MENUNDUKKAN PANDANGAN DI DUNIA MAYA
MENUNDUKKAN PANDANGAN DI DUNIA MAYA
Ada orang yang mampu menundukkan pandangannya ketika melihat seseorang yang bukan mahramnya, baik di dunia nyata maupun dunia maya, ini menunjukkan imannya yang super sekali.
Ada juga yang mampu menundukkan pandangannya hanya di dunia nyata saja, sedangkan di dunia maya jelalatan matanya. Ini menunjukkan imannya lebih rendah dari yang pertama.
Namun ada orang, baik di dunia nyata maupun maya, tidak mampu menundukkan pandangannya sama sekali, ini menunjukkan imannya sangat melorot.
Menundukkan pandangan merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan berlaku secara umum, baik laki-laki maupun perempuan. Di dunia nyata, maupun di dunia maya.
Allah Ta’ala berfirman,
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ . وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنّ
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka MENUNDUKKAN PANDANGANNYA, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan memelihara kema-luannya...(Surah An Nur : 30-31).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
هذا أمر من الله تعالى لعباده المؤمنين أن يغضوا من أبصارهم عما حرم عليهم ، فلا ينظروا إلا إلى ما أباح لهم النظر إليه ، وأن يغضوا أبصارهم عن المحارم ، فإن اتفق أن وقع البصر على محرم من غير قصد ، فليصرف بصره عنه سريعا ،
Ini merupakan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mereka menahan PANDANGAN MATANYA terhadap hal-hal yang diharamkan bagi mereka. Oleh karena itu janganlah mereka melihat kecuali kepada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat, dan hendaklah mereka menahan pandangannya dari wanita-wanita yang muhrim. Untuk itu apabila pandangan mata mereka melihat sesuatu yang diharamkan tanpa sengaja, hendaklah ia memalingkan pandangan matanya dengan segera darinya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Apabila kita melihat wanita atau laki-laki yang bukan mahram karena tidak sengaja, maka pandangan yang pertama itu tidak mengapa dan segera tundukkan pandangan. Tidak boleh kita memandang yang berikutnya. Atau sekali pandang, tapi pandangannya lama, ini pun terlarang.
Berkata Jarir ibnu Abdullah Al-Bajali Radhiyallahu Anhu,
سألت النبي صلى الله عليه وسلم ، عن نظرة الفجأة ، فأمرني أن أصرف بصري
Aku bertanya kepada Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam tentang pandangan spontan, maka beliau memerintahkan kepadanya agar menahan pandangan matanya, yakni memalingkannya ke arah lain. (Riwayat Imam Muslim).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
يَا عَلِىُّ لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ ».
Wahai Ali, tidak boleh mengikuti pandangan dengan pandangan berikutnya, maka sesungguhnya bagi kamu yang pertama (pandangan pertama tidak mengapa), dan tidak boleh bagi kamu yang berikutnya. (HR. Abu Daud. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Hasan).
Pandangan mata kepada yang bukan mahram, ini merupakan perbuatan dosa, termasuk dari perbuatan zina, yakni zina mata. Apabila seseorang mengumbar pandangan matanya, maka hati pun akan mengumbar syahwatnya.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ.
Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas anak Adam nasibnya dari perzinaan, dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat. (HR. Imam Bukhari).
جعل الله العين مرآة القلب فإذا غض العبد بصره غض القلب شهوته وإرادته وإذا أطلق بصره أطلق القلب شهوته
"Allah telah menjadikan mata sebagai cermin hati. Maka apabila seorang hamba menundukkan pandangan matanya, maka hatinya juga akan menundukkan syahwat dan keinginannya. Namun jika dia mengumbar pandangan matanya, maka hati pun akan mengumbar syahwatnya." (Raudhatul Muhibbin 1/92).
Masalah menjaga pandangan ini, bukan hanya orang awam yang tidak mampu mengamalkannya, sekelas ustadz saja klepek-klepek dengan yang satu ini. Lebih berat dari pada melaksanakan shalat malam dicuaca yang sangat dingin.
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah,
كثير مِن الناس يصبرُ على مكابدة قيام الليل في الحَرِّ ، والبَرْدِ ، وعلى مشقة الصيام ؛ولا يصبر عن نظرة محرّمة ! .عدة الصابرين (٢٨)
“Banyak diantara manusia mampu bersabar menanggung beratnya dalam menjalani shalat malam, baik pada musim panas maupun musim dingin, dan menanggung beratnya berpuasa. Akan tetapi dia tidak mampu bersabar dalam menahan diri dari pandangan yang haram.” (‘lddatu ash-Shabirin (28)).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar