RUMAH DEKAT DARI MASJID
RUMAH DEKAT DARI MASJID
Ada sebagian orang, rumahnya dekat dengan masjid, bahkan samping masjid, namun kakinya berat untuk melangkahkannya ke masjid untuk shalat berjamaah setiap waktu shalat.
Namun, kalau pergi ke kebun, ke ladang atau ke sawah, yang jauh dari rumahnya, jalannya jelek, licin dan berlumpur, mereka pun mampu menempuhnya.
Tidak sebagaimana para salaf terdahulu, mereka semangat menghadiri shalat berjamaah di masjid setiap lima waktu, sekalipun rumahnya jauh dari masjid.
Kenapa bisa demikian? Karena mereka memiliki keimanan yang kuat dan kokoh, dan mereka menyakini pahala yang besar, yang mereka dapatkan, untuk bekalnya dikehidupan akhirat yang kekal abadi.
Ubay bin Ka'ab radhiyallahu ‘anhu bercerita :
"Ada seseorang dari golongan sahabat Anshar yang saya tidak mengetahui seseorang pun yang letak rumahnya LEBIH JAUH dari rumah orang itu dari masjid, tetapi ia tidak pernah terlambat shalat fardhu, ia mesti shalat berjamaah.
Kepadanya dikatakan: "Alangkah baiknya jikalau engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki di waktu malam gelap gulita serta di waktu teriknya panas matahari." la menjawab: "Saya tidak senang kalau rumahku itu ada di DEKAT MASJID, sesungguhnya saya ingin kalau jalanku sewaktu pergi ke masjid dan sewaktu pulang dari masjid untuk kembali ke tempat keluargaku itu dicatat pahalanya untukku."
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَدْ جَمَعَ اللَّهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ. رواه مسلم
"Sungguh Allah telah mengumpulkan untukmu pahala semuanya itu (yakni waktu pergi dan pulangnya semuanya diberi pahala)." (HR. Muslim).
Coba perhatikan kisah di atas, bagaimana perhatiannya para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi masjid untuk shalat berjamaah, mereka rela berjalan kaki walaupun jauh tempatnya, karena mereka mengetahui pahala yang besar di dalamnya.
Lihat pula kisah Bani Salamah yang hendak berpindah rumah ke dekat masjid, agar mereka bisa terus menghadiri shalat berjamaah di masjid. Berita tersebut terdengar oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, lalu Beliau bersabda kepada mereka : "Ada berita yang sampai kepadaku bahwa engkau semua hendak berpindah di dekat masjid." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah. Kita memang berkehendak demikian." Beliau lalu bersabda lagi:
يَا بَنِى سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ فَقَالُوا مَا كَانَ يَسُرُّنَا أَنَّا كُنَّا تَحَوَّلْنَا.
"Hai keluarga Bani Salimah, tetaplah di rumah-rumah kalian saja (tidak usah pindah), dicatat bekas-bekas langkah kaki kalian, tetaplah di rumah-rumah kalian saja (tidak usah pindah), dicatat bekas-bekas langkah kaki kalian. Mereka lalu berkata: "Kita tidak berkeinginan lagi untuk pindah (ke dekat masjid)." (HR. Muslim).
Kisah yang sangat menakjubkan tentang bagaimana perhatiannya sahabat terhadap shalat berjamaah. Ada yang tidak mau pindah dan tetap mendatangi masjid walaupun dengan berjalan kaki, ada juga yang ingin pindah dekat masjid, kemudian tidak jadi karena diberi tahu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pahala yang besar bagi orang yang melangkahkan kaki ke masjid.
Mereka tahu dan faham betul bagaimana pahala yang besar bagi orang yang mendatangi masjid. Walaupun jauh, terik matahari, dingin dan sakit tetap mereka pergi ke masjid. Bahkan seandainya harus merangkak untuk mendatanginya, mereka pun akan merangkak, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِى الصَّلاَةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِى يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِى يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ ». وَفِى رِوَايَةِ أَبِى كُرَيْبٍ « حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإِمَامِ فِى جَمَاعَةٍ ». (رواه مسلم).
"Sesungguhnya sebesar-besar pahala bagi manusia dalam shalat ialah yang paling jauh di antara mereka itu tentang jalannya, lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahalanya daripada orang yang melakukan shalat (sendirian) lalu ia tidur." Di dalam riwayat Abi Kuraib “Sampai dia shalat bersama imam di dalam jamaah.” (HR. Muslim).
Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا (رواه متفق عليه
Seandainya manusia mengetahui betapa besar pahalanya mengerjakan shalat Isya' dan Subuh (berjamaah), niscaya mereka akan mendatangi kedua shalat itu, sekalipun dengan MERANGKAK." (HR. Bukhari dan Muslim).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar