Mempererat Persaudaraan Dengan Silaturrahim

MEMPERERAT PERSAUDARAAN DENGAN SILATURRAHIM

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Silaturrahim, menyambung kekeluargaan dan kekerabatan sebenarnya kapan saja bisa kita lakukan. Tidak ada waktu khusus atau waktu-waktu tertentu, semisal hanya di hari raya 'idul fitri saja. Namun walaupun demikian, momen hari raya merupakan momen yang paling tepat, untuk bersilaturrahim, dimana anggota keluarga mayoritas berkumpul pada saat itu.

Pada saat lebaran, hubungan kekeluargaan bisa kembali disambung. Yang mungkin tadinya terputus, bisa kembali direkatkan.

Kadang dalam kehidupan kita tidak terlepas dari perselisihan dan pertengkaran, mungkin antara anak dan orang tuanya, kakak dengan adik, menantu dengan mertuanya, keponakan dengan paman dan bibinya dan lain sebagainya, akhirnya putuslah hubungan silaturrahim. Tidak lagi bertegur sapa, tidak lagi saling mengunjungi, tidak lagi saling menanyakan kabar, tidak lagi saling telepon atau sms dan lain sebagainya.

Maka wajib bagi kita untuk kembali menyambung silaturrahim yang terputus. Kembali kita menyambung kekeluargaan. Karena orang yang memutuskan hubungan silaturrahim di ancam dengan ancaman yang sangat keras. Laknat dan siksa Allah akan ditimpakan padanya. Begitu pula surga tertutup baginya.

Allah Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ.   الرعد : 25 .

Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (QS. Ar Ra’du : 25).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ. (رواه مسلم).

Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturrahim. (HR. Muslim).

Silaturrahim juga memiliki banyak keutamaan-keutamaan, diantaranya:

Pertama, Menyambung Silaturrahim Merupakan Ciri Orang Yang Beriman

Selaku orang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah kembali menyambung silaturahim. Kita datangi orang yang memutuskan hubungan silaturahim, kita sapa dia, kita tanyakan kabarnya, dan kita kirimi makanan atau hadiah lainnya. Maka inilah bukti keimanan seseorang, orang yang kembali menyambung kekeluargaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ( مُتَّفَقٌ عَلَيهِ ).

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah menyambung silaturrahim. (HR. Bukhari).

Kedua, Menyambung Silaturrahim Meluaskan Rizki dan Memanjangkan Umur

Salah satu terbukanya pintu rizki adalah dengan menyambung silaturrahim. Kalau kita mendatangi rumah keluarga, sungguh sudah dipastikan mendapatkan rizki, minimal air minum yang disuguhkan, ditambah makanan ringan, bahkan dihidangkan untuk makan besar. Disambung dengan mengobrol, lantas terlintas dalam pembicaraan untuk menjalin hubungan bisnis, pengerjaan proyek dan lain sebagainya. Silaturrahim juga akan membuat umur kita berkah, hati tenang, dan hidup semakin nyaman. Permusuhan dan perselisihan berkurang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

من أحَبَّ أنْ يُبْسَطَ لَهُ في رِزْقِهِ ، ويُنْسَأَ لَهُ في أثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ). 

Siapa yang menginginkan diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturrahim. (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, Amalan Yang Memasukkan Ke Surga Dan Menjauhkan Dari Neraka.

Silaturrahim suatu amalan yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga dan menjauhkannya dari neraka, bahkan disejajarkan dengan mentauhidkan Allah Ta’ala, mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

Bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

يَا رَسُول الله، أخْبِرْني بِعَمَلٍ يُدْخِلُني الجَنَّةَ، وَيُبَاعِدُني مِنَ النَّارِ. فَقَالَ النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم تَعْبُدُ الله وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيئاً وَتُقِيمُ الصَّلاةَ وتُؤتِي الزَّكَاةَ وتَصِلُ الرَّحمَ (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ).

Ya Rasulullah kabarkan kepadaku suatu amalan yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menyambung silaturrahim. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam:

يا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُّ : لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ ؟ فَأَعَادَ الرَّجُلُ فَقَالَ النَّبِيُّ : تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُّ : إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”. (HR. Bukhâri dan Muslim).

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam baru tiba ke Madinah, beliau mengumpulkan kaum Anshar dan Muhajirin lantas bersabda :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوا السَّلاَمَ ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ. (رواه الترمذي – صححه الشيخ الألباني )..

Wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berilah makan, menyambung silaturrahim dan shalat di malam hari (shalat tahajud) ketika manusia pada tidur, kalian semua akan masuk ke surga dengan selamat. (HR. Tirmidzi. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Shahih).

Saudaraku, mari kita sambung hubungan silaturrahim yang terputus, agar kiranya kita digolongkan sebagai orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, diluaskan rizki, dipanjangkan umur, dimasukkan ke dalam surga dan terhindar dari neraka.

Seandainya kerabat yang memutuskan hubungan silaturrahim itu tidak mau menerima, maka kita sudah terbebas dari perintah menyambung silaturrahim dan dosa bagi orang yang tidak mau menerima serta. 

Sesungguhnya yang namanya silaturrahim bukan yang sudah baik hubungannya dengan kita, tetapi dengan orang yang memutuskan hubungan silaturrahim, lantas kita mendatanginya untuk kembali menyambung silaturrahim.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

“Orang yang menyambung silaturrahim itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturrahim ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. (HR. Bukhari Muslim).

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونِي وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ فَقَالَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

“Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka, akan tetapi mereka memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk terhadapku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar terhadapku,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas, dan Allah akan senantiasa tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat demikan.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?