Pelaku Bid'ah Dan Maksiat
PELAKU BID'AH DAN MAKSIAT
Ada seseorang melakukan berbagai macam maksiat, seakan tidak ada satu pun maksiat, dia pernah melakukannya. Namun peluang dia untuk bertaubat terbuka lebar. Karena pelaku maksiat, dia tahu bahwa yang dia lakukan adalah perbuatan yang tidak baik.
Sedangkan ada seseorang, melakukan berbagai macam amalan bid'ah dalam agama dan dia merasa bahwa amalan yang dia lakukan adalah suatu kebenaran, inilah yang membuat dia sulit untuk bertaubat.
Untuk itulah, pelaku maksiat, lebih baik daripada pelaku bid'ah. Ahlul bid'ah lebih buruk, lebih jelek dari pada ahlul maksiat.
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
إن أهل البدع شر من أهل المعاصي الشهوانية بالسنة والإجماع.
Sesungguhnya AHLUL BID'AH lebih jelek daripada AHLU MAKSIAT SYAHWANIYYAH berdasarkan sunnah dan ijma'. (Majmu’ Fatawa 30/130).
Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullah :
إن البدعة أحب إلى إبليس من المعصية؛ لأن البدعة لا يُتاب منها والمعصية يُتاب منها
Sesungguhnya BID'AH ITU lebih dicintai IBLIS daripada maksiat. Karena sesungguhnya BID'AH ITU pelakunya (sulit bertaubat) dari (kebid'ahan) nya, sementara maksiat pelakunya akan (mudah) bertaubat dari (maksiat) nya. (Al Hilyah 26/7).
Dan berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullah :
والبدعة أحب إلى إبليس من المعصية لأن العاصي يعلم أنه عاصٍ فيتوب، والمبتدع يحسب أن الذي يفعله طاعة؛ فلا يتوب”.
Dan BID'AH ITU lebih dicintai IBLIS daripada maksiat. Karena sesungguhnya PELAKU MAKSIAT, dia tahu bahwasanya dia bermaksiat, maka dia akan (mudah) bertaubat. Sementara PELAKU BID'AH, dia beranggapan, bahwasanya yang dia kerjakan adalah keta’atan, sehingga dia tidak (mudah) bertaubat. (Majmu Fatawa 11/633).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar