Aqidah Allah Ada Tanpa Tempat

AQIDAH ALLAH ADA TANPA TEMPAT 


Keyakinan dan aqidah Gus Baha, MIR, UAS, Buya Yahya dan semisalnya, ALLAH ADA TANPA TEMPAT, untuk menolak Allah di atas Arasy. Mereka berdalil dengan perkataan yang dinisbatkan kepada madzhab Imam Syafii rahimahullah.


Berkata Imam Syafii rahimahullah :


إنه تعالى كان ولا مكان فخلق المكان وهو على صفة الأزلية كما كان قبل خلقه المكان ولا يجوز عليه التغير في ذاته ولا التبديل في صفاته (إتحاف السادة المتقين بشرح إحياء علوم الدين, ج 2، ص 24)


“Sesungguhnya Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Dan Allah menciptakan tempat, dan Allah Ta'ala tetap dengan sifat-sifat-Nya yang Azali sebelum Allah menciptakan tempat tanpa tempat. Dan Tidak boleh bagi-Nya berubah, baik pada Dzat maupun pada sifat-sifat-Nya” (ref: lihat az-Zabidi, Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn…, j. 2, h. 24). 


Dan berkata Imam Syafii rahimahullah :


واعلموا أن الله تعالى لا مكان له، والدليل عليه هو أن الله تعالى كان ولا مكان له فخلق المكان وهو على صفته الأزلية كما كان قبل خلقه المكان، إذ لا يجوز عليه التغير في ذاته ولا التبديل في صفاته، ولأن من له مكان فله تحت، ومن له تحت يكون متناهي الذات محدودا والحدود مخلوق، تعالى الله عن ذلك علوا كبيرا، ولهذا المعنى استحال عليه الزوجة والولد لأن ذلك لا يتم إلا بالمباشرة والاتصال والانفصال (الفقه الأكبر، ص13)


“Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak bertempat. Dalil atas ini adalah bahwa Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Setelah menciptakan tempat Allah tetap pada sifat-Nya yang Azali sebelum menciptakan tempat, Allah ada tanpa tempat. Tidak boleh pada hak Allah adanya perubahan, baik pada Dzat-Nya maupun pada sifat-sifat-Nya. Karena sesuatu yang memiliki tempat maka ia pasti memiliki arah bawah, dan bila demikian maka mesti ia memiliki bentuk tubuh dan batasan, dan sesuatu yang memiliki batasan mestilah ia merupakan makhluk, Allah Maha Suci dari pada itu semua. Karena itu pula mustahil atas-Nya memiliki istri dan anak, sebab perkara seperti itu tidak terjadi kecuali dengan adanya sentuhan, menempel, dan terpisah, dan Allah mustahil bagi-Nya terbagi-bagi dan terpisah-pisah. Karenanya tidak boleh dibayangkan dari Allah adanya sifat menempel dan berpisah. Oleh sebab itu adanya suami, istri, dan anak pada hak Allah adalah sesuatu yang mustahil” (al-Fiqh al-Akbar, h. 13, Imam Syafi'i).


Kalau perkataan ini benar, perkataannya tidak menafikan Allah di langit, karena yang dinafikan adalah Allah bertempat. Para salaf terdahulu kalau ditanya dimana Allah ? Mereka mengatakan Allah di langit di atas Arasy. Tidak mengatakan Allah bertempat di Arasy. Sekali lagi, perkataan Imam Syafii rahimahullah, tidak mengingkari Allah di langit di atas Arasy. Yang menjadi masalah, orang yang menjadikan perkataan Imam Syafii ini sebagai hujjah, untuk menolak Allah di langit di atas Arasy. Perhatikan perkataan Imam Syafi dan ulama Syafiiyyah yang mengatakan Allah di atas Arasy berikut ini.


Berkata Imam Asy-Syafi’i rahimahullah:


َآنُ اللهُ عَلَى عَرْشِهِ فِي سَمَائِهِ يُقَرِّبُ مِنْ خُلْقِهِ كَيْفَ شَاءَ وَآنٌ اللهُ تَعَالَى يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا كَيْفَ شَاءَ


“Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begituAllah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya”. (Itsbatu Shifatul ‘Uluw, hal. 123-124 dan Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, hal.165).


Imam adz-Dzahabi as-Syafi’i (wafat: 748-H) menukil perkataan Ishaq bin Rahuwaih rahimahullah (wafat 238H):


قال الله تعالى {الرحمن على العرش استوى} إجماع أهل العلم أنه فوق العرش استوى ويعلم كل شيء في أسفل الأرض السابعة


“Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): ‘Ar Rahman ber-istiwa di atas Arsy’, ini adalah ijma para ulama yaitu bahwa Allah ber-istiwa di atas Arsy, dan Allah mengetahui segala sesuatu hingga di bawah bumi yang ke tujuh” (Al ‘Uluw li ‘Aliyyil Ghaffar, no. 179). 


Imam adz-Dzahabi as-Syafi’i (wafat: 748-H) berkata:


ففي الخبر مسألتان: إحداهما: شرعية قول المسلم: أين الله؟. ثانيهما: قول المسؤول: في السماء، فمن أنكر هاتين المسألتين فإنّما يُنكر على المصطفى


“Ada dua hal (yang bisa dipetik dari) hadits tersebut: pertama, bertanya “di mana Allah” adalah sesuatu yang disyariatkan. Kedua, jawaban (bagi) yang ditanya adalah: “di atas langit”. Siapa yang mengingkari kedua hal ini, maka dia telah ingkar kepada al-Mushthafa (Rasulullah).” [Mukhtashar al-‘Uluw, hal. 81]. Lebih lengkapnya tentang fatwa ulama salaf tentang Allah di langit di atas Arasy silahkan baca di link ini https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2019/11/kumpulan-fatwa-ulama-tentang-allah-di.html?m=1 


Kalau yang dimaksud dengan menafikan ruang (tempat) adalah ruang yang meliputi Allah Ta'ala, maka penafian tersebut adalah benar. Tetapi kalau menafikan Allah di atas langit, maka ini keyakinan yang menyimpang.


Syeikh Utsaimin rahimahullah berkata:


" إن أراد بنفي المكان : المكان المحيط بالله - عز وجل - فهذا النفي صحيح ، فإن الله تعالى لا يحيط به شيء من مخلوقاته ، وهو أعظم وأجل من أن يحيط به شيء ، كيف لا ( والأرض جميعا قبضته يوم القيامة والسماوات مطويات بيمينه )


“Jika yang dimaksud dengan menafikan ruang (tempat) adalah ruang yang meliputi Allah –‘azza wa jalla- maka penafian tersebut adalah benar, karena Allah tidak satu pun makhluk-Nya yang mampu meliputi-Nya, Dia adalah Maha Agung, Maha Besar dari sesuatu yang akan meliputinya, bagaimana tidak, (bumi saja berada dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan semua langit digulung dengan Tangan Kanan-Nya).


وإن أراد بنفي المكان : نفي أن يكون الله تعالى في العلو ، فهذا النفي غير صحيح ، بل هو باطل بدلالة الكتاب والسنة ، وإجماع السلف والعقل والفطرة .

وقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال للجارية : أين الله ؟ . قالت : في السماء . قال لمالكها : ( أعتقها فإنها مؤمنة ) رواه مسلم (537) .


Namun jika yang dimaksud dengan penafian ruang bagi Allah adalah menafikan kebaradaan Allah –ta’ala- di atas, maka penafian tersebut adalah tidak benar, bahkan batil sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan Sunnah, ijma’ (konsensus) ulama salaf, akal dan fitrah.


Telah ditetapkan sebuah riwayat dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda kepada seorang budak perempuan:


“Di mana Allah ?”, ia menjawab: “Di langit”. Beliau bersabda kepada tuannya: “Merdekakanlah dia; karena dia seorang mukminah”. (HR. Muslim, 537)


وكل من دعا الله عز وجل فإنه لا ينصرف قلبه إلا إلى العلو ، هذه هي الفطرة التي فطر الله الخلق عليها ، لا ينصرف عنها إلا من اجتالته الشياطين ، لا تجد أحدا يدعو الله عز وجل وهو سليم الفطرة ، ثم ينصرف قلبه يمينا أو شمالا أو إلى أسفل ، أو لا ينصرف إلى جهة ، بل لا ينصرف قلبه إلا إلى فوق " انتهى من " مجموع فتاوى ورسائل ابن عثيمين " (1/196-197) 

وإن عنى بقوله هذا : أن الله في كل مكان حيث لا يحصره مكان ، فهو قول باطل أيضا ، بل هو من


Dan setiap orang yang berdo’a kepada Allah –‘azza wa jalla- tidak memusatkan hatinya kecuali ke arah atas, inilah fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah kepada makhluk-Nya, tidak akan berpaling darinya kecuali mereka yang telah terpengaruh oleh syetan. Anda tidak akan menemukan seseorang yang berdoa kepada Allah –‘azza wa jalla- yang fitrahnya sehat memusatkan hatinya ke kanan, kiri atau ke bawah atau tidak memusatkannya pada arah tertentu, akan tetapi dia tidak akan memusatkan hatinya kecuali ke arah atas”. (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibnu Utsaimin: 1/196-197). (Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 183942).


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam Nuniyyatnya (295):


والرب فوق العرش والكرسي لا * يخفى عليه خواطر الإنسان


لا تحصروه في مكان إذ تقو * لوا ربنا حقا بكل مكان


نزهتموه بجهلكم عن عرشه * وحصرتموه في مكان ثان


لا تعدموه بقولكم لا داخل * فينا ولا هو خارج الأكوان


Rabb berada di atas ‘Arsy dan Kursi tidak # ada yang tersembunyi bagi-Nya lintasan fikiran manusia.


Janganlah kalian batasi pada tempat tertentu pada saat yang sama # kalian berkata “Tuhan kami benar-benar berada pada semua tempat.


Kalian telah membebaskan-Nya –dengan kebodohan kalian- dari ‘Arsy-Nya # namun kalian telah membatasi-Nya pada tempat lainnya.


Janganlah kalian meniadakan-Nya dengan ucapan kalian, Dia tidak berada di dalam (alam) bersama kita, juga Dia tidak berada di luar angkasa. (Sumber : Al Islam Sual Wa Jawab 183942).


AFM


Copas dari berbagai sumber


Bahasan Terkait : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1212527172419881&id=100009878282155

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?