Salah Atau Lupa Membaca Alfatihah Dalam Shalat
Edisi Fiqh
SALAH ATAU LUPA MEMBACA ALFATIHAH DALAM SHALAT
لا صلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab” (HR. Al Bukhari Muslim).
Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
كلُّ صلاةٍ لا يُقرَأُ فيها بأمِّ الكتابِ ، فَهيَ خِداجٌ ، فَهيَ خِداجٌ
“Setiap shalat yang di dalamnya tidak dibaca Faatihatul Kitaab, maka ia cacat, maka ia cacat” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Shahih).
Selain itu, kalau bacaan alfatihahnya salah, yang bisa merubah arti, maka inipun menyebabkan tidak sah shalatnya.
Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :
ﻭﻟﻮ ﺃﺧﻠﻒ ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﺼﺢُّ – ﺃﻱ ﺍﻟﺼﻼﺓ – ﺇﻥْ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠَّﺤﻦُ ﻳُﺤﻴﻞ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ؛ ﻭﺇﻻ ﺻﺤَّﺖ ، ﻭﻟﻜﻨﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﻤَّﺪ ﺍﻟﻠَّﺤﻦَ . ﻣﺜﺎﻝ ﺍﻟﺬﻱ ﻳُﺤﻴﻞ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ : ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ : { ﺃَﻫْﺪِﻧَﺎ } ﺑﻔﺘﺢ ﺍﻟﻬﻤﺰﺓ : ﻷﻥ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﻳﺨﺘﻠﻒ؛ ﻷﻥ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻊ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻬﻤﺰﺓ أﻋﻄﻨﺎ ﺇﻳَّﺎﻩ ﻫﺪﻳﺔ ، ﻟﻜﻦ { اﻫﺪﻧﺎ } ﺑﻬﻤﺰﺓ ﺍﻟﻮﺻﻞ ﺑﻤﻌﻨﻰ : ﺩُﻟَّﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﻭﻓِّﻘْﻨَﺎ ﻟﻪ ، ﻭَﺛَﺒِّﺘْﻨَﺎ ﻋﻠﻴﻪ . ﻭﻟﻮ ﻗﺎﻝ : ( ﺻِﺮَﺍﻁَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﻧْﻌَمْتُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ) ( ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ : ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺔ 7 ) ﻟﻢ ﺗﺼﺢَّ؛ ﻷﻧﻪ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ، ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻹِﻧﻌﺎﻡُ ﻣِﻦ ﺍﻟﻘﺎﺭﺉ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻣِﻦ ﺍﻟﻠﻪ .
Dan seandainya merubah harokat maka tidak sah (yakni sholatnya). Jika kesalahan bacaan tersebut mengakibatkan perubahan makna. Jika tidak (mengubah makna), maka tetap sah. Akan tetapi tidak diperbolehkan menyengaja melakukan kesalahan baca.
فيمن ترك الفاتحة ناسياً حتى سلم أو ركع قولان مشهوران , أصحهما باتفاق الأصحاب وهو الجديد : لا تسقط عنه القراءة....وإن تذكر بعد السلام - والفصل قريب - لزمه العود إلى الصلاة ، ويبني على ما فعل , فيأتي بركعة أخرى ويسجد للسهو ، وإن طال الفصل يلزمه استئناف الصلاة.
“Terkait orang yang meninggalkan membaca surat Al-Fatihah karena lupa hingga salam atau ruku, terdapat dua pendapat yang masyhur. Yang paling kuat berdasarkan kesepakatan ulama dalam mazhab kami dan dia merupakan qaul jaded (pendapat terbaru Imam Syafii) yaitu tidak gugur baginya kewajiban membaca surat Al-Fatihah. Jika dia ingat sesaat saja setelah salam, maka dia harus kembali shalat dan melanjutkan shalatnya dengan menambah satu rakaat lagi lalu sujud sahwi. Jika waktunya sudah berselang lama, maka dia harus mengulangi shalat dari awal.” (Al-Majmu (3/288)).
Berkata Al Lajnah Ad Daimah :
"إذا نسي الإمام آية من سورة الفاتحة ، ولم يذكر إلا بعد مدة طويلة - فإنه يجب عليه إعادة الصلاة إذا كانت فريضة؛ لأن قراءة الفاتحة ركن من أركان الصلاة، قال النبي صلى الله عليه وسلم: ( لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب ) رواه البخاري/756 ، أما إن ذكرها قبل طول الفصل، فإنه يأتي بركعة بدل الركعة التي ترك قراءة آية من الفاتحة فيها، ويسجد للسهو، أما إذا كانت الآية المنسية من غير الفاتحة ، فصلاته صحيحة ، ولا شيء عليه ولا على من خلفه في ذلك ، لأن قراءة ما زاد على الفاتحة مستحب وليس بواجب " انتهى. وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Jika imam lupa membaca surat Al-Fatihah, dan baru dia ingat sekian lama setelah shalat, maka dia wajib mengulangi shalatnya jika shalatnya adalah shalat fardhu, karena membaca surat Al-Fatihah merupakah salah satu rukun shalat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak sah shalat bagi yang tidak membaca Fatihatul Kitab (surat Al-Fatihah).” (HR. Bukhari, no. 756)
Adapun jika dia mengingatnya sebelum lama berselang, maka hendaknya dia langsung melakukan satu rakaat sebagai ganti dari rakaat yang di dalamnya dia tinggalkan membaca surat Al-Fatihah, lalu dia sujud sahwi. Adapun jika ayat yang dia lupa bukan termasuk surat Al-Fatihah, maka shalatnya sah, tidak ada kewajiban apa-apa baginya juga bagi makmum di belakangnya. Karena membaca selain surat Al-Fatihah disunahkan, bukan wajib.” Semoga Allah memberikan taufiqNya, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhamad, keluarga dan para shahabatnya. (Al-Lajnah Ad-Daimah (5/331)).
Ulama Lajnah Daimah pernah ditanya :
قام الإمام في صلاة المغرب وفي أثناء القراءة نسي آيتين من فاتحة الكتاب وهو في الصلاة علماً بأن المأمومين على يقين بذلك ولم يفتحوا على الإمام حتى انقضت الصلاة، وبعد أن سلم الإمام قالوا له: إنك نسيت آيتين من الفاتحة، فأقرهم على ذلك بأنه شعر بأن الفاتحة انتهت بسرعة، ولكن قال لو كنت أخطأت كان أي أحد من الذين خلفي ذكرني. فما حكم الشرع في هذه الصلاة؟
“Imam shalat dalam shalat Maghrib, saya membaca surat Al-Fatihah, dia lupa membaca dua ayatnya. Makmum yakin dengan hal itu namun mereka tidak menegurnya hingga shalat selesai. Setelah imam salam, mereka berkata kepadanya, ‘Anda lupa membaca dua ayat surat Al-Fatihah dan imam menerima pengaduan mereka karena dia juga merasa cepat selesai membaca Al-Fatihah, akan tetapi dia juga berkata, seandainya aku salah, harusnya ada seorang yang mengingatkan aku. Apa hukum syariat dalam masalah ini?
Mereka menjawab,
إذا كان الواقع ما ذكر فعليكم جميعاً إعادة الصلاة ؛ لأن الصلاة لا تصح إلا بقراءة الفاتحة كاملة ولم يحصل ذلك، وكان الواجب على هذا الإمام لما تحقق من تركه بعض الآيات من سورة الفاتحة أن يقوم في الحال ويأتي بركعة ويتشهد التشهد الأخير ويسجد للسهو ويسلم، وما دام لم يفعل ذلك ومضى وقت طويل لزم إعادة الصلاة بكاملها عليكم جميعاً
“Jika kenyataannya seperati yang disebutkan, maka kalian semua harus mengulangi shalatnya, karena shalat tidak sah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah secara sempurna, dan hal itu tidak terwujud (dalam shalat kalian). Seharusnya, ketika imam mengetahui saat itu bahwa dia meninggalkan membaca sebagian ayat dalam Al-Fatihah, dia langsung berdiri dan menambah satu rakaat lagi, lalu tasyahud akhir dan sujud sahwi lalu salam. Namun karena hal itu tidak dia lakukan dan telah berselang waktu yang lama, maka dia wajib mengulangi shalatnya dengan sempurna dan juga kalian semuanya.” (Lajnah Daimah (6/38)).
SALAH ATAU LUPA MEMBACA ALFATIHAH DALAM SHALAT
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jumhur ulama berpendapat, membaca alfatihah dalam shalat adalah wajib. Tidak sah shalat seseorang jika tidak membaca alfatihah.
Pendapat mereka berdasarkan dalil berikut ini :
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
Jumhur ulama berpendapat, membaca alfatihah dalam shalat adalah wajib. Tidak sah shalat seseorang jika tidak membaca alfatihah.
Pendapat mereka berdasarkan dalil berikut ini :
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
لا صلاةَ لمن لم يقرأْ بفاتحةِ الكتابِ
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab” (HR. Al Bukhari Muslim).
Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
كلُّ صلاةٍ لا يُقرَأُ فيها بأمِّ الكتابِ ، فَهيَ خِداجٌ ، فَهيَ خِداجٌ
“Setiap shalat yang di dalamnya tidak dibaca Faatihatul Kitaab, maka ia cacat, maka ia cacat” (HR. Ibnu Majah. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Shahih).
Selain itu, kalau bacaan alfatihahnya salah, yang bisa merubah arti, maka inipun menyebabkan tidak sah shalatnya.
Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :
ﻭﻟﻮ ﺃﺧﻠﻒ ﺍﻟﺤﺮﻛﺎﺕ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﺼﺢُّ – ﺃﻱ ﺍﻟﺼﻼﺓ – ﺇﻥْ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠَّﺤﻦُ ﻳُﺤﻴﻞ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ؛ ﻭﺇﻻ ﺻﺤَّﺖ ، ﻭﻟﻜﻨﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﻤَّﺪ ﺍﻟﻠَّﺤﻦَ . ﻣﺜﺎﻝ ﺍﻟﺬﻱ ﻳُﺤﻴﻞ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ : ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ : { ﺃَﻫْﺪِﻧَﺎ } ﺑﻔﺘﺢ ﺍﻟﻬﻤﺰﺓ : ﻷﻥ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﻳﺨﺘﻠﻒ؛ ﻷﻥ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻊ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻬﻤﺰﺓ أﻋﻄﻨﺎ ﺇﻳَّﺎﻩ ﻫﺪﻳﺔ ، ﻟﻜﻦ { اﻫﺪﻧﺎ } ﺑﻬﻤﺰﺓ ﺍﻟﻮﺻﻞ ﺑﻤﻌﻨﻰ : ﺩُﻟَّﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﻭﻓِّﻘْﻨَﺎ ﻟﻪ ، ﻭَﺛَﺒِّﺘْﻨَﺎ ﻋﻠﻴﻪ . ﻭﻟﻮ ﻗﺎﻝ : ( ﺻِﺮَﺍﻁَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﻧْﻌَمْتُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ) ( ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ : ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺔ 7 ) ﻟﻢ ﺗﺼﺢَّ؛ ﻷﻧﻪ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ، ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻹِﻧﻌﺎﻡُ ﻣِﻦ ﺍﻟﻘﺎﺭﺉ ، ﻭﻟﻴﺲ ﻣِﻦ ﺍﻟﻠﻪ .
Dan seandainya merubah harokat maka tidak sah (yakni sholatnya). Jika kesalahan bacaan tersebut mengakibatkan perubahan makna. Jika tidak (mengubah makna), maka tetap sah. Akan tetapi tidak diperbolehkan menyengaja melakukan kesalahan baca.
Contoh yang mengubah makna: Mengucapkan ﺃَﻫْﺪِﻧَﺎ dengan fathah pada hamzahnya, karena sesungguhnya maknanya berbeda, sebab maknanya dengan difathahkan hamzahnya menjadi BERIKAN HADIAH KAMI KEPADANYA, tetapi اِﻫْﺪِﻧَﺎ dengan hamzah washl (bermakna), TUNJUKILAH KAMI KEPADANYA, BERIKAN KAMI TAUFIQ UNTUK MENJALANINYA DAN KOKOHKAN KAMI DI ATASNYA.
Seandainya dia membaca ﺻِﺮَﺍﻁَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﻧْﻌَمْتُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ (YAITU JALAN ORANG-ORANG YANG TELAH AKU BERI NIKMAT ATAS MEREKA) maka tidak sah, karena berbeda makna. (Yaitu) kenikmatan menjadi berasal dari si pembaca, bukan lagi dari Allah. (Asy Syarhul Mumti’, Bab Shifat Sholat).
Begitu pula tidak sah shalat seseorang jika lupa membaca alfatihah atau lupa salah satu ayat dalam alfatihah.
Jika terjadi demikian, dia harus segera berdiri setelah salam dan menambah satu rakaat lagi, kemudian dilanjutkan dengan sujud sahwi.
Namun jika telah berlangsung lama, baru ingat atau ada yang baru mengingatkan, dia harus mengulang shalatnya.
Berkata Imam An-Nawawi rahimahullah :
Seandainya dia membaca ﺻِﺮَﺍﻁَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺃَﻧْﻌَمْتُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ (YAITU JALAN ORANG-ORANG YANG TELAH AKU BERI NIKMAT ATAS MEREKA) maka tidak sah, karena berbeda makna. (Yaitu) kenikmatan menjadi berasal dari si pembaca, bukan lagi dari Allah. (Asy Syarhul Mumti’, Bab Shifat Sholat).
Begitu pula tidak sah shalat seseorang jika lupa membaca alfatihah atau lupa salah satu ayat dalam alfatihah.
Jika terjadi demikian, dia harus segera berdiri setelah salam dan menambah satu rakaat lagi, kemudian dilanjutkan dengan sujud sahwi.
Namun jika telah berlangsung lama, baru ingat atau ada yang baru mengingatkan, dia harus mengulang shalatnya.
Berkata Imam An-Nawawi rahimahullah :
فيمن ترك الفاتحة ناسياً حتى سلم أو ركع قولان مشهوران , أصحهما باتفاق الأصحاب وهو الجديد : لا تسقط عنه القراءة....وإن تذكر بعد السلام - والفصل قريب - لزمه العود إلى الصلاة ، ويبني على ما فعل , فيأتي بركعة أخرى ويسجد للسهو ، وإن طال الفصل يلزمه استئناف الصلاة.
“Terkait orang yang meninggalkan membaca surat Al-Fatihah karena lupa hingga salam atau ruku, terdapat dua pendapat yang masyhur. Yang paling kuat berdasarkan kesepakatan ulama dalam mazhab kami dan dia merupakan qaul jaded (pendapat terbaru Imam Syafii) yaitu tidak gugur baginya kewajiban membaca surat Al-Fatihah. Jika dia ingat sesaat saja setelah salam, maka dia harus kembali shalat dan melanjutkan shalatnya dengan menambah satu rakaat lagi lalu sujud sahwi. Jika waktunya sudah berselang lama, maka dia harus mengulangi shalat dari awal.” (Al-Majmu (3/288)).
Berkata Al Lajnah Ad Daimah :
"إذا نسي الإمام آية من سورة الفاتحة ، ولم يذكر إلا بعد مدة طويلة - فإنه يجب عليه إعادة الصلاة إذا كانت فريضة؛ لأن قراءة الفاتحة ركن من أركان الصلاة، قال النبي صلى الله عليه وسلم: ( لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب ) رواه البخاري/756 ، أما إن ذكرها قبل طول الفصل، فإنه يأتي بركعة بدل الركعة التي ترك قراءة آية من الفاتحة فيها، ويسجد للسهو، أما إذا كانت الآية المنسية من غير الفاتحة ، فصلاته صحيحة ، ولا شيء عليه ولا على من خلفه في ذلك ، لأن قراءة ما زاد على الفاتحة مستحب وليس بواجب " انتهى. وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Jika imam lupa membaca surat Al-Fatihah, dan baru dia ingat sekian lama setelah shalat, maka dia wajib mengulangi shalatnya jika shalatnya adalah shalat fardhu, karena membaca surat Al-Fatihah merupakah salah satu rukun shalat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak sah shalat bagi yang tidak membaca Fatihatul Kitab (surat Al-Fatihah).” (HR. Bukhari, no. 756)
Adapun jika dia mengingatnya sebelum lama berselang, maka hendaknya dia langsung melakukan satu rakaat sebagai ganti dari rakaat yang di dalamnya dia tinggalkan membaca surat Al-Fatihah, lalu dia sujud sahwi. Adapun jika ayat yang dia lupa bukan termasuk surat Al-Fatihah, maka shalatnya sah, tidak ada kewajiban apa-apa baginya juga bagi makmum di belakangnya. Karena membaca selain surat Al-Fatihah disunahkan, bukan wajib.” Semoga Allah memberikan taufiqNya, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhamad, keluarga dan para shahabatnya. (Al-Lajnah Ad-Daimah (5/331)).
Ulama Lajnah Daimah pernah ditanya :
قام الإمام في صلاة المغرب وفي أثناء القراءة نسي آيتين من فاتحة الكتاب وهو في الصلاة علماً بأن المأمومين على يقين بذلك ولم يفتحوا على الإمام حتى انقضت الصلاة، وبعد أن سلم الإمام قالوا له: إنك نسيت آيتين من الفاتحة، فأقرهم على ذلك بأنه شعر بأن الفاتحة انتهت بسرعة، ولكن قال لو كنت أخطأت كان أي أحد من الذين خلفي ذكرني. فما حكم الشرع في هذه الصلاة؟
“Imam shalat dalam shalat Maghrib, saya membaca surat Al-Fatihah, dia lupa membaca dua ayatnya. Makmum yakin dengan hal itu namun mereka tidak menegurnya hingga shalat selesai. Setelah imam salam, mereka berkata kepadanya, ‘Anda lupa membaca dua ayat surat Al-Fatihah dan imam menerima pengaduan mereka karena dia juga merasa cepat selesai membaca Al-Fatihah, akan tetapi dia juga berkata, seandainya aku salah, harusnya ada seorang yang mengingatkan aku. Apa hukum syariat dalam masalah ini?
Mereka menjawab,
إذا كان الواقع ما ذكر فعليكم جميعاً إعادة الصلاة ؛ لأن الصلاة لا تصح إلا بقراءة الفاتحة كاملة ولم يحصل ذلك، وكان الواجب على هذا الإمام لما تحقق من تركه بعض الآيات من سورة الفاتحة أن يقوم في الحال ويأتي بركعة ويتشهد التشهد الأخير ويسجد للسهو ويسلم، وما دام لم يفعل ذلك ومضى وقت طويل لزم إعادة الصلاة بكاملها عليكم جميعاً
“Jika kenyataannya seperati yang disebutkan, maka kalian semua harus mengulangi shalatnya, karena shalat tidak sah kecuali dengan membaca surat Al-Fatihah secara sempurna, dan hal itu tidak terwujud (dalam shalat kalian). Seharusnya, ketika imam mengetahui saat itu bahwa dia meninggalkan membaca sebagian ayat dalam Al-Fatihah, dia langsung berdiri dan menambah satu rakaat lagi, lalu tasyahud akhir dan sujud sahwi lalu salam. Namun karena hal itu tidak dia lakukan dan telah berselang waktu yang lama, maka dia wajib mengulangi shalatnya dengan sempurna dan juga kalian semuanya.” (Lajnah Daimah (6/38)).
Komentar
Posting Komentar