Royalti Di Akhirat

ROYALTI DI AKHIRAT

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim, Ibnu Hajar, Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab dan para ulama penulis kitab lainya, kitab-kitab mereka terus dicetak ulang dari zaman ke zaman, dari berbagai penerbit diberbagai negara dengan berbagai bahasa di dunia, ini menunjukkan keikhlasan para penulisnya yang hanya mengharapkan balasan dari Allah semata, sehingga kitabnya sampai sekarang ini masih eksis. Mereka tidak mendapatkan Royalti keuntungan dunia dari hasil karya tulisnya, tetapi menjadi investasi kekayaan akhirat yang terus mengalir.

Menyebarkan ilmu yang bermanfaat, baik dengan lisan maupun tulisan, merupakan amalan yang berpahala besar yang terus bertambah pahalanya seiring dengan semakin banyaknya orang yang tersadarkan dengan ilmu yang disebarkan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

“Barang siapa yang mencontohkan kebiasaan yang baik di dalam Islam, maka ia akan mendapat pahala dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa yang mencontohkan kebiasaan yang jelek, maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang yang mengerjakannya sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Bukharidan Muslim).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhu:

فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ)) (رواه البخاري ومسلم وأحمد

“Demi Allah, sesungguhnya Allah Ta'ala  menunjuki seseorang dengan (da’wah)mu maka itu lebih bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa: “Unta merah adalah kendaraan yang sangat berharga bagi orang Arab saat itu.” (Fathul Bari).

Disamping itu pula, menyebarkan ilmu merupakan kedermawaan yang lebih berharga dari pada mendermakan harta.

Berkata Imam Ibnul Qoyyim  rahimahullåhu:

الجود بالعلم وبذله وهو من أعلى مراتب الجود ، والجود به أفضل من الجود بالمال لأن العلم أشرف من المال .

“Kedermawanan dengan ilmu dan berupaya (menyebarkan) ilmu adalah lebih utama daripada kedermawanan dengan harta, karena ilmu itu lebih mulia daripada HARTA“`.  Madârijus Sâlikîn (II/281).

Bahkan menyebarkan ilmu yang bermanfaat memiliki derajat yang paling tinggi setelah kenabian.

Berkata Imam Ibnul Mubârok rahimahullåhu :

لا أعلم بعد النبوة درجة أفضل من بث العلم .

“Saya tidak tahu ada derajat yang lebih utama setelah nubuwah (kenabian) yang melebihi daripada menyebarkan ilmu“` (Tahdzîbul Kamâl (16/20)).

Menyebarkan ilmu yang bermanfaat, adalah amalan yang terus mengalir walaupun kita sudah berada di dalam kubur.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ِ

Sesungguhnya diantara amal dan kebaikannya yang akan menyertai seorang Mukmin setelah meninggalnya adalah ilmu yang diajarkan dan disebarkannya. (HR. Ibnu Majah. Berkata Syekh Al Albani: Hadits Hasan).

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَرْبَعَةٌ تَجْرِي عَلَيْهِمْ أُجُوْرُهُمْ بَعْدَ الْمَوْتِ : مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيْلِ اللهِ وَ مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أُجْرِيَ لَهُ عَمَلُهُ مَا عَمِلَ بِهِ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَجْرُهَا يَجْرِي لَهُ مَا وُجِدَتْ وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ يَدْعُوْ لَهُ

Ada empat hal yang pahalanya tetap mengalir bagi pelakunya setelah meninggalnya (yaitu) orang yang meninggal saat menjaga perbatasan dalam jihad fi sabilillah, orang yang mengajarkan ilmu dia akan tetap diberi pahala selama ilmunya itu diamalkan; Orang yang bersedekah maka pahalanya akan tetap mengalir selama sedekah itu masih ada; dan orang yang meninggalkan anak shalih yang mendo’akannya. (HR. Ahmad dan Ath Thabrani. Berkata Syekh Al Albani: Hadits Hasan).

Dan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila seseorang sudah meninggal maka seluruh amalannya terputus kecuali dari tiga perkara (yaitu) dari sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang mendo’akannya. (HR. Muslim).

Berkata Imam Ibnul Jauzî rahimahullåhu :

من أحب أن ﻻ ينقطع عمله بعد موته فلينشر العلم 

Barangsiapa yang senang amalnya tidak terputus setelah wafatnya, maka hendaknya ia menyebarkan ilmu“` (At-Tadzkiroh_ hal. 55).

Semoga Allah mudahkan bagi saya pribadi dan antum semua bisa mengikuti jejak para ulama di atas, yang menghabiskan waktunya untuk berdakwah, mengajar dan menulis ilmu yang bermanfaat serta menyebarkannya, agar pahala terus mengalir, yang menjadi pemberat amal shaleh di akhirat, walaupun mungkin di dunia tidak mendapatkan keuntungan dari berdakwah, mengajar dan menulis ilmu yang bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

KENAPA KAMU DIAM?