Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Mengharapkan Kematian

MENGHARAPKAN KEMATIAN Ada seseorang tertimpa musibah, sakit atau penderitaan, lantas dia pun mengharapkan kematian kepada Allah Ta'ala, karena saking tidak kuat dan tidak sanggupnya memikul penderitaannya. Hal seperti itu pernah terjadi di zaman para sahabat, maka ditegurlah orang tersebut oleh salah seorang sahabat.  Ibnu Umar radhiallahu anhuma mendengar seseorang berangan-angan kematian, maka beliau mengatakan : لا تتمن الموت ، فإنك ميت ، وسل الله العافية  “Janganlah kamu berangan-angan kematian. Maka sesungguhnya kamu pasti akan mati. Dan mohonlah kepada Allah kesehatan. (Lathoifil Al Ma'arif 298).  Bahkan sebagian orang-orang shaleh terdahulu yang badannya sehat bugar dan tidak mengalami penderitaan, mereka mengharapkan kematian, ternyata setelah kematian itu mendatanginya,  mereka pun pada menyesal.  Berkata Ibnu Rojab rahimahullah : " وقد كان كثير من الصالحين يتمنى الموت في صحته ، فلما نزل به كرهه لشدته ، ومنهم أبو الدرداء وسفيان الثوري ، فما الظن بغيرهما...

Semua Agama Sama?

SEMUA AGAMA SAMA?  Gerakan sekuler liberal senantiasa mempropaganda bahwasanya semua agama itu sama. Semua agama itu baik. Semua agama itu benar. Propaganda ini merupakan sesuatu yang batil. Jika seseorang menyakini hal ini, maka menyebabkan seseorang tersebut kufur, keluar dari islam.  Berkata Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah : وخلاصة أن من يعتقد أنه يجوز لأحد أن يتدين بما شاء وأنه حرّ فيما يتدين به فإنه كافر بالله -عزّ وجلّ-؛ لأن الله تعالى يقول: ﴿وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ﴾[آل عمران: 85], ويقول: ﴿إِنَّ الدِّينَ عنْدَ الله الإِسلام﴾[آل عمران: 19]،  Kesimpulannya, sesungguhnya orang yang berkeyakinan bahwasanya bagi seseorang boleh bebas memeluk agama dengan apa yang dia kehendaki, maka sesungguhnya dia KAFIR kepada Allah 'Azza Wa Jalla, karena sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman : "Dan barang siapa yang mencari agama selain dari Islam maka sekali-kali tidak akan diterima darinya". (QS. Ali Imran 85). Dan...

PENAKLUKAN KOTA MAKKAH

PENAKLUKAN KOTA MAKKAH Ada seorang sahabat Anshar  Sa'ad bin 'Ubadah radhiyallahu,  ketika penaklukan kota Makkah, berkata kepada Abu Sufyan, bahwa hari ini adalah hari pembantaian. Maka Abu Sufyan mengadu ke Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang hal ini. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, bahwa perkataan itu tidak benar, hari ini adalah hari  mengagungkan Ka'bah.  Berkata Sa'ad bin 'Ubadah radhiyallahu : يَا اَبَا سُفْيَانَ، اَلْيَوْمَ يَوْمُ اْلمَلْحَمَةِ، اَلْيَوْمَ تُسْتَحَلُّ اْلكَعْبَةُ. فَقَالَ اَبُو سُفْيَانَ: يَا عَبَّاسُ، حَبَّذَا يَوْمُ الذّمَارِ، ثُمَّ جَاءَتْ كَتِيْبَةٌ وَ هِيَ اَقَلُّ اْلكَتَائِبِ، فِيْهِمْ رَسُوْلُ اللهِ ص وَ اَصْحَابُهُ وَ رَايَةُ النَّبِيّ ص مَعَ الزُّبَيْرِ بْنِ اْلعَوَّامِ. فَلَمَّا مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص بِاَبِى سُفْيَانَ قَالَ: اَلَمْ تَعْلَمْ مَا قَالَ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ؟ قَالَ: مَا قَالَ؟ قَالَ: قَالَ كَذَا وَ كَذَا. فَقَالَ: كَذَبَ سَعْدٌ، وَ لكِنْ هذَا يَوُمٌ يُعَظّمُ اللهُ فِيْهِ اْلكَعْبَةَ...

Memilihkan Suami Untuk Anak

MEMILIHKAN SUAMI UNTUK ANAK Seorang ayah berkewajiban mencarikan dan memilihkan suami untuk anaknya. Tentulah bukan sembarang suami, tetapi suami yang sholeh. Karena suami yang sholeh ini, jika dia mencintai isterinya, dia akan memuliakannya dan jika dia membencinya, dia tidak akan menghinakannya.  Dan boleh jadi lelaki yang sholeh itu orang miskin, sehingga tidak bisa membiayai uang walimah, tidak ada modal usaha untuk menghidupi isterinya nanti atau tidak ada tempat tinggal untuk isterinya, maka orang tua pun mengeluarkan koceknya untuk membantunya.  Asy-Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah berkata: لأن تختار لابنتك زوجًا صالحًا، إن أحبها أكرمهما، وإن أبغضها ما أهانها، ولو دفعت من مالك هذا خير. "Sungguh jika engkau memilihkan untuk putrimu seorang suami yang sholeh, seandainya dia mencintainya, dia akan MEMULIAKANNYA, dan seandainya dia membencinya, dia TIDAK AKAN MENGHINAKANNYA, walaupun engkau harus mengeluarkan hartamu, ini yang terbaik." (As-ilatun Minal Imarat). AFM

Mencoreng Dakwah Salaf

MENCORENG DAKWAH SALAF Semakin hari, semakin banyak orang mendapatkan taufik untuk mengikuti aqidah dan manhaj yang benar ini. Namun sayang, tidak sedikit diantara mereka memilki akhlak perilaku yang buruk, bukan hanya kepada orang lain, tetapi juga kepada orang tuanya, anaknya, isterinya dan saudara-saudaranya.  Mungkin mereka begitu semangat, sehingga ketika mendakwahi orang lain, termasuk keluarganya tentang aqidah dan manhaj, namun cara dan metodenya belum mengetahui dan memahami  bagaimana para salaf mendakwahi orang lain dan keluarganya.  Akhirnya apa yang terjadi! Sungguh hal ini membuat dakwah salaf tercoreng, merugikan dakwah dan memberi pengaruh buruk terhadap kebaikan dan kebenaran dakwah ini.  Asy-Syaikh Rabi' bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah berkata: ﺃﻧﺎﺱ ﻳُﻮَﻓَّﻘُﻮﻥ ﻟﻠﻌﻘﻴﺪﺓ ﻭﺍﻟﻤﻨﻬﺞ، ﻟﻜﻦ ﻓﻲ ﺳﻠﻮﻛﻬﻢ ﻳﻀﻴﻌﻮﻥ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﻭﻳﻀﻴﻌﻮﻥ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ، ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻌﻬﻢ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﻟﻜﻦ ﺳﻠﻮﻛﻬﻢ ﻭﺃﺳﻠﻮﺑﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻳُﺆﺛِّﺮُ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻳَﻀُﺮُّﻫﺎ! "Ada orang-orang, mereka mendapatkan taufiq (untuk me...

Terlalu Dibesar-besarkan

TERLALU DIBESAR-BESARKAN Ada orang yang tidak dikenal oleh manusia. Tidak pernah muncul di youtube atau televisi, padahal dia seorang ustadz atau seorang ulama yang senantiasa ucapannya sesuai dengan Al-Qur'an dan as-Sunnah.  Namun sebaliknya ada seseorang yang dibesar-besarkan namanya oleh murid-muridnya atau para pengikutnya dan dibesarkan oleh media. Akhirnya dia menjadi ustadz atau ulama yang masyhur. Padahal ucapan dan perbuatannya senantiasa bertentangan dengan alquran dan assunnah.  Nah siapakah dari keduanya yang ucapannya diterima?  Tentulah yang ucapannya sesuai dengan alquran dan assunnah walaupun dia kurang dikenal oleh manusia.  Asy-Syaikh Hamud bin Abdillah at-Tuwaijiry rahimahullah berkata: فإن العُلماء لا تُعظم أقدارهم ويُعتد بأقوالهم بمجرد التفخيم لهم والتنويه بذكرهم، وإنما يعتبرون باتباع الحق وإجتناب الباطل، فمن قال منهم بما يوافق الكتاب والسّنة فقوله مقبول ولو كان خامل الذكر عند الناس، ومن قال منهم بما يخالف الكتاب والسّنة فقوله مردود ولو كان مشهور...

Pelaku Bid'ah Dan Maksiat

PELAKU BID'AH DAN MAKSIAT Ada seseorang melakukan berbagai macam maksiat, seakan tidak ada satu pun maksiat, dia pernah melakukannya. Namun peluang dia untuk bertaubat terbuka lebar. Karena pelaku maksiat, dia tahu bahwa yang dia lakukan adalah perbuatan yang tidak baik.  Sedangkan ada seseorang, melakukan berbagai macam amalan bid'ah dalam agama dan dia merasa bahwa amalan yang dia lakukan adalah suatu kebenaran, inilah yang membuat dia sulit untuk bertaubat.  Untuk itulah, pelaku maksiat, lebih baik daripada pelaku bid'ah. Ahlul bid'ah lebih buruk, lebih jelek dari pada ahlul maksiat.  Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : إن أهل البدع شر من أهل المعاصي الشهوانية بالسنة والإجماع.  Sesungguhnya AHLUL BID'AH lebih jelek daripada AHLU MAKSIAT SYAHWANIYYAH berdasarkan sunnah dan ijma'. (Majmu’ Fatawa 30/130).  Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullah : إن البدعة أحب إلى إبليس من المعصية؛ لأن البدعة لا يُتاب منها والمعصية يُتاب منها  Sesungguhnya ...

Pembelaan Para Buzzer

 PEMBELAAN PARA BUZZER Para buzzer, mereka akan membela penguasa secara totalitas, baik ataupun buruk perilaku penguasa. Mereka akan berusaha menangkal habis-habisan, siapa saja yang bersebrangan dan menyerang penguasa. Mereka akan mentaati penguasa, sekalipun perkara maksiat.  Mereka melakukan itu semua bukan karena cinta kepada penguasa. Tetapi orientasinya karena dunia. Kalau pulus dan jabatan tidak ada lagi atau mungkin tidak dapat bagian, maka berakhir pula dalam membela penguasa. Berakhir pula mendengar dan taat kepada penguasa.  Tidak seperti halnya ahlussunnah, mereka mencintai penguasa karena Allah, bukan untuk keuntungan dunia. Makanya ahlussunnah akan menolong dan membela penguasa kalau mereka di atas kebenaran. Kalau penguasa mereka zalim atau fasik, mereka doakan kebaikan, mereka nasehati dengan baik dan mereka bersabar dengannya.  Asy-Syaikh Hamid Khamis al-Junaiby hafizhahullah berkata: ‏من علامات أعظم علامات أهل_السنة: محبتهم لولاة أمرهم لله عز وجل، و...

Tidak Akan Kecewa

TIDAK AKAN KECEWA Bagi seseorang yang memiliki ilmu, mendakwahi manusia adalah suatu kewajiban. Dan hendaklah di dalam berdakwah didasari niat untuk memperbaiki manusia dan demi kebaikan mereka. Bukan agar mereka nantinya mengangkatnya menjadi pemimpin, bukan untuk menguras dan mengumpulkan harta mereka, bukan untuk merekrut mereka menjadi pengikut atau followernya dan perkara-perkara dunia lainya.  Asy-Syaikh Muqbil bin Hady rahimahullah berkata: ‏وعليهم (يعني الدعاة إلى الله) أن يُشعِرُوا الناس أنهم يَدعُونهم من أجل مصلحتهم، لا من أجل أن يكونوا رؤساء عليهم، ولا من أجل أن يأخذوا أموالهم، ولا من أجل أن يكثر أتباعُهم، ولكن من أجل أداءِ واجبٍ أوجبه الله عليهم وعلى طلبة العلم. "Dan (wajib) atas mereka (yakni para dai ilallah) untuk menasehati manusia, sesungguhnya (para dai) mendakwahi mereka dalam rangka untuk kebaikan mereka, bukan agar mereka menjadi pemimpin manusia, bukan untuk menguras harta manusia dan bukan agar pengikut mereka bertambah banyak, tetapi semata-mata untuk menun...

Dunia Datang, Mereka Lari Darinya

DUNIA DATANG, MEREKA LARI DARINYA  Banyak para sahabat yang kaya raya, sebut saja seperti Abu Bakar Ash Shidiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, Abdurrahman Bin Auf dan yang lainnya radhiyallahu anhum, namun mereka adalah orang-orang yang zuhud. Mereka tidak meletakkan hartanya di hati. Mereka meletakkan di tangannya (silahkan baca di sini https://m.facebook.com/abufadhelmajalengkai/photos/a.904451986557975/912385935764580/?type=3).  Banyak orang berkata kepada Malik Bin Dinar rahimahullah , bahwa beliau orang yang zuhud, beliau pun berkata, "Orang yang zuhud itu khalifah Umar Bin Abdul Azis rahimahullah, harta perbendaharaan dunia datang kepadanya, namun beliau meninggalkannya.  Berkata Malik Bin Dinar rahimahullah : الناس يقولون عنّي زاهد، إنما الزاهد عمر بن عبد العزيز الذي أتته الدنيا فتركها [سير أعلام النبلاء : 5/ 134] "Manusia mengatakan tentangku bahwa aku zuhud. Padahal orang yang zuhud itu adalah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah. Dunia datang tunduk kepada nya ...

Disaat Kesusahan

DI SAAT KESUSAHAN Ketika seseorang mengalami kesulitan dan kesusahan, tidak sedikit teman yang dulunya akrab, dekat dan bersahabat, lambat laun menjauh dan meninggalkannya. Tidak sebagaimana ketika hidup masih bergelimang kesenangan, berlimpah kekayaan dan bertumpuk harta benda, semua mendekat, merapat dan mengambil manfaat.  Disini seseorang bisa menilai, siapa teman (saudara) yang sejati atau siapa teman (saudara) yang sesungguhnya, yakni teman yang tidak menelantarkannya ketika datang kesusahan dan kesulitan, justru dia akan membantu sebisa mungkin.  Berkata Al-Imam Ibnu Hibban rahimahullah : والإخوان يُعرفون عند الحوائج؛ لأن كل الناس في الرخاء أصدقاء، وشرُّ الإخوان الخاذل لإخوانه عند الشدة والحاجة. اهـ "Dan Saudara (yang sejati) itu, mereka diketahui di saat membutuhkan, karena sesungguhnya semua orang berteman hanya ketika dalam keadaan senang. Dan seburuk-buruk saudara adalah yang menelantarkan saudaranya ketika susah dan membutuhkan." (Raudhatul Uqala', hlm. 221). ...

Meminjam Barang

MEMINJAM BARANG Ada seorang salaf, meminjam sebuah pena kepada seseorang, namun dia lupa mengembalikan, padahal dia sudah berjalan dengan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya dia pun putar balik untuk mengembalikan pena tersebut.  Al-Imam Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah berkata: استعرت قلما بأرض الشام، فذهبت على أن أرده، فلما قدمت مرو نظرت فإذا هو معي، فرجعت إلى الشام حتى رددته على صاحبه. "Saya meminjam sebuah pena di daerah Syam, lalu saya pergi dengan niat untuk mengembalikannya, namun ketika saya tiba di Marwa saya melihat ternyata pena tersebut masih bersama saya, maka saya kembali ke Syam hingga saya bisa mengembalikannya kepada pemiliknya." (Siyar A’lamin Nubala', VIII/359).  Kota Marwa berada di negeri Turkmenistan atau Turkmenia di Asia Tengah Uni Soviet, entah berapa jaraknya dari negeri Syam yang ada di jazirah Arab. Yang jelas, cukup jauh dan pada waktu itu kendaraannya jelas bukan kereta api, mobil atau pesawat.  Itulah para salaf, meneladani dan mengikut...

Keindahan Matahari Dan Bulan

KEINDAHAN MATAHARI DAN BULAN  Untuk melihat keindahan terbit dan tenggelamnya matahari serta cahaya indah bulan, orang rela untuk mendaki gunung yang tinggi, udara yang super dingin dan perjalanan yang begitu sulit. Ada juga yang bercapai-capai pergi ke pinggir pantai atau ke padang sahara, untuk melihat keindahan tenggelam dan terbitnya matahari serta keindahan sinar rembulan.  Namun ketika hendak pergi menuntut ilmu agama, beratnya minta ampun, padahal perjalanan mudah, ada kendaraan, badan sehat, apalagi tempat taklimnya dekat, cukup dua atau tiga menit perjalanan jalan kaki sudah nyampe. Padahal ilmu agama itu kalau digambarkan, lebih indah dari pada matahari dan bulan.  Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah : ‏لو صُور العلم صورة ؛ لكانت أجمل من الشمس والقمر  [ ابن القيم روضة المحبين ص 301 ]  Seandainya saja ilmu syar'i itu digambarkan dalam bentuk gambar,  Sungguh gambar tersebut akan lebih indah daripada matahari dan rembulan. (Roudhotul Muhi...

Mereka Merasa Diatas Petunjuk

MEREKA MERASA DI ATAS PETUNJUK Semua ahlul bid'ah, beragama mereka hanya mengikuti hawa nafsunya, perasaannya dan akalnya. Kalau sesuai dengan hawa nafsunya, akalnya dan perasaannya, maka mereka ikuti, jika tidak, maka mereka tidak mengikuti.  Mereka mengira bahwasanya mereka di atas petunjuk, padahal mereka manusia yang paling sesat.  Berkata Al Imam Asy Syathibiy rahimahullah : المبتدع قدم هوى نفسه على هدى ربه، فكان أضل الناس وهو يظن أنه على هدى. (الاعتصام : ٦٨) Mubtadi itu mendahulukan hawa nafsunya atas petunjuk Rabbnya, maka dia menjadi manusia yang paling sesat, walaupun dia mengira bahwa dirinya diatas petunjuk (kebenaran). (Al I'tisham : 68). Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah : ولو أن الإنسان فيما يتقرب به إلى الله اتبع ذوقه أو اتبع رأيه لأصبح بلا دين؛ لأنه إنما يتبع هواه. "Seandainya seseorang ketika beribadah mengikuti perasaannya atau mengikuti pendapatnya, niscaya dia tidak terikat lagi dengan agama, karena dia hanyalah mengikuti h...