Bencana Menimpa Semua Orang
BENCANA MENIMPA SEMUA ORANG
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jika Allah Ta'ala turunkan siksaannya, mungkin berupa peperangan, penjajahan oleh musuh islam, bencana alam dan lain sebagainya, kadang menimpa semua orang. Baik orang yang adil, maupun orang yang zalim. Baik orang yang shaleh, maupun orang yang tholeh (buruk).
Allah Ta'ala berfirman :
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Surah Al Anfal 25).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
يحذر تعالى عباده المؤمنين ) فتنة ) أي : اختبارا ومحنة ، يعم بها المسيء وغيره ، لا يخص بها أهل المعاصي ولا من باشر الذنب ، بل يعمهما ، حيث لم تدفع وترفع
Allah Ta'ala memperingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar waspada terhadap fitnah. Yang dimaksud dengan fitnah ialah cobaan dan bencana. Apabila ia datang menimpa, maka pengaruhnya meluas dan menimpa semua orang secara umum, tidak hanya orang-orang durhaka dan orang yang melakukan dosa saja, melainkan bencana dan siksaan itu mencakup kesemuanya; tidak ada yang dapat menolaknya, tidak ada pula yang dapat melenyapkannya.
(Tafsir Ibnu Katsir).
Apa sebabnya sehingga bencana menimpa semua orang? Kenapa bukan hanya menimpa orang ahlul maksiat saja secara khusus?
Salah satu sebabnya, karena orang-orang baik atau orang-orang shaleh, membiarkan kemungkaran terjadi, tidak memperingatkannya. Untuk itu, janganlah malas dan lelah untuk amal makruf nahi mungkar agar bencana musibah tidak menimpa.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
" وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقابا مِنْ عِنْدِهِ، ثُمَّ لتَدعُنّه فَلَا يَسْتَجِيبُ لَكُمْ"
Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaanNya, kalian benar-benar harus memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau Allah benar-benar dalam waktu yang dekat akan mengirimkan kepada kalian suatu siksaan dari sisi-Nya, kemudian kalian benar-benar berdoa kepada-Nya, tetapi Dia tidak memperkenankannya bagi kalian. (Riwayat Ahmad). (Tafsir Ibnu Katsir).
«إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَةَ بِعَمَلِ الْخَاصَةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانِيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوْهُ فَلاَ يُنْكِرُوْهُ فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَذَّبَ اللهُ الْعَامَةَ وَالْخَاصَةَ»
Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan menyiksa kalangan umum karena perbuatan yang dilakukan- oleh kalangan khusus, sebelum kalangan umum melihat di hadapan mereka perbuatan mungkar, sedangkan mereka mampu mencegahnya, lalu mereka tidak mencegahnya. Apabila mereka melakukan hal tersebut (yakni diam saja melihat perkara mungkar dikerjakan di hadapan mereka), maka barulah Allah akan mengazab kalangan khusus (yang terlibat) dan kalangan umum (yang menyaksikannya). (Riwayat Ahmad dan ath-Thabrani). (Tafsir Ibnu Katsir).
Sebab yang lain dikarenakan maksiat sudah menyebar secara masif ditengah-tengah kaum muslimin. Akhirnya bencana menimpa semua orang. Namun nanti, orang-orang yang shaleh mendapatkan ampunan dan ridhanya Allah Ta'ala.
Berkata Ummu Salamah radhiyallahu anha :
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “إذا ظهرت المعاصي في أمتي، عَمَّهم الله بعذاب من عنده” . فقلت: يا رسول الله، أما فيهم أناس صالحون؟ قال: “بلى”، قالت: فكيف يصنع أولئك؟ قال: “يصيبهم ما أصاب الناس، ثم يصيرون إلى مغفرة من الله ورضوان“
"Aku mendengar Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam bersabda: Jika maksiat telah menyebar di antara umatku, Allah akan menurunkan azab secara umum”. Ummu Salamah bertanya: Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang shaleh? Rasulullah menjawab: Ya. Ummu Salamah berkata: Mengapa mereka terkena juga? Rasulullah menjawab: Mereka terkena musibah yang sama sebagaimana yang lain, namun kelak mereka mendapatkan ampunan Allah dan ridha-Nya” (HR. Ahmad no.27355. Al Haitsami berkata: “Hadits ini ada dua jalur riwayat, salah satu jalurnya diriwayatkan oleh para perawi yang shahih”, Majma Az Zawaid, 7/217).
Komentar
Posting Komentar