Mana Yang Benar, Mana Yang Salah
MANA YANG BENAR, MANA YANG SALAH
Apakah sekarang sudah tiba waktunya zaman yang penuh penipuan. Yang pendusta, dianggap orang yang jujur. Yang khianat dianggap orang yang amanah dan orang-orang bodoh yang ikut campur dalam urusan masyarakat luas sebagaimana yang dikabarkan
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam?
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
( سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ يهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ : وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ : الرَّجُلُ التَّافِهُ يتكلم فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ) رواه ابن ماجة وهو حديث صحيح
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang banyak penipuan di dalamnya. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah ikut-ikutan berkomentar. Ada yang bertanya, “Siapakah yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang berkomentar/ikut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887]).
Jika demikian adanya, perbanyak diam, jangan bicara sesuatu yang belum jelas. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
Ada yang mengatakan aparat yang dihadang oknum ormas, ada juga yang mengatakan aparat yang yang menghadang oknum ormas. Dalam situasi seperti ini, lebih baik diam pada sesuatu yang belum pasti.
Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullah:
هذا زمن السكوت
و لزوم البيوت
و الرضى بالقوت
الى ان تموت
Ini zaman untuk banyak diam, tetap (perbanyak) tinggal di rumah, dan rela dengan makanan yang ada, sampai kematian menjemput kamu. At Tamhid Li Ibni Abdul Bar 17/443.
Berkata Imam Adz Dzahabi rahimahullah :
“إذا وقعت الفتن فتمسك بالسنة والزم الصمت ولا تخض فيما لايعنيك وماأشكل عليك فرده إلى الله ورسوله وقف ، وقل : الله أعلم ”. [ السير(20/141) ]
"Jika terjadi berbagai fitnah, maka berpeganglah dengan As Sunnah, tetaplah diam (jangan banyak bicara), dan jangan membicarakan perkara yang tidak berguna bagimu dan perkara apa saja yang masih musykil (diperbincangkan), maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam serta berhentilah dan katakanlah, "Wallahu a'lam (Allah lebih mengetahui)." (As Siyar 20/141).
Jangan seperti ustadz lapas dari tambun dan sekawanannya, alih-alih menenangkan keadaan, justru mengkompori masyarakat agar semakin bergejolak.
Al-Imam an-Nawawy rahimahullahu berkata:
ينبغي للعالم والرجل العظيم المُطاع وذي الشّهرة أن يُسكّن الناس عند الفتن ويعظهُم ويوضّح لهم الدلائل.
“Seorang ulama, orang yang besar dan banyak pengikutnya, dan orang yang terkenal, seharusnyalah melakukan upaya-upaya yang menimbulkan ketenangan bagi manusia di masa fitnah, menasehati mereka dan menjelaskan kepada mereka bimbingan-bimbingan yang terbaik.” [Al-Minhaj fi Syarh Shahih Muslim bin al-Hajjaj, jilid 2 hlm. 107].
AFM
Komentar
Posting Komentar