Wanita Haid Membaca Alquran
WANITA HAID MEMBACA ALQURAN
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ada sebagian wanita masih bingung tentang hukum membaca alquran ketika haid. Simpang siur pembahasan dan informasi tentang hal itu membuat galau pikiran. Akhirnya banyak diantara mereka yang meninggalkan membaca alquran karena keraguan.
Sebenarnya membaca alquran ketika haid boleh-boleh saja, karena tidak adanya dalil dan Ijma' tentang larangannya. Ini terbukti ketika Aisyah radhiyallahu anha berhaji, beliau diperintahkan untuk melakukan amalan ibadah apa saja, termasuk membaca alquran, kecuali shalat dan tawaf yang dilarang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sedang haid ketika menunaikan haji :
ثم حجي واصنعي ما يصنع الحاج غير أن لا تطوفي بالبيت ولا تصلي
“Kemudian berhajilah, dan lakukan apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji kecuali thawaf dan shalat.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
Berkata Syeikh Al-Albani rahimahullah :
فيه دليل على جواز قراءة الحائض للقرآن لأنها بلا ريب من أفضل أعمال الحج وقد أباح لها أعمال الحاج كلها سوى الطواف والصلاة ولم كان يحرم عليها التلاوة أيضا لبين لها كما بين لها حكم الصلاة بل التلاوة أولى بالبيان
لأنه لا نص على تحريمها عليها ولا إجماع بخلاف الصلاة فإذا نهاها عنها وسكت
عن التلاوة دل ذلك على جوازها لها لأنه تأخير البيان عن وقت الحاجة لا يجوز كما هو مقرر في علم الأصول وهذا بين لا يخفى والحمد لله
وأما حديث " لا يقرأ القرآن جنب ولا حائض " فهو ضعيف قال الإمام أحمد فيه : باطل وقد
فصلت القول عليه في " إرواء الغليل " ( رقم : 191 )
“Padanya merupakan dalil bolehnya wanita yang haid membaca Al-Quran, karena sesungguhnya membaca Al-Quran tidak diragukan lagi adalah amalan yang paling utama dalam ibadah haji, dan sungguh (nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah membolehkan baginya (Aisyah) seluruh amalan haji kecuali thawaf dan shalat, dan seandainya haram baginya membaca Al-Quran tentunya akan beliau terangkan sebagaimana beliau menerangkan hukum shalat (ketika haid), bahkan hukum membaca Al-Quran (ketika haid) lebih berhak untuk diterangkan karena tidak adanya nash dan ijma’ yang mengharamkan, berbeda dengan hukum shalat (ketika haid). Maka apabila beliau melarangnya (Aisyah) dari shalat (ketika haid) dan tidak berbicara tentang hukum membaca Al-Quran (ketika haid) ini menunjukkan bahwa membaca Al-Quran ketika haid diperbolehkan, karena mengakhirkan keterangan ketika diperlukan tidak diperbolehkan, sebagaimana hal ini ditetapkan dalam ilmu ushul fiqh, dan ini jelas tidak samar lagi, walhamdu lillah.”
Dan adapun hadits jangan membaca alquran ketika junub dan haid, haditsnya lemah. Berkata Imam Ahmad tentang hadits ini, hadits batil. Dan tentang hal ini pembahasannya ada di irwaul gholil No 191. Sumber :https://www.t-altwer.com/t12185-topic
Namun walaupun demikian, apabila mau membaca alquran pakai mushaf, maka hendaklah memakai alas, tidak boleh menyentuh langsung.
Berkata Syeikh Bin Baz rahimahullah :
يجوز للحائض والنفساء قراءة القرآن في أصح قولي العلماء ؛ لعدم ثبوت ما يدل على النهي عن ذلك بدون مس المصحف، ولهما أن يمسكاه بحائل كثوب طاهر ونحوه، وهكذا الورقة التي كتب فيها القرآن عند الحاجة إلى ذلك
“Orang haid dan nifas boleh untuk membaca Al-Quran menurut pendapat yang lebih shahih dari dua pendapat ulama, karena tidak ada ketetapan dalil yang melarang tentang itu dengan tanpa menyentuh mushaf, dan boleh memegangnya dengan penghalang seperti kain yang bersih atau selainnya, dan demikan juga memegang kertas yang ada tulisan Al-Quran ketika ada keperluan untuk itu” (Majmu Fatawa Syeikh Bin Baz 24/344). Sumber : https://binbaz.org.sa/fatwas/19815/%D8
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ada sebagian wanita masih bingung tentang hukum membaca alquran ketika haid. Simpang siur pembahasan dan informasi tentang hal itu membuat galau pikiran. Akhirnya banyak diantara mereka yang meninggalkan membaca alquran karena keraguan.
Sebenarnya membaca alquran ketika haid boleh-boleh saja, karena tidak adanya dalil dan Ijma' tentang larangannya. Ini terbukti ketika Aisyah radhiyallahu anha berhaji, beliau diperintahkan untuk melakukan amalan ibadah apa saja, termasuk membaca alquran, kecuali shalat dan tawaf yang dilarang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sedang haid ketika menunaikan haji :
ثم حجي واصنعي ما يصنع الحاج غير أن لا تطوفي بالبيت ولا تصلي
“Kemudian berhajilah, dan lakukan apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji kecuali thawaf dan shalat.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim).
Berkata Syeikh Al-Albani rahimahullah :
فيه دليل على جواز قراءة الحائض للقرآن لأنها بلا ريب من أفضل أعمال الحج وقد أباح لها أعمال الحاج كلها سوى الطواف والصلاة ولم كان يحرم عليها التلاوة أيضا لبين لها كما بين لها حكم الصلاة بل التلاوة أولى بالبيان
لأنه لا نص على تحريمها عليها ولا إجماع بخلاف الصلاة فإذا نهاها عنها وسكت
عن التلاوة دل ذلك على جوازها لها لأنه تأخير البيان عن وقت الحاجة لا يجوز كما هو مقرر في علم الأصول وهذا بين لا يخفى والحمد لله
وأما حديث " لا يقرأ القرآن جنب ولا حائض " فهو ضعيف قال الإمام أحمد فيه : باطل وقد
فصلت القول عليه في " إرواء الغليل " ( رقم : 191 )
“Padanya merupakan dalil bolehnya wanita yang haid membaca Al-Quran, karena sesungguhnya membaca Al-Quran tidak diragukan lagi adalah amalan yang paling utama dalam ibadah haji, dan sungguh (nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah membolehkan baginya (Aisyah) seluruh amalan haji kecuali thawaf dan shalat, dan seandainya haram baginya membaca Al-Quran tentunya akan beliau terangkan sebagaimana beliau menerangkan hukum shalat (ketika haid), bahkan hukum membaca Al-Quran (ketika haid) lebih berhak untuk diterangkan karena tidak adanya nash dan ijma’ yang mengharamkan, berbeda dengan hukum shalat (ketika haid). Maka apabila beliau melarangnya (Aisyah) dari shalat (ketika haid) dan tidak berbicara tentang hukum membaca Al-Quran (ketika haid) ini menunjukkan bahwa membaca Al-Quran ketika haid diperbolehkan, karena mengakhirkan keterangan ketika diperlukan tidak diperbolehkan, sebagaimana hal ini ditetapkan dalam ilmu ushul fiqh, dan ini jelas tidak samar lagi, walhamdu lillah.”
Dan adapun hadits jangan membaca alquran ketika junub dan haid, haditsnya lemah. Berkata Imam Ahmad tentang hadits ini, hadits batil. Dan tentang hal ini pembahasannya ada di irwaul gholil No 191. Sumber :https://www.t-altwer.com/t12185-topic
Namun walaupun demikian, apabila mau membaca alquran pakai mushaf, maka hendaklah memakai alas, tidak boleh menyentuh langsung.
Berkata Syeikh Bin Baz rahimahullah :
يجوز للحائض والنفساء قراءة القرآن في أصح قولي العلماء ؛ لعدم ثبوت ما يدل على النهي عن ذلك بدون مس المصحف، ولهما أن يمسكاه بحائل كثوب طاهر ونحوه، وهكذا الورقة التي كتب فيها القرآن عند الحاجة إلى ذلك
“Orang haid dan nifas boleh untuk membaca Al-Quran menurut pendapat yang lebih shahih dari dua pendapat ulama, karena tidak ada ketetapan dalil yang melarang tentang itu dengan tanpa menyentuh mushaf, dan boleh memegangnya dengan penghalang seperti kain yang bersih atau selainnya, dan demikan juga memegang kertas yang ada tulisan Al-Quran ketika ada keperluan untuk itu” (Majmu Fatawa Syeikh Bin Baz 24/344). Sumber : https://binbaz.org.sa/fatwas/19815/%D8
Komentar
Posting Komentar