Provokator
PROVOKATOR
Isu ketidakadilan, kezaliman dan kecurangan terus digoreng, dipompa, dipanasi dan dikompori agar masyarakat terprovokasi untuk mengadakan perlawanan kepada penguasa.
Hal tersebut sudah terjadi di zaman khalifah Utsman Bin Affan radhiyallahu anhu, dimana seorang yahudi yang pura-pura masuk islam, yakni Abdullah Bin Saba, pendiri
sekte Syiah memprovokasi orang-orang mesir untuk mendemo khalifah, sehingga terjadilah api fitnah yang menyala-nyala. Yang menyebabkan antara sahabat radhiyallahu anhum saling berperang.
Abdullah Bin Saba, sangat lihai dan pandai memompa hati-hati kaum muslimin pada waktu itu untuk menumbuhkan kebencian dan kedengkian dengan isu-isu KKN, isu-isu ketidakadilan, isu-isu kezaliman penguasa, kecurangan dan lain sebagainya agar terjadi gejolak yang memanas dan mendorong untuk memberontak.
Kalau sudah timbul kedengkian, maka inilah sumber utama perpecahan. Inilah yang mudah untuk disulut, mudah untuk dikobarkan dan mudah untuk digerakkan. Puncak keberhasilan dari sang provokator (abdullah bin saba), terbunuhnya Utsman Bin Affan radhiyallahu anhu dan berperangnya antara sahabat radhiyallahu anhum.
Allah Ta'ala berfirman:
{وَآتَيْنَاهُمْ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْأَمْرِ فَمَا اخْتَلَفُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ} [الجاثية: 17]
Dan kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); Maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan Karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. [QS. Al-Jatsiyah:17]
Berkata Imam Al-Qurthubiy rahimahullah :
أي بغيا من بعضهم على بعض طلبا للرئاسة، فليس تفرقهم لقصور في البيان والحجج، ولكن للبغي والظلم والاشتغال بالدني
Abdullah Bin Saba, sangat lihai dan pandai memompa hati-hati kaum muslimin pada waktu itu untuk menumbuhkan kebencian dan kedengkian dengan isu-isu KKN, isu-isu ketidakadilan, isu-isu kezaliman penguasa, kecurangan dan lain sebagainya agar terjadi gejolak yang memanas dan mendorong untuk memberontak.
Kalau sudah timbul kedengkian, maka inilah sumber utama perpecahan. Inilah yang mudah untuk disulut, mudah untuk dikobarkan dan mudah untuk digerakkan. Puncak keberhasilan dari sang provokator (abdullah bin saba), terbunuhnya Utsman Bin Affan radhiyallahu anhu dan berperangnya antara sahabat radhiyallahu anhum.
Allah Ta'ala berfirman:
{وَآتَيْنَاهُمْ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْأَمْرِ فَمَا اخْتَلَفُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ} [الجاثية: 17]
Dan kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); Maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan Karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. [QS. Al-Jatsiyah:17]
Berkata Imam Al-Qurthubiy rahimahullah :
أي بغيا من بعضهم على بعض طلبا للرئاسة، فليس تفرقهم لقصور في البيان والحجج، ولكن للبغي والظلم والاشتغال بالدني
Karena kedengkian di antara mereka demi kekuasaan, maka bukanlah mereka berpecah belah karena kekurangan penjelasan dan hujjah, akan tetapi karena kedengkian, kezaliman, dan perebutan kenikmatan dunia". (Tafsir Al Qurtubi).
Itulah peran besar seorang provokator penyeru kepada pemberontakan, sehingga kedudukannya dengan si pemberontak adalah sama.
Berkata Syeikh Al Albani rahimahullah :
Sesungguhnya Da'i (penyeru) kepada pemberontakan dan orang yang memberontak itu sama saja." [Fatawa al-'Ulama al-Akabir: 96].
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah ditanya tentang hal ini
من يدعو إلى الخروج ويقول إن الخروج عن جماعة المسلمين لا يعني بالخروج بالمظاهرات وإبداء الرأي بل الخروج المحذر منه هو الخروج المسلح؟
Bagaimana dengan orang yang memprovokasi untuk memberontak kepada pemerintah dan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan menyempal dari jamaah kaum Muslimin (memberontak kepada pemerintah) bukanlah dengan cara melakukan demonstrasi dan mengemukakan pendapat. Tetapi yang dimaksud dengan pemberontakan yang diperingatkan oleh syari’at agar dijauhi adalah pemberontakan bersenjata?
Beliau hafizhahullah menjawab :
الخروج أنواع منه الخروج بالكلام إذا كان يحث على الخروج ويرغب بالخروج على ولي الأمر هذا خروج ولو ما حمل السلاح؛ بل ربما يكون هذا أخطر من حمل السلاح، الذي ينشر فكر الخوارج ويرغب فيه هذا أخطر من حمل السلاح، يكون الخروج بالقلب أيضا إذا لم يعتقد ولاية ولي الأمر وما يجب له ويرى بغض ولاة الأمور المسلمين هذا خروج بالقلب، الخروج قد يكون بالقلب والنية، قد يكون بالكلام، ويكون بالسلاح أيضا، نعم.
Pemberontakan ada beberapa macam, diantaranya adalah pemberontakan dengan ucapan. Ini juga merupakan salah satu jenis pemberontakan jika dengan ucapan tersebut memprovokasi dan menganjurkan untuk memberontak kepada pemerintah. Ini merupakan bentuk pemberontakan walaupun tidak membawa senjata. Bahkan terkadang ini lebih berbahaya dibandingkan membawa senjata. Orang yang menyebarkan pemikiran Khawarij dan menganjurkannya maka dia lebih berbahaya dibandingkan membawa senjata. Pemberontakan bisa juga dilakukan dengan hati, yaitu jika seseorang tidak meyakini kekuasaan pemerintah dan tidak meyakini kewajiban yang ditetapkan oleh syari’at terhadapnya dan membenci pemerintah. Semacam ini merupakan pemberontakan dengan hati. Jadi pemberontakan itu bisa dengan hati, niat dengan ucapan, dan juga dengan senjata. http://www.alfawzan.af.org.sa/
Hati-hatilah dengan para provokator pemberontakan, karena kemungkinan mereka musuh islam yang disusupkan atau orang islam yang super bodoh.
إن هؤلاء الخارجين أو الداعين إلى الخروج إما أنهم مدسوسون على الإسلام، أو أنهم مسلمون، لكنهم في منتهى الجهل بالإسلام.
"Sesungguhnya orang-orang yang melakukan pemberontakan atau orang-orang yang menyerukan pemberontakan, bisa jadi mereka adalah orang-orang yang disusupkan ke dalam Islam, atau sesungguhnya mereka adalah orang-orang Islam, akan tetapi mereka dalam puncak kebodohan tentang ajaran Islam (yang sebenarnya)." (Fatawa al-Allamah al-Albany fit Tahdzir min al-Khawarij, hlm. 1-9).
Komentar
Posting Komentar