MURID DURHAKA

MURID DURHAKA 

Durhaka kepada orang tua, dosanya bisa dihapuskan dengan bertaubat, namun dosa terhadap gurunya, terutama guru yang mengajarkan alquran dan assunnah dengan pemahaman yang benar tidak bisa dihapuskan dengan sesuatu apa pun. 

Disebutkan dalam kitab tahdzibul asma’ wal lughat tulisan Imam Nawawi rahimahullah, berkata Abu Sahl rahimahullah, 


عقوق الوالدين تمحوه التوبة وعقوق الأستاذين لا يمحوه شيء البتة

(Dosa) Durhaka kepada kedua orang tua bisa di hapus dengan taubat, sedangkan (dosa) durhaka kepada guru tidak bisa di hapus oleh sesuatu apapun. (Tahdzibul asma’ wal lughat). Sumber : http://islamport.com/w/trj/Web/1448/815.htm

Maka hendaklah sikap terhadap guru adalah merendahkan hati, tidak angkuh, tidak tinggi hati, bersikap sopan, patuh dan taat padanya perkara yang makruf dan senantiasa meminta pertimbangan kepada gurunya dalam perkara apapun. 

Berkata Imam Nawawi rahimahullah, 

وينبغي أن يتواضع لمعلِّمه، ويتأدب معه، وإن كان أصغرَ منه سِنًّا، وأقلَّ شهرة ونسبًا، وصلاحًا، وغير ذلك، ويتواضع للعِلم، فبتواضعه يدركه، 

Dan semestinya (seorang murid) bersikap rendah hati dan sopan kepada gurunya walaupun dia lebih muda umurnya darinya, kurang terkenal, lebih rendah nasabnya dan keutamaannya dan lain sebagainya. Bersikap rendah hati untuk ilmu, maka dengan rendah hati dia akan mendapatkan ilmu. 

وقد قالوا نظمًا:
العلم حرب للفتى المتعالي كالسيل حرب للمكان العالي  

Dan sungguh mereka mengucapkan syair :

Ilmu itu akan membinasakan bagi pemuda yang tinggi hati, seperti air bah yang akan menghancurkan tempat yang tinggi. 

وينبغي أن ينقاد لمعلمه ويشاوره في أموره ويقبل قوله كالمريض العاقل يقبل قول الطبيب الناصح الحاذق وهذا أولى. آداب متعلِّم القرآن

Semestinya (murid) patuh kepada gurunya, minta pertimbangan kepadanya dalam segala urusannya dan menerima perkataannya seperti orang sakit yang berakal menerima perkataan dokter yang memberi nasehat yang ahli dan ini lebih utama. (Adab Muta'allimil Qur’an). Sumber : https://www.alukah.net/sharia/0/70740/%D8%A2%D8%AF%D8%A7%D8%A8-%D9%85%D8%AA%D8%B9%D9%84%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86/

Oleh karena itu, sikap seorang murid hendaklah membela gurunya ketika gurunya dihancurkan kehormatannya dengan tanpa hak. Terutama dari murid durhaka. Siapa saja murid yang durhaka secara umum, jangan pilih kasih. Seperti kalau si murid durhaka itu satu linknya dia bela, tetapi kalau bukan seafiliasinya, dia katakan murid durhaka. Maka ini tidak benar, siapa saja orangnya yang durhaka kepada guru tidak patut dibela.  Bahkan mesti ditahdzir dan ditinggalkan, tidak diambil ilmunya, karena tidak ada keberkahan. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

وما من امرئ ينصر مسلما في موضع ينتـقص فيه من عرضه وينتهـك فيه من حرمته إلا نصره الله في موطن يحب نصرته

“Barang siapa yang tidak membela saudaranya sesama muslim pada saat kehormatan dan harga dirinya dilecehkan, maka Allah pasti tidak akan membelanya pada saat pertolongan Allah sangat diharapkan.” (HR. Abu Dawud. Berkata Syeikh Al Albani : Hadist Hasan).

Seseorang yang membela kehormatan seorang muslim, apalagi gurunya dari fitnahan, gunjingan dan dari berbagai fitnah, maka Allah akan menyelamatkan dan membebaskan dirinya dari siksa api neraka di hari kiamat kelak.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

من رد عن عرض أخيه, رد الله عن وجهه النار يوم القيامة

Siapa yang membela kehormatan saudaranya saat di dunia, maka Allah akan menyelamatkan wajahnya dari siksa api neraka di hari kiamat kelak. (HR. Tirmidzi. Berkata Tirmidzi : Hadis Hasan)

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

من ذب عن لحم أخيه بالغيبة كان حقا على الله أن يعتقه من النار

Barang siapa membela daging (kehormatan) saudaranya dari gunjingan orang lain, maka Allah pasti akan membebaskannya dari Neraka. (HR. Ahmad. Berkata Syeikh Al Albani : Shahih Li Ghairihi di Shahih Targhib Wa Targhib).

Berkata Imam Nawawi rahimahullah, 

اعلم أنه ينبغي لمن سمع غِيبةَ مسلم أن يردّها ويزجرَ قائلَها، فإن لم ينزجرْ بالكلام زجرَه بيده، فإن لم يستطع باليدِ ولا باللسان فارقَ ذلكَ المجلس، فإن سمعَ غِيبَةَ شيخه أو غيره ممّن له عليه حقّ أو كانَ من أهل الفضل والصَّلاح كان الاعتناءُ بما ذكرناه أكثر. (الأذكار 795)

Ketahuilah, bahwa yang seharusnya dilakukan seseorang yang mendengar seorang muslim dipergunjingkan, maka hendaklah dia mencegah dan menghentikan pembicaraan itu. Andaikan orang yang menggunjing itu tidak mau berhenti setelah diingatkan dengan kata-kata, maka hendaklah diingatkan dengan tangan.

Seandainya orang yang mendengar ghibah tadi tidak mampu mengingatkan dengan tangan maupun dengan lisan, maka hendaklah dia meninggalkan tempat itu.

Apabila dia mendengar gurunya, orang yang berjasa kepada dirinya atau orang yang memiliki kelebihan dan keshalihan dipergunjingkan maka hendaknya ada perhatian lebih terhadap apa yang telah dijelaskan di atas. (Al Adzkar 795) 

AFM 

Copas dari berbagai sumber 


 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?