Ucapan Insya Allah Yang Palsu Dan Dusta
UCAPAN INSYA ALLAH, YANG PALSU DAN DUSTA
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ucapan insya Allah, merupakan ucapan yang disyariatkan dalam islam jika seseorang mau mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang.
Bahkan inipun merupakan amalan para Nabi terdahulu.
Ketika Nabi Ismail alaihissalam mau disembelih, dia berkata kepada ayahnya :
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan dapati aku InsyaAllah termasuk orang-orang yang sabar (QS. Ash Shaffat : 102).
Begitu pula ketika Nabi Musa alaihissalam mau bersabar mengikuti Khaidir.
قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا ، إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,’ kecuali (dengan menyebut), ‘Insya Allah’.” (QS. Al-Kahfi : 23-24).
هذا إرشاد من الله لرسوله صلوات الله وسلامه عليه ، إلى الأدب فيما إذا عزم على شيء ليفعله في المستقبل ، أن يرد ذلك إلى مشيئة الله - عز وجل - علام الغيوب ، الذي يعلم ما كان وما يكون ، وما لم يكن لو كان كيف كان يكون ، كما ثبت في الصحيحين عن أبي هريرة - رضي الله عنه - عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه [ قال ]قال سليمان بن داود عليهما السلام : لأطوفن الليلة على سبعين امرأة - وفي رواية : تسعين امرأة . وفي رواية : مائة امرأة - تلد كل امرأة منهن غلاما يقاتل في سبيل الله ، فقيل له - وفي رواية : فقال له الملك - قل : إن شاء الله . فلم يقل فطاف بهن فلم يلد منهن إلا امرأة واحدة نصف إنسان
Allah Ta'ala memberi petunjuk kepada Rasul-Nya tentang etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang, hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allah Ta'ala, Yang mengetahui hal yang gaib, Yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan yang mengetahui apa yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi bagaimana akibatnya.
Dalam kitab Sahihain telah disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang telah bersabda bahwa Sulaiman ibnu Daud alaihissalam pernah mengatakan, "Sungguh saya akan menggilir ketujuh puluh orang istriku malam ini." Menurut riwayat lain sembilan puluh orang istri, dan menurut riwayat yang lainnya lagi seratus orang istri. Dengan tujuan agar masing-masing istri akan melahirkan seorang anak lelaki yang kelak akan berperang di jalan Allah. Maka dikatakan kepada Sulaiman, yang menurut riwayat lain malaikat berkata kepadanya, "Katakanlah, 'Insya Alldh',"tetapi Sulaiman tidak menurutinya.
Sulaiman menggilir mereka dan ternyata tiada yang mengandung dari mereka kecuali hanya seorang istri yang melahirkan setengah manusia. (Tafsir Ibnu Katsir).
قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَام لَأَطُوفَنَّ اللَّيْلَةَ بِمِائَةِ امْرَأَةٍ تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ غُلَامًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ لَهُ الْمَلَكُ قُلْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فَلَمْ يَقُلْ وَنَسِيَ فَأَطَافَ بِهِنَّ وَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلَّا امْرَأَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمْ يَحْنَثْ وَكَانَ أَرْجَى لِحَاجَتِهِ
Sulaiman bin Dawud alaihimassalaam berkata: Sungguh aku akan berkeliling (menggilir) 100 istriku malam ini, sehingga tiap wanita akan melahirkan anak yang akan berjihad di jalan Allah. Kemudian satu Malaikat mengucapkan kepada beliau: Ucapkan Insya Allah. Tapi Nabi Sulaiman tidak mengucapkan dan lupa. Kemudian beliau berkeliling pada istri-istrinya, hasil selanjutnya tidak ada yang melahirkan anak kecuali satu orang wanita yang melahirkan setengah manusia. Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam bersabda: Kalau Nabi Sulaiman mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan lebih diharapkan hajatnya terpenuhi (H.R al-Bukhari dan Muslim).
Kalau ada seseorang mengucapkan INSYA ALLAH, akan mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang. Seperti ucapan, "Insya Allah, saya akan datang di hari pernikahanmu," Tetapi dalam hati berniat untuk tidak menghadirinya, maka ini termasuk pendustaan dan janji palsu.
Berkata Ibnu Rojab rahimahullah, berkata Al Auza'i rahimahullah:
ولو قال أفعل كذا إن شاء الله تعالى ومن نيته أن لا يفعل كان كذباً وخلفاً
Seandainya seseorang berkata: Aku akan lakukan hal ini, InsyaAllah, sedangkan dia berniat untuk tidak melakukannya, maka ini merupakan satu pendustaan dan janji yang palsu. (Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam).
Dia (Nabi Musa) berkata : Engkau akan mendapati aku insyaAllah sebagai orang yang sabar dan tidak akan bermaksiat terhadap perintahmu (Q.S al-Kahfi : 69).
Jika seseorang akan bertekad mengerjakan sesuatu di masa akan datang, lantas tidak mengucapkan insya Allah, hal ini merupakan pelanggaran terhadap perintah Allah dan RasulNya dan Allah Ta'ala tidak akan menolongnya. Karena segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا ، إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,’ kecuali (dengan menyebut), ‘Insya Allah’.” (QS. Al-Kahfi : 23-24).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
هذا إرشاد من الله لرسوله صلوات الله وسلامه عليه ، إلى الأدب فيما إذا عزم على شيء ليفعله في المستقبل ، أن يرد ذلك إلى مشيئة الله - عز وجل - علام الغيوب ، الذي يعلم ما كان وما يكون ، وما لم يكن لو كان كيف كان يكون ، كما ثبت في الصحيحين عن أبي هريرة - رضي الله عنه - عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه [ قال ]قال سليمان بن داود عليهما السلام : لأطوفن الليلة على سبعين امرأة - وفي رواية : تسعين امرأة . وفي رواية : مائة امرأة - تلد كل امرأة منهن غلاما يقاتل في سبيل الله ، فقيل له - وفي رواية : فقال له الملك - قل : إن شاء الله . فلم يقل فطاف بهن فلم يلد منهن إلا امرأة واحدة نصف إنسان
Allah Ta'ala memberi petunjuk kepada Rasul-Nya tentang etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang, hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allah Ta'ala, Yang mengetahui hal yang gaib, Yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan yang mengetahui apa yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi bagaimana akibatnya.
Dalam kitab Sahihain telah disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang telah bersabda bahwa Sulaiman ibnu Daud alaihissalam pernah mengatakan, "Sungguh saya akan menggilir ketujuh puluh orang istriku malam ini." Menurut riwayat lain sembilan puluh orang istri, dan menurut riwayat yang lainnya lagi seratus orang istri. Dengan tujuan agar masing-masing istri akan melahirkan seorang anak lelaki yang kelak akan berperang di jalan Allah. Maka dikatakan kepada Sulaiman, yang menurut riwayat lain malaikat berkata kepadanya, "Katakanlah, 'Insya Alldh',"tetapi Sulaiman tidak menurutinya.
Sulaiman menggilir mereka dan ternyata tiada yang mengandung dari mereka kecuali hanya seorang istri yang melahirkan setengah manusia. (Tafsir Ibnu Katsir).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
قَالَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَام لَأَطُوفَنَّ اللَّيْلَةَ بِمِائَةِ امْرَأَةٍ تَلِدُ كُلُّ امْرَأَةٍ غُلَامًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ لَهُ الْمَلَكُ قُلْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فَلَمْ يَقُلْ وَنَسِيَ فَأَطَافَ بِهِنَّ وَلَمْ تَلِدْ مِنْهُنَّ إِلَّا امْرَأَةٌ نِصْفَ إِنْسَانٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمْ يَحْنَثْ وَكَانَ أَرْجَى لِحَاجَتِهِ
Sulaiman bin Dawud alaihimassalaam berkata: Sungguh aku akan berkeliling (menggilir) 100 istriku malam ini, sehingga tiap wanita akan melahirkan anak yang akan berjihad di jalan Allah. Kemudian satu Malaikat mengucapkan kepada beliau: Ucapkan Insya Allah. Tapi Nabi Sulaiman tidak mengucapkan dan lupa. Kemudian beliau berkeliling pada istri-istrinya, hasil selanjutnya tidak ada yang melahirkan anak kecuali satu orang wanita yang melahirkan setengah manusia. Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam bersabda: Kalau Nabi Sulaiman mengucapkan Insya Allah, niscaya beliau tidak melanggar sumpahnya, dan lebih diharapkan hajatnya terpenuhi (H.R al-Bukhari dan Muslim).
Kalau ada seseorang mengucapkan INSYA ALLAH, akan mengerjakan sesuatu di masa yang akan datang. Seperti ucapan, "Insya Allah, saya akan datang di hari pernikahanmu," Tetapi dalam hati berniat untuk tidak menghadirinya, maka ini termasuk pendustaan dan janji palsu.
Berkata Ibnu Rojab rahimahullah, berkata Al Auza'i rahimahullah:
ولو قال أفعل كذا إن شاء الله تعالى ومن نيته أن لا يفعل كان كذباً وخلفاً
Seandainya seseorang berkata: Aku akan lakukan hal ini, InsyaAllah, sedangkan dia berniat untuk tidak melakukannya, maka ini merupakan satu pendustaan dan janji yang palsu. (Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam).
Komentar
Posting Komentar