BISA TERBANG DAN BERJALAN DI ATAS AIR
BISA TERBANG DAN BERJALAN DI ATAS AIR
Jika ada seseorang yang dikatakan wali Allah, yang bisa terbang, bisa berjalan di atas air, tidak tembus senjata dan lain sebagainya, maka perhatikan kesehariannya, apakah dia orang yang berpegang teguh kepada alquran dan as sunnah atau tidak?
Kalau dia berpegang teguh dengan alquran dan as sunnah, maka ketahuilah, dialah wali Allah. Namun kalau tidak, dialah wali setan.
Berkata Imam Yunus bin Abdul A’la as-Shadafi rahimahullah,
قُلْتُ لِلشَّافِعِيِّ: إِنَّ صَاحِبَنَا اللَّيْثَ كَانَ يَقُولُ: إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يمشي على الماء فلا تغتروا بِهِ حَتَّى تَعْرِضُوا أَمْرَهُ عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ؟
Aku bertanya kepada Imam Syafi’i, sesungguhnya Laits pernah mengatakan, jika kalian melihat seorang berjalan di atas air, maka jangan kalian tertipu dengannya hingga terbukti berpegang teguhnya dia kepada al-Qur’an dan as-Sunnah!
فَقَالَ الشَّافِعِيُّ: قَصَّرَ اللَّيْثُ رَحِمَهُ اللَّهُ، بَلْ إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَمْشِي عَلَى الْمَاءِ، وَيَطِيرُ في الهواء، فلا تغتروا به حتى تعرضوا أمره على الكتاب.
Maka Imam Syafi’i berkomentar, Laits rahimahullah belum sempurna definisinya, bahkan yang benar adalah jika kalian melihat seorang berjalan di atas air, terbang di udara, maka jangan kalian tertipu denganya hingga kalian mengetahui berpegang teguhnya ia dengan al-Quran dan As-Sunnah. (Syarah Aqidah Thahawiyyah). Sumber : https://www.islamweb.net/ar/
Wali Allah itu orang yang paling beriman dan paling bertaqwa. Menjalankan ketaatan-katakan dan menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan.
Allah Ta'ala berfirman,
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. [يونس: 62- 63]،
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (Surah Yunus 62-63).
Berkata At Thabari rahimahullah,
يعني: الذين يتقون الله بأداء فرائضه, واجتناب معاصيه
“Yakni, orang-orang yang bertaqwa kepada Allah, menjalankan fardhu-fardhuNya, dan meninggalkan maksiat-maks-Nya” (Tafsir Ath Thabari).
Berkata Syekh As Sa’di rahimahullah,
وهم الذين آمنوا باللّه ورسوله، وأفردوا اللّه بالتوحيد والعبادة، وأخلصوا له الدين
(Wali Allah itu) adalah mereka orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mentauhidkan Allah dalam ibadah dan mengikhlaskan amalan hanya kepada Allah” (Tafsir As Sa'di).
Berkata Al Lajnah Ad Daimah,
أولياء الله هم المؤمنون المتقون، كما قال تعالى: ﴿أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. [يونس: 62- 63]،
Wali-wali Allah itu adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman :
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. (Surah Yunus 62-63).
والإيمان والتقوى هما العمل بطاعة الله ورسوله -صلى الله عليه وسلم-، واجتناب ما نهى الله عنه ورسوله من البدع والخرافات والشركيات.
Iman dan Takwa, keduanya beramal dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam. Menjauhi apa-apa yang Allah dan Rasul-Nya melarang darinya. Seperti amalan bid'ah, khurafat-khurafat (tahayul) dan kesyirikan-kesyirikan.
وأولياء الشيطان هم أتباعه من المشركين والمخرفين والمبتدعة، الذين يميتون السنن ويحيون البدع والمخالفات
Dan wali-wali setan itu adalah mereka yang mengikuti sebagian orang-orang musyrik, orang-orang khurafat dan orang-orang ahlul bid'ah. Yaitu orang-orang yang mematikan sunnah sunnah, menghidupkan bid'ah-bid'ah dan para pembangkang.
قال تعالى: ﴿إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ﴾[ النحل: 100]، فما كل من ادعى الولاية أو ادعيت له يكون كذلك، حتى يكون موحدا لله، عاملا بكتاب الله وسنة رسوله، مجانبا للشرك والبدع. اللجنة الدائمة (2/433-434)
Allah Ta'ala berfirman :
Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. Surah An Nahl 100.
Maka tidaklah setiap orang yang mengaku wali atau mengklaim baginya memiliki (sifat) seperti wali, sampai dia mentauhidkan Allah dan beramal dengan kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya, menjauhi kesyirikan dan bid'ah bid'ah. Al Lajnah Ad Daimah 2/433-434).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar