang banyak bicaranya, banya...

ORANG YANG BERPUASA TIDAK MENCELA ORANG YANG TIDAK PUASA

ORANG YANG BERPUASA TIDAK MENCELA ORANG YANG TIDAK PUASA Seorang musafir dibolehkan untuk tidak berpuasa. Ini keringanan yang Allah Ta'ala berikan. Namun bagi orang yang ringan perjalanannya, tidak berat, puasa lebih utama. Tetapi jika berat perjalanannya dan melelahkan, maka berbuka itu lebih baik.  Para sahabat, tidak mencela sahabat lainnya yang tidak berpuasa Ramadhan ketika safar, karena merasa tidak kuat, haus dan lapar yang sangat. Begitu pula orang yang tidak puasa, tidak mencela orang yang berpuasa.  Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, كنا نُسافر مع النبي صلى الله عليه وسلم فلم يعب الصائم على المُفطر، ولا المُفطر على الصائم “Kami pernah bersafar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berpuasa tidak mencela yang berbuka dan yang berbuka juga tidak mencela yang berpuasa.” (HR. Al-Bukhari Muslim).  Penjelasan dari hadits di atas,  وهذا الحديث رواه الشيخان، وموضوعه: حكم صوم رمضان وفطره في السفر؟ Hadits ini riwayat Bukhari Muslim tentang ma...

TINGGALKAN URUSAN DUNIA!

TINGGALKAN URUSAN DUNIA!  Ketika orang sibuk dengan urusan dunianya, baik sibuk dengan pekerjaan di kantornya, perdagangan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan atau selagi musyawarah atau sidang, lantas terdengar suara adzan di masjid, tindakan apa yang mesti dilakukan? Menghentikan segala urusan dunia tadi dan bersegera pergi menuju masjid untuk beribadah shalat berjama’ah atau meneruskan dengan kesibukan dunianya?  Jika urusan dunia di dahulukan, maka akan hilang akhiratnya dan hilang pula dunianya. Namun jika akhirat didahulukan, maka dunia akhirat akan didapatkan kedua-duanya.  Berkata Abu Bakr Atturtusiy rahimahullah  : إذا عرض لك أمر الدنيا وأمر الآخرة فبادر بأمر الآخرة يحصل لك أمر الدنيا والآخرة . "Jika dihadapkan kepadamu antara urusan dunia dan urusan akhirat, maka dahulukan urusan akhirat, niscaya kamu akan mendapatkan (kedua-duanya) dunia dan akhirat. (Siyar A'lam An Nubala 19/491). Seharusnya segala sesuatu didahulukan akhirat dan diniatkan untuk...

ORANG MENGANGGAPNYA ULAMA

ORANG MENGANGGAPNYA ULAMA  Sebagian orang mengatakan si pulan ulama, namun si pulan ini tidak tahu banyak masalah perbedaan pendapat para ulama dalam beberapa persoalan, maka janganlah menganggap dia ulama.  Berkata Sa'id Abi Arubah rahimahullah,  من لَمْ يَسْمَعِ اْلاِخْتِلاَفَ فَلاَ تَعُدُّوهُ عَالِمًا Barangsiapa tidak mengetahui perbedaan pendapat para ulama, maka janganlah kalian menganggapnya seorang ulama. Sumber : https://al-maktaba.org/book/31616/50812 Contoh misalkan, si pulan dianggap sebagai ulama qira'ah, tetapi dia tidak mengetahui beberapa perbedaan pendapat ulama qira'ah. Maka dia bukan ulama qira'ah. Si pulan ulama Fiqh, namun ternyata si pulan, tidak tahu banyak masalah perbedaan pendapat para ulama Fiqh. Maka dia bukan ulama Fiqh.  Berkata Hisyam bin Ubaidullah Ar-Razi rahimahullah,  مَنْ لَمْ يَعْرِفْ اِخْتِلاَفَ اْلقُرَّاءِ فَلَيْسَ بِقَارِئٍ ، وَمَنْ لَمْ يَعْرِفْ اِخْتِلاَفَ اْلفُقَهَاءِ فَلَيْسَ بِفَقِيهٍ Barangsiapa tidak mengetahui...