Melupakan Kebaikan
MELUPAKAN KEBAIKAN
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Memperingatkan dan mengingkari kesalahan seseorang itu merupakan tugas segenap kaum muslimin. Dan ini merupakan bentuk kasih sayang seorang muslim kepada saudaranya sesama kaum muslimin untuk saling nasehat dan menasehati.
Berkata Syeikh Bin Baaz rahimahullah :
أخوك من نصحك وذكرك ونبهك، وليس أخوك من غفل عنك وأعرض عنك وجاملك،
Saudaramu (yang sesungguhnya) adalah orang yang menasehatimu, mengingatkanmu dan memperingatimu.
Dan bukan saudaramu, orang yang lalai dari (menasehati) mu, berpaling dari (memperingati) mu, dan hanya memujimu.
Perkataan beliau selanjutnya :
ولكن أخاك في الحقيقة هو الذي ينصحك والذي يعظك ويذكرك، يدعوك إلى الله، يبين لك طريق النجاة حتى تسلكه، ويحذرك من طريق الهلاك، ويبين لك سوء عاقبته حتى تجتنبه).
مجموع فتاوى (٢١/١٤)
Akan tetapi saudaramu yang hakiki ialah yang memberikan nasehat kepadamu, memberikan wejangan kepadamu, selalu mengingatkanmu, mendoakan kebaikan untukmu, menjelaskan kepadamu jalan keselamatan hingga engkau meniniti jalan tersebut, serta memperingatimu dari jalan kebinasaan, kehancuran dan menjelaskan kepadamu jeleknya akibat jalan tersebut hingga engkau menjauhinya. (Majmu' Fatawa 14/31).
Namun memperingatkan kesalahan, bukan dalam artian menapikan dan melupakan kebaikan-kebaikannya. Jangan sampai satu kesalahan, melupakan kebaikannya yang banyak. Tetapi jangan sampai pula karena kebaikannya yang banyak, jadi sungkan dan tidak enak hati memberikan peringatan.
Berkata Al Imam Al Sya'bi rahimahullah :
لو أصبت تسعا وتسعين، وأخطأت واحدة، لأخذوا الواحدة وتركوا التسع والتسعين .
Seandainya engkau melakukan 99 kebaikan, dan engkau melakukan satu kesalahan, maka manusia akan menyalahkanmu dengan satu kesalahan itu, dan mereka melupakan 99 kebaikanmu. (Hilyatul Auliya 4-320).
Termasuk isteri dirumah, sebanyak apapun kebaikan suami, satu kali saja berbuat kesalahan, langsung dia mengatakan, "Kamu tidak pernah berbuat baik padaku."
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺃُﺭِﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ . ﻗِﻴْﻞَ : ﺃَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ؟ , ﻗﺎﻝ : ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍﻟْﻌَﺸِﻴْﺮَ ﻭَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥَ
“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat kebanyakan penghuninya adalah wanita, mereka telah kufur (ingkar)!” Ada yang bertanya, “apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?” Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
ﻟَﻮْ ﺃَﺣْﺴَﻨْﺖَ ﺇَﻟَﻰ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻦَّ ﺍﻟﺪَّﻫْﺮَ , ﺛُﻢَّ ﺭَﺃَﺕْ ﻣِﻨْﻚَ ﺷَﻴْﺌًﺎ, ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻣِﻨْﻚَ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻗَﻂُّ
“Sekiranya kalian (suami) senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, lalu ia (istri) melihat sesuatu (kesalahan) dariku, ia (istri durhaka itu) pasti berkata, “Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikanmu”. [HR. Bukhari dan Muslim].
Ketahuilah, siapa saja selain Nabi shallallahu alaihi wa sallam pasti pernah tergelincir pada kesalahan. Maka sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah bertaubat dan menyadari kesalahannya. Akui kesalahannya dan bertaubatlah, jangan mengeyel dengan berbagai argumentasi dan klarifikasi.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ . (رواه الترمذي -قال الشيخ الألباني : حسن).
Setiap anak Adam pasti berdosa dan sebaik-bak orang-orang yang berdosa adalah mereka yang bertaubat. (HR. Tirmidzi. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Hasan).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Memperingatkan dan mengingkari kesalahan seseorang itu merupakan tugas segenap kaum muslimin. Dan ini merupakan bentuk kasih sayang seorang muslim kepada saudaranya sesama kaum muslimin untuk saling nasehat dan menasehati.
Berkata Syeikh Bin Baaz rahimahullah :
أخوك من نصحك وذكرك ونبهك، وليس أخوك من غفل عنك وأعرض عنك وجاملك،
Saudaramu (yang sesungguhnya) adalah orang yang menasehatimu, mengingatkanmu dan memperingatimu.
Dan bukan saudaramu, orang yang lalai dari (menasehati) mu, berpaling dari (memperingati) mu, dan hanya memujimu.
Perkataan beliau selanjutnya :
ولكن أخاك في الحقيقة هو الذي ينصحك والذي يعظك ويذكرك، يدعوك إلى الله، يبين لك طريق النجاة حتى تسلكه، ويحذرك من طريق الهلاك، ويبين لك سوء عاقبته حتى تجتنبه).
مجموع فتاوى (٢١/١٤)
Akan tetapi saudaramu yang hakiki ialah yang memberikan nasehat kepadamu, memberikan wejangan kepadamu, selalu mengingatkanmu, mendoakan kebaikan untukmu, menjelaskan kepadamu jalan keselamatan hingga engkau meniniti jalan tersebut, serta memperingatimu dari jalan kebinasaan, kehancuran dan menjelaskan kepadamu jeleknya akibat jalan tersebut hingga engkau menjauhinya. (Majmu' Fatawa 14/31).
Namun memperingatkan kesalahan, bukan dalam artian menapikan dan melupakan kebaikan-kebaikannya. Jangan sampai satu kesalahan, melupakan kebaikannya yang banyak. Tetapi jangan sampai pula karena kebaikannya yang banyak, jadi sungkan dan tidak enak hati memberikan peringatan.
Berkata Al Imam Al Sya'bi rahimahullah :
لو أصبت تسعا وتسعين، وأخطأت واحدة، لأخذوا الواحدة وتركوا التسع والتسعين .
Seandainya engkau melakukan 99 kebaikan, dan engkau melakukan satu kesalahan, maka manusia akan menyalahkanmu dengan satu kesalahan itu, dan mereka melupakan 99 kebaikanmu. (Hilyatul Auliya 4-320).
Termasuk isteri dirumah, sebanyak apapun kebaikan suami, satu kali saja berbuat kesalahan, langsung dia mengatakan, "Kamu tidak pernah berbuat baik padaku."
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺃُﺭِﻳْﺖُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻛْﺜَﺮُ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ . ﻗِﻴْﻞَ : ﺃَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ؟ , ﻗﺎﻝ : ﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍﻟْﻌَﺸِﻴْﺮَ ﻭَﻳَﻜْﻔُﺮْﻥَ ﺍْﻹِﺣْﺴَﺎﻥَ
“Telah diperlihatkan neraka kepadaku, kulihat kebanyakan penghuninya adalah wanita, mereka telah kufur (ingkar)!” Ada yang bertanya, “apakah mereka kufur (ingkar) kepada Allah?” Rasullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Tidak, mereka mengingkari (kebaikan) suami.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
ﻟَﻮْ ﺃَﺣْﺴَﻨْﺖَ ﺇَﻟَﻰ ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻦَّ ﺍﻟﺪَّﻫْﺮَ , ﺛُﻢَّ ﺭَﺃَﺕْ ﻣِﻨْﻚَ ﺷَﻴْﺌًﺎ, ﻗَﺎﻟَﺖْ : ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﻣِﻨْﻚَ ﺧَﻴْﺮﺍً ﻗَﻂُّ
“Sekiranya kalian (suami) senantiasa berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang hidupnya, lalu ia (istri) melihat sesuatu (kesalahan) dariku, ia (istri durhaka itu) pasti berkata, “Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikanmu”. [HR. Bukhari dan Muslim].
Ketahuilah, siapa saja selain Nabi shallallahu alaihi wa sallam pasti pernah tergelincir pada kesalahan. Maka sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah bertaubat dan menyadari kesalahannya. Akui kesalahannya dan bertaubatlah, jangan mengeyel dengan berbagai argumentasi dan klarifikasi.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ . (رواه الترمذي -قال الشيخ الألباني : حسن).
Setiap anak Adam pasti berdosa dan sebaik-bak orang-orang yang berdosa adalah mereka yang bertaubat. (HR. Tirmidzi. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Hasan).
Komentar
Posting Komentar