MENINGGALKAN JUALAN BAWANG

MENINGGALKAN JUALAN BAWANG 


Menuntut ilmu itu betul-betul harus totalitas, tidak setengah-tengah atau hanya sisa waktunya. 

Semestinya yang mau menuntut ilmu yang lebih maksimal, dia menjauh dari perniagaannya dan menutup tokonya. Dia biarkan kebun, ladang atau sawahnya tidak digarap. Dan dia tinggalkan teman-teman bergaulnya. Bahkan ketika saudara dekatnya meninggal dunia, tidak sempat menyaksikan jenazahnya, karena jauhnya tempat menuntut ilmu dan sibuknya belajar. 

Berkata Abu Ahmad Nasr bin Ahmad al-Iyadhi rahimahullah seorang ahli Fiqih dari Samarkand, 

لا ينال هذا العلم إلا من عطّل دُكانه, وخرّب بستانه, وهجر إخوانه, ومات أقرب أهله إليه فلم يشهد جنازته. الجامع لأخلاق الراوي وآداب السامع|2:174

Ilmu ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang menutup tokonya, menelantarkan (menghancurkan) kebunnya, meninggalkan teman-temannya dan ketika salah seorang keluarga dekatnya meninggal, dia tidak ikut menyaksikan jenazahnya. (al-Jaami’ li Akhlaqi ar-Rawi wa Aadab as-Saami’ : 2/174). Sumber : https://al-maktaba.org/book/33426/95

Berkata Imam Asy-Syafi'i rahimahullah, 

لو كلفت شراء بصلة ما فهمت مسألة 

Seandainya saya memaksakan diri untuk jualan bawang, saya tidak memahami persoalan (ilmu agama). Sumber : https://al-maktaba.org/book/7729/9487

Seandainya terpaksa masih mencari nafkah, maka hendaklah mencari secukupnya, tidak berlebih dan tidak menyita waktunya. 

Berkata Imam Abu Hanifah rahimahullah, 

يُستعان على الفقه بجمع الهم، ويستعان على حذف العلائق بأخذ اليسير عند الحاجة ولا يزد. تذكرة السامع والمتكلم ص 67 

Ilmu fikih ini akan terbantu dengan seluruh tekad yang kuat, dan memutus hubungan (dengan dunia), akan terbantu dengan mengambil keperluan secukupnya dan tidak berlebihan. (Tadzkirah As Sami' Al Mutakallim 67).Sumber : 
https://al-maktaba.org/book/33468/239

AFM 

Copas dari berbagai sumber 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?