ANJING TIDAK MENGENAL EMAS DAN PERAK

ANJING TIDAK MENGENAL EMAS DAN PERAK


Bagaimana seseorang bisa mengetahui atau mengenali kebenaran kalau dia bodoh, diakibatkan tidak mau belajar dan duduk dalam majlis ilmu? 

Seseorang akan mengetahui dan memahami mana syirik mau tauhid, mana sunnah mana bid'ah, mana haram mana halal, mana yang diperintahkan mana yang dilarang, mana jalan ke surga mana jalan ke neraka dan lain sebagainya dengan cara belajar dan duduk dalam majlis ilmu syar'i, yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat alquran, sunnah-sunnah Nabi shalallahu alaihi wasallam dan dengan pemahaman yang benar, pemahaman para salafushholeh. 

Berkata Malik bin Dinar rahimahullah :

يا هؤلاء، إن الكلب إذا طرح إليه الذهب والفضة لم يعرفهما، وإذا طرح إليه العظم أكب عليه،كذلك سفهاؤكم لا يعرفون الحق. حلية الأولياء (360/2)

Wahai mereka ini, sesungguhnya anjing apabila dilemparkan kepadanya emas dan perak, maka dia tidak akan mengenali keduanya, namun apabila dilemparkan kepadanya sepotong tulang maka dia akan menghampirinya.

Demikian pula dengan orang-orang yang bodoh dari kalian, mereka tidak akan mengenali kebenaran. (Hilyah Al-Awliya (2/360).

Dikarenakan tidak mengetahui kebenaran, ketika kebenaran datang kepadanya, dia pun menolaknya dan dia memilih mengikuti hawa nafsunya. 

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu :

 فــإِنَّ الإِنـسَـان قَـدْ يــَعرِفُ أَنَّ الحـَقَّ مَـعَ غَيــْرِهِ، وَمـَعَ هَـذَا يَجــْحَد ذَلِـكَ: لِحَـسَدِهِ إِيَّـاه، أَوْ لِـطَلَبِ عـُلُوِّهِ عَلَيْـهِ، أَوْ لِــهَوَى النَّـفـس. وَيُحَمـلُهُ ذَلِكَ الهـَوَى عَلَى: أَنْ يَعـْتَدِي عَلَـيْهِ. وَيـرد مَا يـَقُولُ بِكُلِّ طَرِيــق وَهُوَ فِي قَلْـبِهِ يَعـْلَمُ أنَّ الحـَقَّ مَعَـهُ. 

"Maka sesungguhnya manusia kadang mengetahui bahwa kebenaran ada pada orang lain, namun bersamaan dengan itu ia menolaknya, dikarenakan: 1. Sifat hasadnya terhadap orang yang membawa kebenaran tersebut. 2. Atau karena merasa lebih tinggi dari orang yang membawa kebenaran. 3. Atau karena lebih MENGIKUTI HAWA NAFSUNYA. Maka hawa nafsu tersebut akan menyeret dia pada tindakan melampaui batas, menolak segala sesuatu yang diucapkan oleh orang (yang membawa kebenaran) dengan berbagai cara, sementara dalam hatinya, ia mengetahui bahwa kebenaran bersama orang tersebut.” (Majmu' Fatawa, 7/191).

AFM






 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat