JAM DIGITAL MASJID MEMATIKAN SUNNAH
JAM DIGITAL MASJID MEMATIKAN SUNNAH
Adanya jam digital yang ada dimasjid-masjid di zaman sekarang ini yang sudah diprogram khusus kapan waktu adzan dan kapan waktu iqamah, memang satu sisi ada manfaatnya, namun disisi lain ada mudharatnya.
Diantara kemudharatannya adalah ketika muadzin lambat adzan, selesai adzan langsung iqamah, dikarenakan waktu iqamah di jam digital sudah bunyi. Akhirnya jamaah tidak sempat shalat sunnah dan tidak sempat berdoa. Padahal antara adzan dan iqamah ada shalat sunnah, baik yang muakkad maupun yang ghoiru muakkad dan juga ada waktu yang doa pasti diijabah, yakni waktu antara adzan dan iqamah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Antara setiap dua adzan (adzan dan iqomah) ada shalat” (Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya) tiga kali, bagi orang yang menghendaki”. (HR. Al-Bukhari).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إن الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة فادعوا." رواه الترمذي (212) وأبو داود (437) وأحمد (12174) – واللفظ له – وصححه الألباني في صحيح أبي داود
Sesungguhnya doa itu tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah, maka berdoalah. (Tirmidzi dll-Shahih).
Seharusnya para pengurus masjid, muadzin, imam dan jamaah masjid tidak tunduk dan taat dengan jam digital. Kalau muadzin lambat adzan, berilah kesempatan para jamaah untuk shalat sunnah dan berdoa antara adzan dan iqamah, jangan langsung iqamah dikarenakan jam digital sudah menunjukkan waktu iqamah.
Berapa jarak ideal waktu antara adzan dan iqamah?
Yang paling ideal dan mengikuti sunnah adalah seukuran orang buang hajat menyelesaikan hajatnya atau orang makan menyelesaikan makannya dengan tenang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْعَلْ بَيْنَ أَذَانِكَ وَإِقَامَتِكَ نَفَسًا قَدْرَ مَا يَقْضِي الْمُعْتَصِرُ حَاجَتَهُ فِي مَهْلٍ , وَ قَدْرَ مَا يَفْرُغُ الْآكِلُ مِنْ طَعَامِهِ فِي مَهْلٍ
Jadikanlah antara adzanmu dengan iqamahmu kelonggaran seukuran mu’tashir (orang yang buang hajat) menyelesaikan hajatnya dengan tenang dan seukuran orang yang sedang makan menyelesaikan makannya dengan tenang!” (HR. At-Tirmidzi - Hadits Hasan).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Afwan, saya tidak pernah menemukan iqomah kumandangkan berdekatan dengan adzan ketika tanda iqomah berbunyi, baik di masjid salafi atau non salafi. Ini terjadi karena jam digital bisa di setting sedemikian rupa hingga memberi kelapangan pada jamaah untuk melaksanakan sunnah2 antara adzan dan iqomah. Harap beri udzur, mungkin saja terjadi kesalahan setting atau kurang paham dalam melakukan setting jam digital sehingga jarak waktu antara adzan dan iqomah terlalu dekat.
BalasHapusJadi bukan jam digital yang mematikan sunnah, tapi kurangnya penguasaan teknis terhadap jam digital, atau kurangnya pemahaman tentang sunnah2 antara adzan dan iqomah, atau kombinasi keduanya.
BalasHapus