MENGHADAPI CELAAN DAN MAKIAN
MENGHADAPI CELAAN DAN MAKIAN
Kalau ada seseorang mencela, menghina atau mencaci-maki, sebagian orang akan marah dan berbalik marah, bahkan akan membalasnya.
Namun tidak demikian dengan salah seorang salaf, justru dia akan memaafkannya. Inilah yang berat. Mengikuti para salaf dengan baik itu bukan hal yang mudah dilakukan, hanya mudah diucapkan.
Berkata Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhuma,
لو أن رجلا شتمني في أذني هذه واعتذر إلي في أذني الأخرى لقبلت عذره
“Seandainya ada seseorang yang MENCELAKU di salah satu telingaku, lalu orang itu meminta maaf padaku di telingaku yang lain, maka aku terima maafnya.” (Al-Adab Asy-Syar'iyyah, karya Ibnu Muflih Al-Hanbali).
Begitulah para salaf, mereka mengikuti wejangan dan nasehat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk tidak membalas celaan, hinaan dan makian. Karena tahu betapa besarnya pahala didapatkan dengan tidak membalasnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻭَﺇِﻥِ ﺍﻣْﺮُﺅٌ ﻋَﻴَّﺮَﻙَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻓِﻴﻚَ، ﻓَﻼ ﺗُﻌَﻴِّﺮْﻩُ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻓِﻴﻪِ، ﻳَﻚُ ﻭَﺑَﺎﻟُﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ، ﻭَﺃَﺟْﺮُﻩُ ﻟَﻚَ، ﻭَﻻ ﺗَﺴُﺒَّﻦَّ ﺷَﻴْﺌًﺎ.
"Hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah, dan jika seseorang MENCELAMU dengan sesuatu yang dia ketahui memang ada pada dirimu, maka engkau jangan membalas mencelanya dengan sesuatu yang engkau ketahui memang ada pada dirinya, niscaya akibat buruknya akan menimpa dirinya sendiri, sedangkan engkau mendapatkan pahalanya, dan jangan sekali-kali engkau mencaci-maki seorangpun!" (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, no. 98).
ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻭَﺇِﻥِ ﺍﻣْﺮُﺅٌ ﻋَﻴَّﺮَﻙَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻓِﻴﻚَ، ﻓَﻼ ﺗُﻌَﻴِّﺮْﻩُ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻪُ ﻓِﻴﻪِ، ﻳَﻚُ ﻭَﺑَﺎﻟُﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ، ﻭَﺃَﺟْﺮُﻩُ ﻟَﻚَ، ﻭَﻻ ﺗَﺴُﺒَّﻦَّ ﺷَﻴْﺌًﺎ.
"Hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah, dan jika seseorang MENCELAMU dengan sesuatu yang dia ketahui memang ada pada dirimu, maka engkau jangan membalas mencelanya dengan sesuatu yang engkau ketahui memang ada pada dirinya, niscaya akibat buruknya akan menimpa dirinya sendiri, sedangkan engkau mendapatkan pahalanya, dan jangan sekali-kali engkau mencaci-maki seorangpun!" (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, no. 98).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar