Edisi Virus Corona 11
Edisi Virus Corona 11
RITUAL TOLAK BALA MENGUNDANG BALA
Berbagai macam ritual tolak bala yang banyak mengandung bid'ah, bahkan menyerempet kesyirikan banyak digelar oleh manusia dalam rangka minta perlindungan dari ganasnya virus corona.
Padahal islam telah mengajarkan bagaimana cara untuk menolak bala yang benar agar bencana, musibah, wabah dan berbagai keburukan tidak menimpa. Perbanyak bertaubat dan perbanyak istighfar niscaya segala macam bala tidak akan mengenainya.
Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ}
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun. (QA. Al-Anfal: 33)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أنزل الله علي أمانين لأمتي {وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون} فإذا مضيت تركت فيهم الاستغفار إلى يوم القيامة
“Allah menurunkan dua keamanan bagi umatku, yaitu disebutkan dalam firmanNya: ‘Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun.’ (QS. AlAnfal:33).
Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila aku telah tiada, maka aku tinggalkan istighfar (permohonan ampun kepada Allah) di kalangan mereka sampai hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Dhaif).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
العَبْدُ آمِنٌ مِنْ عَذَابِ اللهِ مَا اسْتَغْفَرَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
“Seorang hamba dalam keadaan aman dari azab Allah selagi ia masih memohon ampun kepada Allah azza wa jalla.” (HR. Ahmad. Hadits Hasan).
Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu berkata:
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa, dan tidaklah bisa musibah tersebut terangkat kecuali dengan taubat.” (Al-Jawabul Kaafi, h. 87)
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
أخبر الله سبحانه أنه لا يعذب مستغفراً، لأن الاستغفار يمحو الذنب الذي هو سبب العذاب، فيندفع العذاب)) اهـ.
“Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia tidak akan menyiksa orang yang beristighfar, karena Istighfar dapat menghapuskan dosa yang mana dosa adalah penyebab siksaan, maka tercegahlah siksaan (dengan sebab Istighfar).” [Majmu’ al-Fatawa (8/163)].
Nah berbagai macam acara ritual yang digelar oleh sebagian orang dengan banyak berkumpulnya manusia pada saat ini, dalam rangka menolak bala virus corona, justru wabah virus corona akan semakin menular dan menyebar.
Berkata Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah :
أما الاجتماع له كما في الاستسقاء فبدعة حدثت في الطاعون الكبير سنة تسع وأربعين وسبع مائة بدمشق.... فذكر أن ذلك حدث سنة تسع وأربعين، وخرج الناس إلى الصحراء ومعظم أكابر البلد فدعوا واستغاثوا فعظم الطاعون بعد ذلك وكثر، وكان قبل دعائهم أخف.
Adapun kumpul-kumpul dalam rangka berdoa seperti dalam shalat istisqo, maka itu adalah bid'ah yang terjadi dalam peristiwa wabah Tho'un besar pada tahun 749 di Damaskus.... (Lalu beliau menukil dari Manbiji yang menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tahun 749. Manusia dan sebagian besar Para Pembesar negri keluar menuju padang sahara, lalu mereka berdoa dan beristighoshoh. Lalu wabah Tho'un tersebut membesar dan menjadi banyak, padahal sebelumnya lebih ringan). (Badzlul ma'un fi fadli At-Tho'un 328 - 329)
Dan berkata Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah :
وقع هذا في زماننا حين وقع أول الطاعون بالقاهرة في السابع والعشرين من شهر ربيع الآخر سنة ثلاث وثلاثين وثمان مائة، فكان عدد من يموت بها دون الأربعين فخرجوا إلى الصحراء في الرابع من جمادي الأولى بعد أن نودي فيهم بصيام ثلاثة أيام كما في الاستسقاء واجتمعوا ودعوا وأقاموا ساعة ثم رجعوا فما انسلخ الشهر حتى صار عدد من يموت في كل يوم بالقاهرة فوق الألف ثم تزايد. بذل الماعون ٣٢٨ - ٣٢٩
Ini juga pernah terjadi di zaman kita ketika wabah Tho'un pertama kali melanda Kairo pada tanggal 27 robi'ul akhir tahun 833. Sebelumnya korban meninggal kurang dari 40, lalu orang-orang keluar menuju tanah lapang pada tanggal 4 Jumadil-ula setelah sebelumnya mereka diseru untuk puasa 3 hari, seperti dalam shalat istisqo mereka pun berkumpul, berdoa dan berdiam sejenak lalu pulang. Belum habis bulan tersebut tiba-tiba jumlah korban yang meninggal setiap harinya diatas seribu dan terus bertambah. (Badzlul ma'un fi fadli At-Tho'un 328 - 329).
Untuk itu, jauhi kumpul-kumpul, apalagi acara-acara yang mengandung bid'ah dan syirik, shalat jamaah di masjid dan shalat jumat pun dihindari kalau penguasa dan ulama telah melarangnya.
AFM
RITUAL TOLAK BALA MENGUNDANG BALA
Berbagai macam ritual tolak bala yang banyak mengandung bid'ah, bahkan menyerempet kesyirikan banyak digelar oleh manusia dalam rangka minta perlindungan dari ganasnya virus corona.
Padahal islam telah mengajarkan bagaimana cara untuk menolak bala yang benar agar bencana, musibah, wabah dan berbagai keburukan tidak menimpa. Perbanyak bertaubat dan perbanyak istighfar niscaya segala macam bala tidak akan mengenainya.
Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ}
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun. (QA. Al-Anfal: 33)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أنزل الله علي أمانين لأمتي {وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون} فإذا مضيت تركت فيهم الاستغفار إلى يوم القيامة
“Allah menurunkan dua keamanan bagi umatku, yaitu disebutkan dalam firmanNya: ‘Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun.’ (QS. AlAnfal:33).
Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila aku telah tiada, maka aku tinggalkan istighfar (permohonan ampun kepada Allah) di kalangan mereka sampai hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Dhaif).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
العَبْدُ آمِنٌ مِنْ عَذَابِ اللهِ مَا اسْتَغْفَرَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
“Seorang hamba dalam keadaan aman dari azab Allah selagi ia masih memohon ampun kepada Allah azza wa jalla.” (HR. Ahmad. Hadits Hasan).
Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu berkata:
مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah musibah tersebut turun melainkan karena dosa, dan tidaklah bisa musibah tersebut terangkat kecuali dengan taubat.” (Al-Jawabul Kaafi, h. 87)
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
أخبر الله سبحانه أنه لا يعذب مستغفراً، لأن الاستغفار يمحو الذنب الذي هو سبب العذاب، فيندفع العذاب)) اهـ.
“Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia tidak akan menyiksa orang yang beristighfar, karena Istighfar dapat menghapuskan dosa yang mana dosa adalah penyebab siksaan, maka tercegahlah siksaan (dengan sebab Istighfar).” [Majmu’ al-Fatawa (8/163)].
Nah berbagai macam acara ritual yang digelar oleh sebagian orang dengan banyak berkumpulnya manusia pada saat ini, dalam rangka menolak bala virus corona, justru wabah virus corona akan semakin menular dan menyebar.
Berkata Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah :
أما الاجتماع له كما في الاستسقاء فبدعة حدثت في الطاعون الكبير سنة تسع وأربعين وسبع مائة بدمشق.... فذكر أن ذلك حدث سنة تسع وأربعين، وخرج الناس إلى الصحراء ومعظم أكابر البلد فدعوا واستغاثوا فعظم الطاعون بعد ذلك وكثر، وكان قبل دعائهم أخف.
Adapun kumpul-kumpul dalam rangka berdoa seperti dalam shalat istisqo, maka itu adalah bid'ah yang terjadi dalam peristiwa wabah Tho'un besar pada tahun 749 di Damaskus.... (Lalu beliau menukil dari Manbiji yang menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tahun 749. Manusia dan sebagian besar Para Pembesar negri keluar menuju padang sahara, lalu mereka berdoa dan beristighoshoh. Lalu wabah Tho'un tersebut membesar dan menjadi banyak, padahal sebelumnya lebih ringan). (Badzlul ma'un fi fadli At-Tho'un 328 - 329)
Dan berkata Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah :
وقع هذا في زماننا حين وقع أول الطاعون بالقاهرة في السابع والعشرين من شهر ربيع الآخر سنة ثلاث وثلاثين وثمان مائة، فكان عدد من يموت بها دون الأربعين فخرجوا إلى الصحراء في الرابع من جمادي الأولى بعد أن نودي فيهم بصيام ثلاثة أيام كما في الاستسقاء واجتمعوا ودعوا وأقاموا ساعة ثم رجعوا فما انسلخ الشهر حتى صار عدد من يموت في كل يوم بالقاهرة فوق الألف ثم تزايد. بذل الماعون ٣٢٨ - ٣٢٩
Ini juga pernah terjadi di zaman kita ketika wabah Tho'un pertama kali melanda Kairo pada tanggal 27 robi'ul akhir tahun 833. Sebelumnya korban meninggal kurang dari 40, lalu orang-orang keluar menuju tanah lapang pada tanggal 4 Jumadil-ula setelah sebelumnya mereka diseru untuk puasa 3 hari, seperti dalam shalat istisqo mereka pun berkumpul, berdoa dan berdiam sejenak lalu pulang. Belum habis bulan tersebut tiba-tiba jumlah korban yang meninggal setiap harinya diatas seribu dan terus bertambah. (Badzlul ma'un fi fadli At-Tho'un 328 - 329).
Untuk itu, jauhi kumpul-kumpul, apalagi acara-acara yang mengandung bid'ah dan syirik, shalat jamaah di masjid dan shalat jumat pun dihindari kalau penguasa dan ulama telah melarangnya.
AFM
Komentar
Posting Komentar