Abu Canda Dan Andri Novis
ABU CANDA DAN ANDRI NOVIS
Abu Canda membuat cuitan di tweeter, bahwa ISLAM AROGAN, setelah viral dan dilaporkan, dia pun mengatakan, "Yang di maksud islam arogan, Salafi Wahabi."
Andri Novis, berkomentar di salah satu postingannya di FB, ketika ditanya, apakah Syekh Al Albani Irja (murjiah)?
Dia katakan : "Na'am akhii, sebagaimana jumhur ulama salaf sekarang yang mengatakan."
Setelah diserang dan di bully tentang komentarnya ini, dia pun mengatakan, "Yang saya maksud Ali Hasan."
Kalau Syekh Ali Hasan rahimahullah dikatakan murjiah oleh jumhur ulama sekarang, inipun kebohongan, karena Syekh Utsaimin, Syekh Abdul Muhsin, Syekh Abdul Rozzak, Syekh Jibrin, Syaikh Dr. Husain Alusy-Syaikh dan yang lainnya tidak mengatakan murjiah.
Ketika beliau dipecat dari tempat mengajarnya, dia pun memberikan alasan, bahwa pengajarnya manhajnya gado-gado. Berbeda dengan alasan yang memecatnya.
Dan yang menjadi pertanyaan, kok betah bertahun-tahun bersama-sama mengajar dengan yang manhajnya campur-campur, kalau dia merasa kokoh, dari awal masuk sudah kabur.
Saya pun dikatakan suka menshare video postingannya, padahal bisa dilihat dipostingan saya, tidak ada satupun videonya yang saya share, justru saya banyak membantah dan mengkritisinya. Ketika ditabayyun tentang hal ini oleh salah seorang ikhwah di akunnya, ikhwah itupun di blokir.
Begitu pula ketika ditanya seorang ikhwah, tentang akun yang kedua miliknya dengan nama lain, dia pun bersumpah atas nama Allah bahwa itu bukan akunnya, dan qadarullah terbuka tabirnya ketika seseorang bertanya di akun Andri Novis, dia jawab memakai akun yang satunya. Padahal mudah saja mengatakan, "Ia itu akun saya."
Kalau seseorang sudah berbohong dan berdusta, maka akan diikuti oleh kebohongan yang berikutnya untuk menutupi kebohongan yang pertama.
Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً, وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً. (رواه مسلم)
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wajib atas kalian berlaku JUJUR, karena sesungguhnya JUJUR itu menunjukkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang senantiasa JUJUR dan berusaha untuk selalu JUJUR sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat JUJUR. Dan jauhilah oleh kalian sifat DUSTA, karena
sesungguhnya kebohongan itu akan mengantarkan kepada dosa dan dosa akan menjerumuskan ke dalam neraka. Seseorang terus menerus berbohong dan membiasakan kebohongan sehingga pada akhirnya ia akan dicatat disi Allah sebagai seorang pembohong.” (Riwayat Muslim).
Abu Canda dan Andri Novis, sama-sama banyak followernya dan sama-sama pandai mengelak untuk menutupi kebohongan dengan kebohongan berikutnya.
Yang mengherankan, kok masih ada yang betah tetap bertahan jadi pembeonya, padahal kebohongan sudah tampak terang benderang. Itulah burung akan berkumpul dengan yang sejenisnya.
Seorang penyair mengatakan :
إن الطيور على أشكالها تقع
“Sesungguhnya burung-burung itu akan berkumpul dengan yang sejenisnya.”
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
الأرواحُ جنودٌ مجنَّدةٌ . فما تعارف منها ائتَلَف . وما تناكَر منها اختلف
“Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang dihimpun dalam kesatuan. Jika saling mengenal di antara mereka maka akan bersatu. Dan yang saling merasa asing di antara mereka maka akan berpisah.” (HR. Muslim 6376)
Berkata Al-Khoththobi rahimahullah :
على معنى التشاكل في الخير والشر والصلاح والفساد، وأن الخير من الناس يحن إلى شكله والشرير نظير ذلك يميل إلى نظيره، فتعارف الأرواح يقع بحسب الطباع التي جُبلت عليها من خير وشر، فإذا اتفقت تعارفت، وإذا اختلفت تناكرت
“Bisa jadi bermakna isyarat atas kesamaan dalam hal kebaikan dan kejelekan serta perbaikan dan kerusakan. dan bahwasanya manusia yang baik akan rindu kepada jenisnya (yang baik pula), sedangkan yang jelek dan semisal itu maka akan condong kepada yang sejenisnya pula. Para ruh akan saling mengenal, sehingga akan hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikannya maupun kejelekannya, maka apabila telah cocok maka akan saling mengenal, dan apabila berbeda maka akan saling mengingkari.” (Al-Fath, juz 3, Halaman 199).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar