Toleransi Agama Di Kampung

TOLERANSI AGAMA DI KAMPUNG


Di tempat kami di kampung, banyak sekali orang-orang Cina keturunan yang beragama kristen atau katolik. Saking banyaknya, mereka pun memiliki 4 atau 5 gereja dan 1 bihara klenteng.


Waktu kami sekolah di SDN 2 Sutawangi Jatiwangi Majalengka, beberapa puluh tahun yang lalu, teman satu kelas hampir setengahnya orang keturunan Cina yang beragama Nasrani atau Katolik. Kami biasa bergaul dan berteman dengan mereka.


Dan kami diajari toleransi beragama yang baik oleh guru-guru kami. Setiap pelajaran agama, kami pisah kelas. Yang beragama islam di ajar oleh guru agama islam dan yang nasrani di ajar oleh guru agama nasrani. Kalau guru agama nasrani tidak ada, teman-teman nasrani dipersilahkan main diluar. 


Namun sekarang, setelah beberapa puluh tahun berlalu, datanglah sekelompok orang yang mengajari toleransi kebablasan. Mereka membolehkan mengucapkan selamat dan ikut hadir di gereja-gereja mereka dalam ibadah mereka. 


Toleransi ala liberalisme dan pluralisme yang mengusung Sinkretisme agama, ini yang merusak toleransi agama. Dan toleransi yang seperti inilah yang ditawarkan orang-orang kafir quraisy kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam.


Al Walid bin Mughirah, Al ‘Ash bin Wail, Al Aswad Ibnul Muthollib, dan Umayyah bin Khalaf menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menawarkan pada beliau toleransi ala mereka.


يا محمد ، هلم فلنعبد ما تعبد ، وتعبد ما نعبد ، ونشترك نحن وأنت في أمرنا كله ، فإن كان الذي جئت به خيرا مما بأيدينا ، كنا قد شاركناك فيه ، وأخذنا بحظنا منه . وإن كان الذي بأيدينا خيرا مما بيدك ، كنت قد شركتنا في أمرنا ، وأخذت بحظك منه


“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian (muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al Qurthubi, 14: 425).


Kami sudah diajari toleransi agama yang benar selama ini oleh guru-guru agama kami di sekolah, guru-guru ngaji kami di musholah dan kiyai-kiyai kami di kampung. Prinsip kami terhadap non muslim sebagaimana yang Allah Ta'ala sampaikan dalam alquran.


Allah Ta'ala berfirman :


لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ


Untuk kalianlah agama kalian dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6)


Dan Allah Ta'ala berfirman :


وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ


Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, "Bagiku amalanku dan bagi kalian amalan kalian. Kalian berlepas diri terhadap apa yang aku amalkan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kalian amalkan.” (Yunus: 41)


Dan Allah Ta'ala berfirman :


لَنا أَعْمالُنا وَلَكُمْ أَعْمالُكُمْ


Bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian. (Al-Baqarah: 139)


Silahkan orang nasrani, katolik dan yang lainnya, beribadah dengan tenang di tempat-tempat ibadah mereka. Kami tidak pernah ganggu mereka. Kami tidak mengusik mereka. Dan kami tidak buat keributan di tempat ibadah mereka. Selama mereka tidak memerangi kami.


Tidak perlu kami ucapkan selamat dan tidak perlu kami hadir di tempat-tempat ibadah mereka. Apalagi menjaga tempat ibadah mereka. Cukuplah aparat TNI/Polri yang ditugaskan menjaga keamanan. 


AFM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat