Dukun Dipenggal Lehernya ?

DUKUN DIPENGGAL LEHERNYA ?

Di antara aktivitas para dukun, membacakan mantra-mantra atau jampi-jampi yang bisa berpengaruh kepada seseorang. Bisa membuat seseorang sakit, bahkan bisa membunuh, bisa membuat suami isteri bercerai, bisa membuat warung makan terlihat jelek dan kumuh (padahal sebenarnya bersih dan nyaman) dan lain sebagainya. Sehingga dengan ini, para dukun juga disebut sebagai tukang sihir, jika dilihat dari praktek-praktek perdukunannya.

Berkata Ibnu Qudamah Al-Maqdisi :

السحر هو عزائم ورقى وعُقَد يؤثر في القلوب والأبدان، فيُمرض ويقتل، ويفرق بين المرء وزوجه، ويأخذ أحد الزوجين عن صاحبه

“Sihir itu adalah jampi atau mantra dan buhul-buhul yang memberikan pengaruh pada hati dan badan, sehingga menimbulkan sakit, atau bahkan membunuh, serta bisa memisahkan pasangan suami istri. Dan mengambil salah seorang suami isteri dari temannya. Sumber : https://www.islamweb.net/ar/article/13701/السحر-تعريفه-وأنواعه-وآثاره

Hukuman bagi para tukang sihir dalam syariat islam adalah dibunuh. Ini menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa tukang sihir ini kafir. Sehingga berhak untuk dibunuh. Apatah lagi sihirnya membuat orang terbunuh atau membuat orang saling membunuh.

Di dalam kitab fiqh Al-Muyassar disebutkan :

حد الساحر القتل وهو قول أبي حنيفة ومالك وأحمدُ وذلك لحديث جندب بن عبد الله عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: "حد الساحر ضربة بالسيف"

Hukuman bagi tukang sihir adalah hukuman bunuh, dan ini pendapat Abu Hanifah, Malik dan Ahmad berdasarkan hadits Jundub Bin Abdillah dari Nabi shalallahu alaihi wasallam, bahwasanya Beliau bersabda :

“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal lehernya dengan pedang.” (Riwayat Imam Turmudzi. Hadits Mauquf). Sumber : https://al-maktaba.org/book/33241/1690

Di dalam shahih Bukhari, dari Bajalah bin Abdah rahimahullah, ia berkata:

كتب عمر بن الخطاب رضي الله عنه: أن اقتلوا كل ساحر وساحرة)). قال: ((فقتلنا ثلاث سواحر))  

“Umar bin Khathab telah mewajibkan untuk membunuh setiap tukang sihir, baik laki-laki maupun perempuan”. Bajalah berkata, “Maka kami telah membunuh tiga tukang sihir.” (Riwayat Bukhari).

Di dalam riwayat lain disebutkan :

اقتلوا كلَّ ساحرٍ وساحرةٍ ، وفرِّقوا بينَ كلِّ ذي مَحرمٍ من المجوسِ ، وانهوهم عن الزمزمةِ ، فقتلنا ثلاثةَ سواحرَ 

“Bunuhlah setiap tukang sihir laki laki dan tukang sihir perempuan, dan pisahkan setiap orang (suami istri) yang semahram dari kalangan Majusi, dan laranglah mereka dari zamzamah.” Maka kami membunuh tiga tukang sihir. (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan yang lainnya).

Berkata Ibnu Qudamah rahimahullah :

وهذا اشتهر فلم ينكر، فكان إجماعاً

“Dan kisah perintah Umar ini (untuk membunuh para penyihir) mashyur dan tidak ada yang mengingkari, maka ini adalah ijma' (Al-Mughni 9/31). Sumber : https://www.dorar.net/aqadia/3643/ثانيا:-حكم-السحر

Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

فإن أكثر العلماء على أنه يقتل، وقد روي عن جندب رضي الله عنه موقوفاً ومرفوعاً: أن حد الساحر ضربة بالسيف رواه الترمذي، وعن عمر وعثمان وحفصة وعبد الله بن عمر وغيرهم من الصحابة رضي الله عنهم قتله" (أ.هـ).

Maka bahwasanya banyak ulama (berpendapat), tukang sihir itu dibunuh. Dan diriwayatkan dari Jundub radhiyallahu anhu secara mauquf dan marfu' : Bahwa hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal lehernya dengan pedang.” Riwayat Tirmidzi . Dan dari Umar, Utsman, Hafshoh, Abdullah bin Umar dan selain mereka dari para sahabat radhiyallahu anhum membunuh tukang sihir. (Al Fatawa 28/346). Sumber : https://www.dorar.net/aqadia/3643/ثانيا:-حكم-السحر

Berkata Adzhabi rahimahullah :

و حد الساحر القتل لأنه كفر بالله أو ضارع الكفر

Dan hukuman tukang sihir adalah dibunuh, karena sesungguhnya dia kafir kepada Allah atau menyerupai kekafiran. (Al Kabair). Sumber : https://www.dorar.net/aqadia/3643/ثانيا:-حكم-السحر

Al Bukhari meriwayatkan di Tarikhya dari Khalid Al Hadzai dari Abu ‘Utsman, dia berkata :

كان عند الوليد رجل يلعب فذبح إنسانًا وأَبان رأْسَه، فعجبنا فأعاد رأسه، فجاء جندب الأزديّ فقتله.

“Disisi Al-walid (khalifah) ada seorang penyihir. Maka dia (penyihir) menyembelih seseorang dan dia memisahkan kepalanya (dengan memegangnya). Maka kami pun heran dia bisa melakukan demikian. Maka kemudian dia menyambung kepala orang tersebut. Maka datanglah Jundub Al-Azdi kemudian membunuh penyihir tersebut.” (At-Tarikh Al-Kabir 2/222). Sumber : http://www.sahaba.rasoolona.com/Sahaby/17667/تفصيل-ما-ذكر-عنه-في-الكتب-الأربعة/جندب-بن-كعب-بن-عبد-الله-بن-جزء-بن-عامر-بن-مالك-بن-دهمان-الأزدي-الغامدي

Berkata Syekh Bin Baaz rahimahullah :

فدل ذلك: على أن الساحر يجب قتله ولا يستتاب؛ لأن فساده عظيم.......

Maka itu menunjukkan bahwasanya tukang sihir itu wajib membunuhnya dan tidak disuruh bertaubat. Karena sesungguhnya kerusakannya sangat besar....

والخلاصة: أن هذا هو الصواب أن الساحر إذا ثبت سحره وهكذا الساحرة كل منهما يقتل من دون استتابة

Dan ringkasan (kesimpulannya), Sesungguhnya ini adalah yang benar, bahwasanya tukang sihir apabila telah dipastikan sihirnya dan demikian juga tukang sihir wanita, setiap darinya dibunuh dengan tanpa disuruh bertaubat...(Nur Alal Darbi) Sumber : https://binbaz.org.sa/fatwas/8584/الحكم-على-حديث-حد-الساحر-ضربة

Dan ketahuilah, yang berhak menghukum bunuh para tukang sihir adalah penguasa atau orang yang diperintahkan penguasa, bukan individu-individu atau pribadi-pribadi.

AFM

Copas dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?