Bukan Berkumpul Di Monas
BUKAN BERKUMPUL DI MONAS
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Jika penguasa zalim atau dianggap zalim, banyak orang yang bisa diprovokasi untuk berkumpul dan menentang penguasa.
Namun ketika banyak kezaliman yang besar ditengah-tengah masyarakat berupa kesyirikan, mereka tidak bisa mengerahkan masa yang super besar, karena mungkin sebagian mereka adalah pelakunya. Padahal kesyirikan merupakan kezaliman yang sangat besar, yang lebih pantas untuk ditumpas terlebih dahulu.
Allah Ta'ala berfirman :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Surah Luqman ayat 13).
Berkata Al Bukhari rahimahullah :
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ ،عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ: {الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ} [الْأَنْعَامِ: 82] ، شَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم، وَقَالُوا: أَيُّنَا لَمْ يَلْبس إِيمَانَهُ بِظُلْمٍ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أنه لَيْسَ بِذَاكَ، أَلَا تَسْمَعَ إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ: {يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah yang menceritakan bahwa ketika diturunkan firman-Nya:
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik). (Al-An'am: 82).
Hal itu terasa berat bagi para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Karenanya mereka berkata,
"Siapakah di antara kita yang tidak mencampuri imannya dengan perbuatan zalim (dosa)."
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Bukan demikian yang dimaksud dengan zalim. Tidakkah kamu mendengar ucapan Luqman: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.' (Luqman: 13).
Kezaliman besar berupa praktek kesyirikan begitu banyak di negeri kita ini, termasuk di Jakarta, tengoklah kuburan habaib di Kwitang dan Priok, jadi tempat ritual-ritual kesyirikan, seharusnya masa berkumpul disana bersama-sama pemerintah untuk menghentikannya, bukan di monas.
Kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan suatu negeri, tergantung kemurnian tauhid masyarakatnya atau keimanan penduduknya yang kokoh dan ketakwaannya.
Jika demikian keadaannya, sudah dipastikan, Allah Ta'ala turunkan keberkahan dari langit dan bumi. Bukan dengan cara menuntut kepada penguasa, karena penguasa selamanya tidak akan bisa merubah keadaan lebih baik, selama rakyatnya bergelimang dengan kesyirikan, maksiat dan kebid'ahan.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau penduduk kota-kota beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Surah Al Araf 96).
Komentar
Posting Komentar