Risalah Zakat Fitrah

RISALAH ZAKAT FITRAH

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Pertama, Hukum Zakat Fitrah.

Zakat fitrah merupakan kewajiban dan salah satu rukun islam, mengingkari kewajibannya, hukumnya kufur, keluar dari islam, bahkan Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu anhu memerangi orang-orang yang tidak membayar zakat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (متفق علبه).

Islam itu dibangun atas lima, syahadat laa ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma :

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم فرض زكاة الفطر من رمضان على كل نفس من المسلمين

Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fithri di bulan Ramadlan terhadap setiap orang dari kalangan muslimin (HR. Muslim).

Dan berkata Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma :

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَصَمُوْا مِنِّيْ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ اْلإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالَى.

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Aku diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka terlindungi dariku, kecuali dengan hak Islam dan hisab (pehitungan) mereka pada Allah Ta’ala. (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Abu Hurairah radhiyallahu anhu:

لما توفى النبي صلى الله عليه وسلم واستُخلف أبو بكر وكفر من كفر من العرب قال عمر : يا أبا بكر كيف تقاتل الناس وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أمِرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا لا إله إلا الله ، فمن قال لا إله إلا الله عصم مني ماله ونفسه إلا بحقه وحسابه على الله ؟ قال أبو بكر : والله لأقاتلن من فرق بين الصلاة والزكاة ، فإن الزكاة حق المال ، والله لو منعوني عناقا كانوا يؤدونها إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم لقاتلتهم على منعها . قال عمر : فو الله ما هو إلا أن رأيت أن قد شرح الله صدر أبي بكر للقتال فعرفت أنه الحق

“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, dan Abu Bakar menggantikannya, banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan Laa ilaaha illallah, barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’ Abu Bakar berkata: ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, akan ku perangi dia’. Umar berkata: ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran‘” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Syekh bin Baz rahimahullah :

أَنْ يَتْرُكَ الصَّلَاةَ مَعَ الْجَحْدِ لِلْوُجُوْبِ ، فَيَرَى أَنَّهَا غَيْرَ وَاجِبَةٍ عَلَيْهِ وَهُوَ مُكَلَّفٌ ، فَهَذَا يَكُوْنُ كَافِرًا كُفْرًا أَكْبَرَ بِإِجْمَاعِ أَهْلِ الْعِلْمِ ، فَمَنْ جَحَدَ وُجُوْبَهَا كَفَرَ بِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِيْنَ ، وَهَكَذَا مَنْ جَحَدَ وُجُوْبَ الْزَكَاةِ ، أَوْ جَحَدَ وُجُوْبَ صَوْمِ رَمَضَانَ مِنَ الْمُكَلِّفِيْنَ.

Meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya, lalu dia berpendapat bahwa shalat bukan kewajiban atasnya dan dia seorang mukallaf (yang dibebani kewajiban) maka dia kafir, kekufuran yang besar dengan ijma ahli ilmi, maka barangsiapa mengingkari kewajibannya, dia kafir dengan kesepakatan kaum muslimin, demikian juga orang yang mengingkari wajibnya zakat atau wajibnya puasa ramadhan bagi para mukallaf. Majmu fatawa Syekh Bin Baz.

Kedua, Atas Siapa Zakat Diwajibkan.

Semua kaum muslimin wajib membayar zakat, baik anak kecil yang baru lahir, maupun orang tua yang sudah lanjut usia. Orang merdeka, maupun budak. Laki-laki dan perempuan.

Berkata Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma :

فرَض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر صاعًا من تمرٍ، أو صاعًا من شعيرٍ، على العبد والحر، والذكر والأنثى، والصغير والكبير من المسلمين،  (رواه البخاري حديث 1503/ مسلم حديث 984).

Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fithri di bulan Ramadlan kepada manusia; satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas budak dan orang merdeka, laki-laki dan wanita, kecil dan besar dari kalangan kaum muslimin (HR. Al-Bukhari 1503 dan Muslim 984).

Dan berkata Ibnu Umar radliyallaahu ‘anhuma :

أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بصدقة الفطر عن الصغير والكبير والحر والعبد ممن تمونون. إرواء الغليل للألباني جـ8 حديث 835).

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan menunaikan zakat fithri untuk anak kecil, orang tua, orang merdeka, dan budak yang masuk dalam tanggungannya” (HR. Ad-Daruquthni. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Hasan).

Ketiga, Jenis Bahan Pokok Makanan Yang Dizakatkan.

Membayar zakat harus dengan bahan pokok makanan, bisa dengan kurma, gandum, atau yang dikiaskan dengannya, seperti beras.

Dari Abu Sa’id Al-Khudry radliyallaahu ‘anhu:

كنا نخرج زكاة الفطر صاعا من طعام أو صاعا من شعير أو صاعا من تمر أو صاعا من أقط أو صاعا من زبيب

“Dulu kami mengeluarkan zakat fithri (sebanyak) satu sha’ makanan, atau satu sha’ gandum, atau satu sha’ tamr (kurma), atau satu sha’ keju, atau satu sha’ anggur kering (kismis)”  (HR. Bukhari no. 1506 dan Muslim no. 985).

Bagaimana Membayar Zakat Dengan Uang?

Membayar zakat dengan uang, maka jumhur para ulama tidak membolehkannya, seperti Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad dan yang lainnya, kecuali Imam Abu Hanifah yang membolehkannya. Namun pendapat jumhur lebih kuat berdasarkan hadits di atas. Kalau membayar pakai uang dibolehkan, tentu para sahabat mengamalkannya, karena sejak dulu sudah ada mata uang, ada dirhan atau dinar, tetapi ternyata mayoritas mereka tidak membayar dengan keduanya.

Berkata Imam Malik rahimahullah:

ولا يجزئ أن يجعل الرجل مكان زكاة الفطر عرضا من العروض(أي قيمة) , وليس كذلك أمر النبي عليه الصلاة والسلام). المدونة الكبرى(358/2)

Dan tidak boleh seseorang menjadikan kedudukan zakat fithri dengan nilai sebuah barang (yakni harganya), dan bukan demikian yang telah diperintahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Al Mudawwanah Al Kubro (2/358).

Berkata Imam Syafii rahimahullah:

ولاتجزئ القيمة (أي في زكاة(. المجموع(110/6)


Berkata Al-Imam As-Syafi’i rahimahullah: Dan tidak boleh dengan harganya (dengan uang) (yaitu pada zakat fitrah). (Al Majmu (6/110).

Berkata Imam Ahmad rahimahullah:

(لا يعطى قيمته قيل له:يقولون:عمر ابن عبد العزيز كان ياخذ القيمة قال:يدعون قول رسول الله صلى الله عليه وسلم ويقولون قال فلان ؟ قال ابن عمر رضي الله عنه فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم .. وقال الله: اطيعوا الله واطيعوا الرسول) وقال قوم يردون السنن: قال فلان وقال فلان!!).  المغني(2/352)

Tidak dibolehkan memberikan harganya (zakat fitrah), dikatakan kepada beliau: mereka mengatakan bahwa ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz dahulu mengambil harganya (uang), maka beliau (Ahmad) mengatakan: mereka meninggalkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan mereka katakan: telah berkata fulan? Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhu mengatakan: ”Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mewajibkan…” dan Allah berfirman: ”Taatilah Allah dan taatilah Rasul.” namun kaum mengatakan dengan membantah sunnah: “telah berkata fulan dan berkata fulan !!”.  Al-Mugni Ibnu Qudamah (2/352).

Berkata Syekh Al Albani rahimahullah:

“الذين يقولون بجواز إخراج صدقة الفطر نقوداً هم مخطئون؛ لأنهم يخالفون نص حديث الرسول صلى الله عليه وسلم ”.  الهدى والنور(274)

Orang-orang yang mengatakan akan bolehnya mengeluarkan sedekah fitrah dengan uang mereka orang-orang yang keliru; karena mereka menyelisihi nash hadits Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Kaset Silsilah Al-Huda wa An-Nur (274).

Berkata Al 'Alamah Ibnu Baz rahimahullah:

“لا يجوز إخراج القيمة في قول أكثر أهل العلم ؛ لكونها خلاف ما نص عليه النبي-ﷺ-وأصحابه رضي الله عنهم”.  فتاوى بن باز(14/ 32)

Tidak boleh mengeluarkan harga (zakat) menurut pendapat kebanyakan ulama; karena hal itu menyelisihi apa yang telah dinyatakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhu. (Fatawa Ibnu Baaz (14/32).

Berkata Al'Alamah Ibnu'Utsaimin rahimahullah tentang zakat fitrah pakai uang:

قال العلامة ابن عثيمين رحمه الله : “. أما إخراجها نقداً فلا يجزئ؛ لأنها فرضت من الطعام” . الفتاوى (18/265)

Adapun mengeluarkannya (yakni zakat fitrah) maka tidak sah; karena hal itu telah diwajibkan dikeluarkan dari bahan makanan.  (Al Fatawa (18/265).

Kelima, Ukuran Zakat Fitrah

Zakat fitrah dikeluarkan satu sho', yakni 4 mud, 1 mud adalah ukuran satu cakupan penuh dua telapak tangan orang arab dewasa.

Fatwa Lajnah Daimah Saudi Arabia, kalau di Indonesia MUI, menfatwakan 1 sho' sekitar 3 kg. Namun kebanyakan amil-amil zakat di negeri kita mengambil ukuran 2,5 kg - 2,7 kg. Ukuran yang paling selamat 3 kg, sebagaimana fatwa ulama kibar Saudi Arabia.

Berkata Abu Sa’id Al-Khudry radliyallaahu ‘anhu:

كنا نخرج زكاة الفطر صاعا من طعام أو صاعا من شعير أو صاعا من تمر أو صاعا من أقط أو صاعا من زبيب

“Dulu kami mengeluarkan zakat fithri (sebanyak) satu sha’ makanan, atau satu sha’ gandum, atau satu sha’ tamr (kurma), atau satu sha’ keju, atau satu sha’ anggur kering (kismis)”  (HR. Bukhari no. 1506 dan Muslim no. 985).

Keenam, Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah.

Mengenai yang berhak menerima zakat fitrah ada perbedaan pendapat ulama. Pendapat yang pertama, 8 golongan  berhak menerima zakat fitrah. Dan pendapat kedua, hanya kepada fakir miskin saja. Pendapat yang terkuat insya Allah, hanya untuk orang fakir miskin.

Berkata Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma :

فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طُهرةً للصائم من اللغو والرفث، وطُعمةً للمساكين، رواه ابو داود.. (حديث حسن) (صحيح أبي داود للألباني حديث 1420).

“ Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah sebagai penyuci bagi orang puasa dari kesia-siatan dan perkataan jorok. Serta sebagai makanan untuk orang miskin ”  (HR. Abu Dawud. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Hasan-Shahih Abu Daud 1420).

Ketujuh, Waktu Bayar Zakat Fitrah

Waktu pembayaran zakat fitrah yang paling afdhal, paling utama adalah di pagi hari sebelum shalat id. Dibolehkan juga satu atau dua hari sebelum hari raya. Lima atau sepuluh hari atau lebih dari itu tidak boleh.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma:

مَن أدَّاها قبل الصلاة فهي زكاةٌ مقبولةٌ، ومن أدَّاها بعد الصلاة فهي صدقةٌ من الصدقات. واه ابو داود.. (حديث حسن) (صحيح أبي داود للألباني حديث 1420

“ Siapa yang menunaikanya sebelum shalat, maka ia termasuk zakat yang diterima. Dan siapa yang menunaikan setelah shalat, maka ia termasuk sedekah diantara sedekah-sedekah  (HR. Abu Dawud. Berkata Syekh Al Albani : Hadits Hasan-Shahih Abu Daud 1420).

Berkata Ibnu Umar radhiyallahu anhuma;

وأمر بها أن تؤدى قبل خروج الناس إلى الصلاة؛ رواه البخاري حديث 1503/ مسلم حديث 984).

Dan Dia (Rasulullah) memerintahkan bahwa membayarkan zakat fithri sebelum manusia keluar untuk shalat (id). (HR. HR. Bukhari no. 1506 dan Muslim no. 985).

Ibnu Umar radhiallahu’anhuma berkata,

(فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم صدقة الفطر من رمضان وكانوا يعطون قبل ذلك بيوم أو يومين )

“Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mewajibkan sadekah fitrah dari Ramadan. Dan dahulu mereka megeluarkannya sebelum hari itu sehari atau dua hari. HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu).

Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah:

لها وقتين .: وقت فضيلة هو أن تؤدي صباح يوم العيد قبل الصلاة. وقت جواز هو ان تؤدي قبل العيد بيوم او يومين، أما إخراجها بعد الصلاة فإنه محرم و لا يجزئ

Padanya ada dua waktu : Waktu yang utama adalah dibayar waktu pagi hari raya sebelum shalat id. Waktu yang boleh adalah dibayar sehari atau dua hari sebelum hari raya. Adapun mengeluarkannya setelah shalat id maka sesungguhnya dia haram dan tidak diterima. Fatawa Nur 'Alal Harbi 111

Fadhilatusy Syaikh Al 'Alamah Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafidzahullah ditanya tentang waktu membayar zakat:

السّؤال : بعض الأسئلة التي ترد عن زكاة الفطر هذه السنة بعضهم يبدأ بإخراجها قبل العيد بسبعة أيام وخمسة أيام ؟

الجواب : لا، لا، ما تجزي قبل العيد بيوم أو يومين وكونه يخرجها في ليلة العيد إلى خروج الإمام إلى صلاة العيد هذا هو الوقت الفاضل له لأخرجها.

Pertanyaan: Sebagian pertanyaan yang diajukan pada tahun ini terkait zakat fithrah, ada sebagian mereka yang mengeluarkan zakat fitri satu minggu atau lima hari sebelum hari raya Id’?

Jawaban: Tidak. . . Tidak boleh! Zakat fitrinya dikeluarkan sehari atau dua hari sebelum hari raya. Atau mengeluarkan zakat fitri pada malam Ied’ sampai batas keluarnya imam untuk shalat Ied’, maka inilah waktu yang afdhal untuk mengeluarkan zakat fitri tersebut. http://www.alfawzan.af.org.sa/print/15621

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?