Umat Pertengahan

RADIO DAKWAH SALAF AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH YANG PERTENGAHAN, TIDAK KERAS DAN TIDAK LEMBEK

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Kaum muslimin adalah umat pertengahan, tidak berlebih-berlebihan dan tidak bermudah-mudahan. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek. Tidak terlalu ekstrim dan tidak terlalu moderat. Selalu ada ditengah.

Allah Ta'ala berfirman :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيداً (سورة البقرة: 143)

“Dan yang demikian itu Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai umat pertengahan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian” (QS  Al Baqarah: 143).

Berkata As Syekh As Sa’di rahimahullah :

عدلا خيارا . وما عدا الوسط , فالأطراف داخلة تحت الخطر . فجعل الله هذه الأمة وسطا في كل أمور الدين . وسطا في الأنبياء , بين من غلا فيهم كالنصارى , وبين من جفاهم كاليهود , بأن آمنوا بهم كلهم على الوجه اللائق بذلك. ووسطا في الشريعة , لا تشديدات اليهود وآصارهم , ولا تهاون النصارى .

“Umat yang memiliki keadilan dan yang terbaik. Karena sifat selain pertengahan rentan dan akan mengarah kepada bahaya. Maka Allah menjadikan umat ini umat yang senantiasa mengambil jalan tengah di setiap perkara agama. Nabinya pun nabi yang pertengahan di antara para nabi umat terdahulu Pertengahan antara kaum yang berlebih-lebihan dalam beragama sebagaimana kaum Nashrani, dan mereka yang berperangai kasar sebagaimana bangsa yahudi. Nabi umat ini menyeru agar mereka beriman sesuai dengan kelayakan masing-masing dan bersikap pertengahan dalam hal penerapan syari’ah, tidak keras dan membangkang sebagaimana orang Yahudi, dan tidak pula meremehkan sebagaimana orang Nashrani

وفي باب الطهارة والمطاعم , لا كاليهود الذين لا تصح لهم صلاة إلا في بِيَعهم وكنائسهم , ولا يطهرهم الماء من النجاسات , وقد حرمت عليهم الطيبات , عقوبة لهم . ولا كالنصارى الذين لا ينجسون شيئا , ولا يحرمون شيئا , بل أباحوا ما دب ودرج . بل طهارتهم أكمل طهارة وأتمها . وأباح الله لهم الطيبات من المطاعم والمشارب والملابس والمناكح , وحرم عليهم الخبائث من ذلك

Dalam bab bersuci dan makanan, tidak seperti orang yahudi yang mereka tidak menganggap sah shalat mereka melainkan jika dilaksanakan di tempat peribadatan mereka, dan mereka tidak mensucikan air dari najis, dan mereka telah di haramkan dari yang baik-baik sebagai sangsi bagi mereka. Dan tidak pula seperti orang nashrani yang mereka sama sekali tidak menganggap sedikitpun air yang terkena najis, mereka juga tidak mengharamkan apapun dari makanan-makanan yang haram bahkan mereka membolehkan binatang apa saja yang merayap dan yang membuat liang dalam tanah. Adapun dari segi bersuci maka umat Islam paling sempurna tata cara bersuci mereka, dan Allah menghalalkan bagi mereka jenis yang baik-baik dari makanan, minuman, pakaian dan menikah, sebagaimana Allah juga mengharamkan bagi mereka segala yang buruk-buruk dari makanan dan minuman.

فلهذه الأمة من الدين : أكمله , ومن الأخلاق : أجلها , ومن الأعمال : أفضلها . ووهبهم الله من العلم والحلم والعدل والإحسان , ما لم يهبه لأمة سواهم

Maka bagi umat ini Allah telah memberikan yang terbaik. Dari segi agama, paling sempurna. Dari segi Akhlak, paling mulia. Dari segi amal perbuatan, paling utama, dan Allah juga memberikan kepada mereka Ilmu, Akhlak yang luhur, keadilan dan segala bentuk kebaikan yang sama sekali tidak diberikan kepada umat-umat selain mereka... (Tafsir As Sa'di).

Begitu pula ahlussunnah wal jamaah, adalah merupakan kelompok pertengahan diantara kelompok sesat dan menyimpang. Pertengahan antara Syiah Rafidhah dan Khawarij. Antara Jabariyyah dan qadariyyah. Dan lain sebagainya.

Berkata Syaikh Muhammad Khalil Hiras rahimahullah :

وَأَمَّا أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ ؛ فَكَانُوا وَسَطًا بَيْنَ غُلُوِّ هَؤُلَاءِ وَتَقْصِيرِ أُولَئِكَ ، وَهَدَاهُمُ اللَّهُ إِلَى الِاعْتِرَافِ بِفَضْلِ أَصْحَابِ نَبِيِّهِمْ ، وَأَنَّهُمْ أَكْمَلُ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِيمَانًا وَإِسْلَامًا وَعِلْمًا وَحِكْمَةً ، وَلَكِنَّهُمْ لَمْ يَغْلُوا فِيهِمْ ، وَلَمْ يَعْتَقِدُوا عِصْمَتَهُمْ ؛ بَلْ قَامُوا بِحُقُوقِهِمْ ، وَأَحَبُّوهُمْ لِعَظِيمِ سَابِقَتِهِمْ وَحُسْنِ بَلَائِهِمْ فِي نُصْرَةِ الْإِسْلَامِ وَجِهَادِهِمْ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

“Ada pun Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka golongan pertengahan antara yang mereka yang ekstrim dan mereka yang meremehkan. Allah telah memberikan mereka petunjuk untuk mengetahui keutamaan para sahabat nabi mereka, dalam umat ini mereka adalah yang paling sempurna keimanan, keislaman, keilmuan dan hikmah. Tetapi mereka tidak pernah melampaui batas terhadap para sahabat, tidak meyakini mereka memiliki ‘ishmah (bebas dari dosa), bahkan mereka bersikap sesuai hak para sahabat, mencintai mereka lantaran terdahulunya mereka dan bagusnya ujian mereka dalam membela Islam dan jihad mereka bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (Syaikh Muhammad Khalil Hiras, Syarh Al ‘Aqidah Al Wasithiyah, Hal. 254).

Berkata Syeikh Robi hafidzohullôh :

فإننا معشر السلفيين ندين الله بالتوسط والاعتدال في الأمور كلِّها في العقائد والعبادات والأخلاق والمناهج وقد حاربنا الغلو ولا نزال نحاربه بكل أشكاله في العقائد والعبادات والأشخاص، فمن الظلم والإفك أن نرمى به من أناس لا ناقة لهم ولا جمل في حربه. ونحارب الجفاء والتمييع بكل أشكاله في العقائد والعبادات والأخلاق والأشخاص والجماعات ولا نزال نحاربه

Sesungguhnya kita segenap salafiyin, menjalankan agama Allah ini dengan pertengahan dalam semua perkara. Dalam hal aqidah, ibadah, akhlak dan manhaj. Sungguh kita memerangi segala bentuk ekstrim dan berlebih-lebihan. Kita akan terus memeranginya baik dalam perkara aqidah, ibadah ataupun ghuluw terhadap seseorang (mengkultuskannya). 

Sehingga termasuk bentuk kezaliman dan kedustaan, tatkala kita dituduh ghuluw oleh orang-orang yang tidak memiliki unta betina atau jantan sekalipun didalam memerangi sikap ekstrim tersebut (tidak punya andil didalamnya). Demikian juga kita memerangi segala bentuk sikap lembek dan bermudah-mudahan, baik dalam perkara akidah, ibadah, akhlak, ataupun lembek terhadap seseorang. Kita akan selalu memeranginya. (Wasathiyah Islam).

Pembahasan islam dan kelompok ahlussunnah wal jamaah adalah kaum yang pertengahan banyak dibahas dikitab-kitab para ulama salaf.

Namun di zaman sekarang ini, ada sekelompok orang yang mengatakan, "Ini ustadz salaf ahlussunnah wal jamaah yang pertengahan, ini radio dakwah salaf ahlussunnah wal jamaah yang pertengahan, ini majalah dakwah salaf ahlussunnah wal jamaah yang pertengahan, ini yayasan salaf ahlussunnah wal jamaah yang pertengahan, ini mahad salaf ahlussunnah wal jamaah yang pertengahan dan lain sebagainya, yang sepengetahuan penulis tidak didapati dan dijumpai dalam kitab-kitab para ulama salaf. Kecuali sikap pengklaiman dan penilaian kelompok semata, yang menjustifikasi bahwa kelompoknya yang berada dipertengahan. 

Kalau yayasan penulis, boleh dikatakan yang pertengahan, pertengahan antara Maros dan Bone Sulsel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?