SEDEKAH UNTUK ORANG TUA YANG SUDAH MENINGGAL
SEDEKAH UNTUK ORANG TUA YANG SUDAH MENINGGAL
Bersedekah dengan niat pahalanya untuk orang tuanya yang sudah meninggal diperbolehkan dalam syariat. Banyak dalil dan fatwa ulama yang menjelaskan tentang perkara ini.
Berkata Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma:
أَنَّ سَعْـدَ بْنَ عُـبَـادَةَ -أَخَا بَـنِـيْ سَاعِدَةِ- تُـوُفّـِيَتْ أُمُّـهُ وَهُـوَ غَـائِـبٌ عَنْهَا، فَـقَالَ: يَـا رَسُوْلَ اللّٰـهِ! إِنَّ أُمّـِيْ تُـوُفّـِيَتْ، وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، فَهَلْ يَنْـفَعُهَا إِنْ تَصَدَّقْتُ بِـشَـيْءٍ عَنْهَا؟ قَـالَ: نَـعَمْ، قَالَ: فَـإِنّـِيْ أُشْهِـدُكَ أَنَّ حَائِـطَ الْـمِخْـرَافِ صَدَقَـةٌ عَلَـيْـهَا.
Bahwasanya Sa’ad bin ‘Ubadah –saudara Bani Sa’idah– ditinggal mati oleh ibunya, sedangkan ia tidak berada bersamanya. Maka ia bertanya: “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya ibuku meninggal dunia, dan aku sedang tidak bersamanya. Apakah bermanfaat baginya apabila aku menyedekahkan sesuatu atas namanya?” Beliau menjawab: “Ya.” Dia berkata: “Sesungguhnya aku menjadikan engkau saksi bahwa kebun(ku) yang berbuah itu menjadi sedekah atas nama ibuku.” (HR al-Bukhari).
Berkata Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam :
إِنَّ أَبِـيْ مَاتَ وَتَـرَكَ مَالًا، وَلَـمْ يُـوْصِ، فَهَلْ يُـكَـفّـِرُ عَنْـهُ أَنْ أَتـَصَدَّقَ عَنْـهُ؟ قَالَ: نَـعَمْ.
“Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan meninggalkan harta, tetapi ia tidak berwasiat. Apakah (Allah) akan menghapuskan (kesalahan)nya karena sedekahku atas namanya?” Beliau shalallahu alaihi wasallam menjawab, “Ya.” (HR Muslim).
Syekh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafidzhulloh ditanya :
ماهي الأعمال التي ممكن أن يقوم بها الأبناء بعد وفاة والديهم من البر وغيره؟
Amalan apa sajakah yang bisa dilakukan seorang anak untuk kedua orang tuanya yang telahmeninggal?
Beliau menjawab :
كل الأعمال الصالحة إذا تقبلها الله تنفع الميت، وأهمها الدعاء (أو ولد صالح يدعو له) الصدقة عنها، الحج، العمرة عنها كل هذا ينفعها، كل عمل صالح إذا وَهَب ثوابه للميت فإنه ينفعه ذلك بإذن الله.
Setiap amal shalih apabila diterima oleh Allah maka akan bermanfaat bagi si mayit.
Dan yang paling penting adalah do'a (sebagaimana dalam hadis: atau anak shalih yang mendoakannya).
Bersedekah untuknya, berhaji dan umroh untuknya, semua ini bisa memberikan manfaat untuk si mayit.
Setiap amal shalih yang diberikan pahalanya untuk si mayit, maka demikian pula akan bermanfaat untuknya dengan seizin Allah Ta'ala Sumber : http://[www.alfawzan.af.org.
Bahkan bukan hanya sedekah, bacaan dzikir, tasbih, takbir, kurban dan lain sebagainya dari anak-anaknya sampai kepada orang tuanya yang sudah meninggal, selama orang tuanya seorang muslim.
Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah tentang sampainya kiriman pahala untuk si mayit:
يصل إلى الميت قراءة أهله، وتسبيحهم، وتكبيرهم، وسائر ذكرهم لله تعالى، إذا أهدوه إلى الميت، وصل إليه. والله أعلم.
”Sampai kepada mayit (pahala) bacaan-bacaan dari keluarganya dan tasbih-tasbihnya, takbir-takbirnya, serta dzikirnya kepada Allah ta’ala; apabila ia berniatuntuk menghadiahkan pahalanya (kepada si mayit), maka sampai kepadanya. Wallaahu a’lam” [Majmu’ Fataawaa 24/324].
AFM
Komentar
Posting Komentar