Menghalalkan Atau Melegalkan Miras ?

MENGHALALKAN ATAU MELEGALKAN MIRAS ?


Seseorang mengatakan, "Yang menghalalkan miras itu bukan Ulil Amri namanya, tapi Ulil Abshar Abdalla."


Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3807109319335030&id=100001079993308&anchor_composer=false&ref=opera_for_android_speed_dial&notif_t=comment_mention


Yang menjadi pertanyaan, betulkah ulil amri dan ulil abshar abdalla menghalalkan miras (khomer) ?


Kalau memang benar mengatakan demikian, jelaslah jatuh padanya kekafiran. Pengkafiran secara umum (takfir muthlaq).


Namun jika tidak demikian, maka orang yang punya TS ini telah memfitnah Ulil Amri dan Ulil Abshar Abdala.


Kalau melegakan miras (khomer), tidak sama dengan menghalalkannya. Kalau hanya melegalkan atau memberi izin peredarannya, hanya jatuh kepada dosa besar, tetapi kalau menghalalkan miras (khomer) dan dia mengetahui keharamannya, maka jatuh kepada kekafiran. Sama seperti yang menghalalkan zina, menghalalkan judi dan apa-apa yang Allah dan RasulNya haramkan.


Berkata Al Qadhii 'Iyadh rahimahullah :


وكذلك أجمع المسلمون على تكفير كل من استحل القتل، أو شرب الخمر، أو الزنا مما حرم الله، بعد علمه بتحريمه...


Kaum muslimin sepakat atas kafirnya setiap orang yang menghalalkan pembunuhan atau minum khamar atau zina dari apa yang Allah haramkan setelah mengetahui keharamannya...(Sumber : https://dorar.net/aqadia/3619/المطلب-الثالث:-إنكار-حكم-معلوم-من-الدين-بالضرورة).


Berkata Imam Abu Ya'la rahimahullah :


ومن اعتقد تحليل ما حرم الله بالنص الصريح من الله، أو من رسوله، أو أجمع المسلمون على تحريمه فهو كافر ومن فعل ذلك فهو كافر بإجماع المسلمين


Barangsiapa menghalalkan apa yang telah Allah haramkan dengan nash yang tegas dari Allah atau RasulNya. Atau berdasarkan ijma' kaum muslimin atas keharamannya. Maka dia kafir. Dan barangsiapa melakukan hal tersebut maka dia kafir secara ijma kaum muslimin. (Sumber : https://dorar.net/aqadia/3619/المطلب-الثالث:-إنكار-حكم-معلوم-من-الدين-بالضرورة).


Berkata Syeikh Bin Baz rahimahullah :


قد أجمع علماء الإسلام على كفر من استحل ما حرمه الله أو حرم ما أحله الله مما هو معلوم من الدين بالضرورة، ومن تأمل كلام العلماء في جميع المذاهب الأربعة في باب حكم المرتد.... (مجموع الفتاوى للشويعر 2/ 330).


Sesungguhnya ulama islam telah sepakat atas kafirnya orang yang menghalalkan apa-apa yang Allah haramkan atau mengharamkan apa-apa yang Allah halalkan yang dia ketahui di dalam perkara agama yang darurat. Dan dari pendapat perkataan ulama secara mayoritas di empat madzhab di dalam bab hukum murtad....(Sumber : https://binbaz.org.sa/old/123).


Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah  :


"من أحل النظر؛ فقد كفر بالإجماع، ومن حرم الخبز؛ فقد كفر بالإجماع". (منار السبيل. باب حكم المرتد. ص:405، بتصرف)


Barangsiapa menghalalkan melihat (wanita yang bukan mahram) maka sungguh telah kafir secara ijma. Dan Barangsiapa mengharamkan roti, maka sungguh telah kafir secara ijma. (Sumber : http://iswy.co/e128l7).


Pembahasan di atas, masuk katagori takfir muthlaq. Boleh mengkafirkan perbuatan tersebut secara umum. Namun takfir secara individu (takfir muayyan), dengan mengatakan kamu kafir, maka ini tidak boleh, karena perlu syarat-syaratnya, diantaranya apakah dia jahil dengan mengatakan demikian atau tidak.


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga berkata,


أَنَّ التَّكْفِيرَ لَهُ شُرُوطٌ وَمَوَانِعُ قَدْ تَنْتَقِي فِي حَقِّ الْمُعَيَّنِ وَأَنَّ تَكْفِيرَ الْمُطْلَقِ لَا يَسْتَلْزِمُ تَكْفِيرَ الْمُعَيَّنِإلَّا إذَا وُجِدَتْ الشُّرُوطُ وَانْتَفَتْ الْمَوَانِعُ


“Bahwa takfir memiliki syarat-syarat dan penghalang-penghalang dalam mengkafirkan individu tertentu (mu’ayyan), dan bahwa takfir secara umum (muthlaq) tidak mengharuskan takfir terhadap individu tertentu (mu’ayyan), kecuali apabila terpenuhi syarat-syarat dan terangkat penghalang-penghalang.” [Majmu’ Al-Fatawa, 12/488]


Membenci kemungkaran itu harus, tetapi membantah dengan memfitnah dan mengkritisi penguasa secara terbuka di media masa, bukan cara atau metode ahlussunnah.


AFM


Copas dari berbagai sumber


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?