AIR HUJAN DAN MADU
AIR HUJAN DAN MADU
Dulu di zaman para salaf, sebagian mereka kalau sakit perut, lambung atau yang lainnya, dia meminta uang ke isterinya, uang tersebut dibelikan madu, kemudian madu tersebut dicampur air hujan, kemudian diminum.
Allah Ta’ala berfirman:
{فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا}
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kalian sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (An-Nisa: 4).
{فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا}
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kalian sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (An-Nisa: 4).
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, berkata Ali radhiyallahu anhu,
إذا اشتكى أحدكم شيئا ، فليسأل امرأته ثلاثة دراهم أو نحو ذلك ، فليبتع بها عسلا ثم ليأخذ ماء السماء فيجتمع هنيئا مريئا شفاء مباركا .
"Apabila seseorang di antara kalian sakit, hendaklah ia meminta uang sebanyak tiga dirham kepada istrinya atau yang senilai dengan itu, lalu uang itu hendaklah ia belikan madu. Sesudah itu hendaklah ia mengambil air hujan, lalu dicampurkan sebagai minuman yang sedap lagi baik akibatnya, sebagai obat yang diberkati." (Tafsir Ibnu Katsir).
Berkata Ali radhiyallahu anhu,
" إِذَا اشْتَكَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا فَلْيَسْأَلِ امْرَأَتَهُ ثَلَاثَةَ دَرَاهِمَ مِنْ صَدَاقِهَا، فَلْيَشْتَرِ بِهَا عَسَلًا ، فَيَشْرَبْهُ بِمَاءِ السَّمَاءِ ، فَيَجْمَعُ اللَّهُ الْهَنِيءَ الْمَرِيءَ وَالْمَاءَ الْمُبَارَكَ وَالشِّفَاءَ " .
وقال الحافظ في "الفتح" (10/ 170): " أخرجه ابن أَبِي حَاتِمٍ فِي التَّفْسِيرِ بِسَنَدٍ حَسَنٍ " انتهى
وقال الحافظ في "الفتح" (10/ 170): " أخرجه ابن أَبِي حَاتِمٍ فِي التَّفْسِيرِ بِسَنَدٍ حَسَنٍ " انتهى
Apabila seseorang di antara kalian sakit, hendaklah ia meminta uang sebanyak tiga dirham kepada istrinya dari shadaqahnya, lantas membeli madu dengannya, lalu minumlah ia (madu yang dicampur) dengan air hujan. Maka Allah menggabungkan kelezatan yang cukup, air yang berkah dan sebagai obat. (Fathul Bari Ibnu Hajar 10/170. Riwayat Ibnu Hatim. Sanad Hasan).
Berkata Al-Qurthubi rahimahullah,
وروي أن عوف بن مالك الأشجعي مرض فقيل له : ألا نعالجك ؟ فقال : ائتوني بالماء ، فإن الله – تعالى – يقول : ونزلنا من السماء ماء مباركا ثم قال : ائتوني بعسل ، فإن الله – تعالى – يقول : فيه شفاء للناس وائتوني بزيت ، فإن الله – تعالى – يقول : من شجرة مباركة فجاءوه بذلك كله فخلطه جميعا ثم شربه فبرئ
“Diriwayatkan bahwa Auf bin Malik al-Asyja’i rahimahullah pernah terserang sakit. Maka dikatakan padanya, “Maukah kami mengobatimu?” Ia berkata, “Datangkan padaku air hujan karena Allah berfirman ‘Dan Kami turunkan dari langit air yang berberkah’. Kemudian ia berkata lagi, ‘datangkan padaku madu , karena Allah berfirman, ‘Pada madu terdapat penyembuh untuk manusia’. Datangkan pula padaku minyak zaitun karena Allah berfirman, ‘Ia berasal dari pohon yang berberkah’. Maka didatangkan semua itu lalu ia mencampur semuanya, kemudian Auf bin Malik al-Asyja’i rahimahullah meminumnya, hingga iapun sembuh”. (Tafsir al-Qurthubi).
Silahkan dicoba bagi yang sakit tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan kimia, coba dengan pengobatan yang diamalkan para salaf di atas.
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar