MALAS SHALAT BERJAMA’AH KE MASJID
MALAS SHALAT BERJAMA’AH KE MASJID
Salah satu faktor seseorang malas shalat berjamaah ke masjid, karena punya anggapan, bahwa hukumnya hanya sunnah saja. Kalau diamalkan dapat pahala, kalau tidak diamalkan tidak apa-apa.
Padahal kaum muslimin diperintahkan untuk berpegang teguh dengan AL-QURAN dan ASSUNNAH, barangsiapa yang meninggalkan keduanya atau salah satunya, maka akan tersesat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
إني قد تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما كتاب الله وسنتي
“Sesungguhnya aku telah tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang kalian tidak akan tersesat setelahnya, yakni kitabullah dan sunnah ku." (HR.Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (1/172). Hadits Shahih dalam Shaih Al-jami’: 2937).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).
Nah shalat berjamaah di masjid setiap waktu shalat merupakan PERINTAH dan SUNNAH NABINYA. Dan orang yang tidak mengikuti sunnah Nabinya adalah orang yang TERSESAT, bukan tidak apa-apa kalau meninggalkan sunnah. Bahkan di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam, orang yang meninggalkan shalat jamaah di masjid, terindikasi memiliki ciri kemunafikan.
Berkata Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صلى الله عليه وسلم سُنَنَ الْهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّى هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِى بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ وَمَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَعْمِدُ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ هَذِهِ الْمَسَاجِدِ إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا حَسَنَةً وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِى الصَّفِّ. (رواه مسلم).
Barangsiapa yang senang kalau menemui Allah Ta'ala besok pada hari kiamat dalam keadaan MUSLIM, maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat fardhu ini di waktu ia dipanggil untuk mendatanginya jika sudah mendengar azan), sebab sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa jalan petunjuk dan sesungguhnya shalat-shalat itu adalah termasuk sebahagian dari jalan-jalan petunjuk tersebut. Seandainya kalian SHALAT DI RUMAH-RUMAH KALIAN SENDIRI sebagaimana shalatnya orang yang suka meninggalkan (shalat) jamaah (di masjid), sungguh kalian telah MENINGGALKAN SUNNAH NABIMU, dan seandainya kalian MENINGGALKAN SUNNAH NABIMU, sungguh kalian akan TERSESAT. Sungguh-sungguh saya telah melihat sendiri bahwa tidak ada seorang pun yang suka meninggalkan SHALAT JAMAAH melainkan ia adalah seorang MUNAFIK yang dapat dimaklumi kemunafikannya. Sungguh ada pula seseorang itu yang didatangkan untuk menghadiri shalat jamaah, ia disandarkan antara dua orang lelaki sehingga ia ditegakkan di dalam shaf. (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا. (رواه البخاري).
Shalat yang paling berat bagi orang-orang MUNAFIK adalah shalat subuh dan isya (berjamaah) dan seandainya mereka mengetahui apa yang di dalamnya (pahala) sungguh mereka akan mendatangi shalat isya dan subuh (berjamaah ke masjid) walaupun dengan merangkak. (HR. Bukhari).
Sebaliknya orang yang di atas sunnah, dia di atas jalan yang lurus.
Muhammad bin Sirin rahimahullah (wafat th. 110 H) berkata,
كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ: إِذَا كَانَ الرَّجُلُ عَلَى اْلأَثَرِ فَهُوَ عَلَى الطَّرِيْقِ.
“Mereka mengatakan: ‘Jika ada seseorang berada di atas atsar (sunnah), maka sesungguhnya ia berada di atas jalan yang lurus.”[Sunan Abi Dawud]
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar