Jangan Berlama-Lama Dikedua Tempat Ini
JANGAN BERLAMA-LAMA DIKEDUA TEMPAT INI
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Ada dua tempat, yang syariat melarang untuk berlama-lama di dalamnya. Kalau keperluan sudah terpenuhi, segeralah beranjak dari tempat tersebut.
Pertama, Pasar
Pasar merupakan tempat yang paling dibenci dan tempat berkumpulnya setan, seyogyanya kita tidak berlama-lama di dalamnya sampai lupa waktu untuk segera keluar darinya.
أحب البلاد إلى الله مساجدها، وأبغض البلاد إلى الله أسواقها
"Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid-masjid, dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar-pasar". (HR. Muslim).
Berkata Syeikh Utsaimin rahimahullah :
" لأن أسواق البيع والشراء الغالب فيها إلا ما شاء الله الكذب والغش والخيانة والحلف وما أشبه ذلك. فلهذا كانت أبغض البلاد إلى الله عز وجل." [شرح رياض الصالحين].
Karena sesungguhnya pasar-pasar, jual beli yang dominan di dalamnya, kecuali apa yang Allah kehendaki. Kedustaan, kecurangan, khianat, sumpah (sumpah palsu), dan yang semisal itu (banyak terjadi di pasar). Maka karenanya, ia menjadi tempat yang paling dibenci oleh Allah Azza wa Jalla. (Syarh Riyadhush Shalihin).
Berkata Salman al-Farisi radhiyallahu anhu :
Jika kamu bisa, janganlah menjadi orang yang pertama masuk pasar, dan yang terakhir keluar pasar. Karena pasar adalah tempat berkumpulnya setan dan di sana mereka menancapkan benderanya. (HR. Muslim).
Dan berkata Salman al-Farisi radhiyallahu anhu :
إِنَّ السُّوقَ مِبْيَضُ الشَّيْطَانِ وَمَفْرَخُهُ , فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا تَكُونَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُهَا وَلَا آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا فَافْعَلْ
Pasar adalah tempat setan bertelur dan beranak pinak. Jika kamu bisa, jangan menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan yang terakhir keluar pasar. (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Kedua, WC atau Kamar Mandi
Ada sebagian orang yang menghiasi dan melengkapi wc atau kamar mandinya dengan berbagai fasilitas agar betah berlama-lama di dalamnya.
Bahkan dilengkapi dengan majalah, buku atau koran. Yang membuat orang yang buang hajat, betah dan santai sambil membaca buku, plus merokok bahkan sambil main hp, baik chatting, nonton youtube atau main games.
Padahal di dalam islam, itu hal yang terlarang. Kamar mandi atau wc sama dengan pasar, tempatnya setan, tempatnya kotoran dan najis yang tidak pantas berlama-lama di dalamnya. Sehingga untuk memasukinya seseorang harus berdoa meminta perlindungan kepada Allah dari setan.
Berkata Anas Bin Malik radhiyallahu anhu :
كَانَ إذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ : اَللّٰهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Apabila dia (Nabi shallallahu alaihi wa sallam) masuk WC, beliau berkata (berdoa), “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”(HR. Bukhari
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :
"Dimakruhkan berdiam lama di tempat buang hajat." (Tuhfatul Muhtaj, 2/241)
Berkata Asy Syeikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:
« ويَحرُم على الإنسان وهو في الخلاء أن يلبث فوق مقدار حاجته، بل يجب من حين ما ينتهي أن يخرج؛ وعَلَّلوا ذلك بعِلَّتين :
الأولى : أن في ذلك كشفًا للعورة بلا حاجة.
الثانية : أن الحُشُوشَ والمراحيض هي مأوى الشياطين والنُّفوس الخبيثة، فلا ينبغي أن يبقى في هذا المكان الخبيث.
وأما ما يفعله الغربيون وأشباههم؛ يجعلون هذه الكراسي التي يجلسون إليها ويدلُون أرجلهم، ويأخذ الواحد منهم المجلة والصحيفة، ويخلّي هذا المكان محل قراءة هذه المجلات والصحف، فلا شك أن هذا خلاف العقل وخلاف الشرع ».
Dan diharamkan bagi seseorang yang berada di toilet untuk tinggal melebihi jangka waktu buang hajat, bahkan wajib ketika telah usai untuk segera keluar, dan hal tersebut disebabkan karena dua sebab:
Yang pertama; pada hal tersebut ada bentuk membuka aurat tanpa kebutuhan,
Kedua; Toilet dan kamar kecil itu adalah tempatnya syaithan dan jiwa yang jelek, maka tidak sepantasnya untuk tinggal ditempat jelek ini.
Adapun apa yang dilakukan orang-orang barat dan semisal mereka, yaitu dengan membuat tempat duduk yang mereka bisa duduk bersantai padanya dan meletakkan kaki-kaki mereka, sehingga salah seorang diantara mereka menyediakan koran dan majalah, dan menjadikan padanya tempat khusus untuk membaca majalah dan koran tersebut, maka tidaklah diragukan lagi bahwa hal ini menyelisihi akal sehat dan syariat. (Asy Syarhul Mumti' (1/126)).
ولا يطيل المقام لغير حاجة ؛ لان المقام فيه لغير حاجة مكروه ؛ لأنه مُحْتَضر الشياطين وموضع إبداء العورة ". انتهى " شرح العمدة" (1/60).
"Jangan berlama-lama di tempat itu tanpa keperluan. Karena berdiam lama di tempat itu adalah makruh. Karena itu adalah tempat keberadaan setan dan tempat disingkapnya aurat." (Syarhul Umdah, 1/60)
Berkata Al-Faqih Ibnu Hajar Al-Haitsai rahimahullah :
" ويكره إطالة المكث في محل قضاء الحاجة " انتهى من تحفة المحتاج (2/241).
"Dimakruhkan berdiam lama di tempat buang hajat." (Tuhfatul Muhtaj, 2/241)
Berkata Asy Syeikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:
« ويَحرُم على الإنسان وهو في الخلاء أن يلبث فوق مقدار حاجته، بل يجب من حين ما ينتهي أن يخرج؛ وعَلَّلوا ذلك بعِلَّتين :
الأولى : أن في ذلك كشفًا للعورة بلا حاجة.
الثانية : أن الحُشُوشَ والمراحيض هي مأوى الشياطين والنُّفوس الخبيثة، فلا ينبغي أن يبقى في هذا المكان الخبيث.
وأما ما يفعله الغربيون وأشباههم؛ يجعلون هذه الكراسي التي يجلسون إليها ويدلُون أرجلهم، ويأخذ الواحد منهم المجلة والصحيفة، ويخلّي هذا المكان محل قراءة هذه المجلات والصحف، فلا شك أن هذا خلاف العقل وخلاف الشرع ».
Dan diharamkan bagi seseorang yang berada di toilet untuk tinggal melebihi jangka waktu buang hajat, bahkan wajib ketika telah usai untuk segera keluar, dan hal tersebut disebabkan karena dua sebab:
Yang pertama; pada hal tersebut ada bentuk membuka aurat tanpa kebutuhan,
Kedua; Toilet dan kamar kecil itu adalah tempatnya syaithan dan jiwa yang jelek, maka tidak sepantasnya untuk tinggal ditempat jelek ini.
Adapun apa yang dilakukan orang-orang barat dan semisal mereka, yaitu dengan membuat tempat duduk yang mereka bisa duduk bersantai padanya dan meletakkan kaki-kaki mereka, sehingga salah seorang diantara mereka menyediakan koran dan majalah, dan menjadikan padanya tempat khusus untuk membaca majalah dan koran tersebut, maka tidaklah diragukan lagi bahwa hal ini menyelisihi akal sehat dan syariat. (Asy Syarhul Mumti' (1/126)).
Komentar
Posting Komentar