Akhlak Yang Rusak, Menunjukkan Aqidah Yang Rusak

AKHLAK YANG RUSAK, MENUNJUKKAN AQIDAH YANG RUSAK


Seseorang, seorang ustadz atau yang diustadzkan, kalau bicara atau mengkaji aqidah tauhid luar biasa. Beberapa kitab sudah diselesaikan bahkan dihafal di luar kepala. Namun sayang akhlaknya buruk dan rusak. Sehingga ada ulama mengatakan, aqidahnya salafi, namun akhlaknya bukan mencerminkan seorang salafi.


Berkata Asy Syaikh Al Albani rahimahulloh :


قد يکون الشخص سلفيا في عقيدته، ولکنه ليس سلفيا في تربيته و سلوکه


" Terkadang seseorang itu salafi pada aqidahnya namun tidak salafy pada tarbiyahnya dan akhlaknya." (Silsilah Al huda wan Nur 781).


Seorang salafi yang sebenarnya atau salafi sejati, yang akan ditolong oleh Allah Ta'ala, manakala aqidahnya salafiyyah, manhajnya salafi dan akhlaknya salafiyyah.


Berkata Syeikh Al Albani rahimahullah :


عندما تكون العقيدة سلفية والمنهج سلفي والاخلاق سلفية عندئذ يفرح المؤمن بنصر الله


Manakala akidahnya salafiyyah, manhajnya salafi dan akhlaknya salafiyyah, dengan demikian orang yang beriman akan bergembira dengan (turunnya) pertolongan Allah. Sumber : https://www.djelfa.info/vb/showthread.php?t=808840&page=3&styleid=16


Syekh Al Albani rahimahullah, pada awalnya beliau mengatakan bahwa problem utama umat ini adalah perkara tauhid yang rusak. Namun ternyata setelah masalah tauhid, ada problem berikutnya yang rusak, yakni masalah akhlak.


Berkata Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah :


أنا ألاحظ مع الأسف أن الناس اليوم يهتمون بالجانب الأول ألا وهو العلم ولا يهتمون بالجانب الآخر ألا وهو الأخلاق والسلوك

فإذا كان النبي صلى الله عليه واله وسلم يكاد يحصر دعوته من اجل محاسن الأخلاق ومكارمها حينما يأتي بأداة الحصر فيقول: (إنما بُعثت لأتمم مكارم الأخلاق) , فإنما ذلك يعني أن مكارم الأخلاق جزء أساسي من دعوة الرسول عليه الصلاة والسلام.


"Aku perhatikan, sangat disesalkan bahwa manusia pada hari ini mementingkan sisi pertama, yaitu ilmu, namun tidak mementingkan sisi yang lain, yaitu akhlak dan tata krama.


Apabila dulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam nyaris membatasi dakwah beliau dalam rangka akhlak yang baik dan mulia, tatkala beliau menyatakannya dengan ungkapan pembatasan  dalam sabda beliau,


"Hanyalah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."


Sabda beliau itu tidak lain menunjukkan bahwa akhlak yang mulia merupakan bagian asasi (mendasar) dari dakwah Rasulullah 'alaihi ash-shalatu wa as-sallam.


والواقع أنني كنت في ابتداء طلبي للعلم وهداية الله عز وجل إياي إلى التوحيد الخالص واطلاعي على ما يعيشه العالم الإسلامي من البعد عن هذا التوحيد,


كنت أظن أن المشكلة في العالم الإسلامي إنما هي فقط ابتعادهم عن فهمهم لحقيقة معنى لا اله إلا الله .


Pada kenyataannya sejak awal aku memulai menuntut ilmu dan Allah memberi hidayah kepadaku Tauhid yang murni, dan aku tahu kondisi kehidupan alam Islami yang jauh dari tuntunan Tauhid, ketika itu aku memandang bahwa  problem pada Alam Islami hanyalah karena mereka jauh dari memahami hakekat makna "Laailaaha illallah".


ولكني مع الزمن صرت أتبيّن أن هناك مشكلة أخرى في هذا العالم تُضاف إلى المشكلة الأولى الأساسية - ألا وهي بُعدهم عن التوحيد - المشكلة


Namun bersama dengan waktu, menjadi jelas bagiku bahwa di sana ada problem lain di Alam Islami ini, tambahan dari problem asasi yang pertama yaitu jauhnya umat dari TAUHID.


الأخرى: أنهم أكثرهم لا يتخلقون بأخلاق الإسلام الصحيحة إلا بقدر زهيد... فتاوى جدة شريط 34 (د. 4:38) 


Problem lainnya adalah : mayoritas umat tidak BERAKHLAK dengan akhlak islami yang benar, kecuali dalam jumlah yang terbatas." (Fatawa Jeddah, Kaset no. 34 (4:38)).


Jika seseorang akhlaknya rusak, maka ini mencerminkan aqidahnya yang rusak. Ini menunjukkan bahwa pelajaran aqidah yang selama ini mereka pelajari tidak di atas pemahaman yang benar. Atau belajar kepada guru yang tidak tepat.


Berkata Syeikh  Utsaimin rahimahullah :


إذا فسدت الأخلاق فسدت العقيدة، وإذا فسدت العقيدة زال تعلق المسلمين بربهم، وحينئذ صاروا أضعف الأمم. [تفسير سورة الصافات ٣٩]


"Jika akhlak telah rusak, niscaya akidah menjadi rusak, dan jika akidah telah rusak niscaya sirna ketergantungan kaum muslimin kepada Rabb mereka (Allah), dan ketika itu mereka menjadi umat yang paling lemah". [tafsir surah ash shaffat 39].


AFM


Copas dari berbagai sumber



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?