MENCERITAKAN MASA LALU YANG PENUH LUMPUR DOSA

MENCERITAKAN MASA LALU YANG PENUH LUMPUR DOSA


Suatu ketika, saya shalat jumat disebuah masjid. Isi khutbahnya dari awal sampai akhir kebanyakan menceritakan aibnya sendiri di masa lalu. "Saya dulu tukang mabuk, main judi, tukang palak orang....dst" 

Ternyata khatibnya katanya dari mantan preman, kemudian beralih profesi menjadi ustadz karena ikut sebuah jamaah yang suka keliling mendakwahi orang. 

Sebenarnya dalam ajaran islam, aib diri di masa lalu, mesti ditutup rapat-rapat, sebagaimana orang yang melakukan maksiat di malam hari, jangan menceritakannya di siang hari. 

Bahkan sebagian orang justru bangga telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa dengan menceritakannya kepada orang lain. "Tadi malam saya telah berzina, tadi malam saya nonton film porno, dulu saya tukang mabuk, dulu saya penjudi.... dst." 

Orang seperti ini tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah Ta'ala. Justru ini mengundang kemarahan Allah Ta'ala kepadanya. 

Berkata Abu Hurairah radhiyallahu anhu, 

سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ ( كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهِرِةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِالْلَيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهَ اللهُ فَيَقُوْلُ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وُيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتَرَ اللهُ عَنْهُ)

“Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,

“Setiap ummatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al Mujaahiriin yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan sebuah perbuatan (dosa) pada malam hari kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya (dari perbuatan dosanya). Lalu laki-laki tersebut mengatakan (menceritakan kepada orang lain), “Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk (dosa) ini dan itu”. “Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh (HR. Bukhori Muslim). 

Berkata Ibnu Hajar rahimahullah di dalam kitab Fathul Bari, berkata Imam Nawawi rahimahullah, 

هم الذين جاهروا بمعاصيهم وأظهروها وكشفوا ما ستر الله –تعالى- عليهم فيتحدَّثون بها لغير ضرورة ولا حاجة

Mereka orang-orang yang menyatakan secara terbuka maksiat-maksiat mereka, mengungkapkannya dan membongkar apa-apa yang Allah Ta'ala telah tutupi atas mereka. Lalu mereka menceritakan maksiatnya tanpa ada keperluan dan kebutuhan. Sumber : https://www.islamweb.net/ar/fatwa/185407/

Seseorang hendaklah menutup rapat-rapat aib-aibnya, agar Allah Ta'ala mengampuni perbuatan maksiat dan dosanya. 

AFM 

Copas dari berbagai sumber 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?