MEMBANGUN SUATU NEGERI
MEMBANGUN SUATU NEGERI
Ketika Nabi Ibrahim alaihi salam menempatkan isterinya Hajar dan anak bayinya Ismail, di suatu lembah yang tidak ada kehidupan, beliau berdoa agar negeri ini menjadi negeri yang aman dan penduduknya mentauhidkan Allah.
Allah Ta'ala berfirman dalam surah Ibrahim, ayat 35
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.
Disebutkan dalam tafsir al Muyassar :
واذكر -أيها الرسول- حين قال إبراهيم داعيًا ربه -بعد أن أسكن ابنه إسماعيل وأمه "هاجَر" وادي "مكة" -: رب اجعل "مكة" بلدَ أمنٍ يأمن كل مَن فيها، وأبعِدني وأبنائي عن عبادة الأصنام.
Dan ingatlah wahai rasul, ketika Ibrahim berkata, untuk memohon kepada tuhannya, setelah menempatakan putranya, ismail dan ibunya –Hajar- untuk tinggal di lembah Makkah, ”wahai tuhanku jadikankah Makkah negeri yang aman yang setiap orang di dalamnya merasa aman, dan jauhkanlah aku dan anak-anakku dari penyembahan dari berahala-berhala. (Tafsir Al Muyassar).
Keamanan merupakan sesuatu yang prinsip dalam kehidupan. Tidak ada nilainya harta yang banyak, penghasilan melimpah, rumah megah dan kendaraan mewah kalau keadaan tidak aman.
Begitu pula kesejahteraan, kemakmuran dan keberkahan akan turun jika penduduknya mentauhidkan Allah Ta'ala, beriman dan bertaqwa.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ الأعراف: 96
Seandainya penduduk suatu kampung
beriman dan bertakwa maka kami pasti akan bukakan untuk mereka KEBERKAHAN dari langit dan bumi’. (Surah Al-A’raf ayat 96).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
وقوله تعالى : ( ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا ) أي : آمنت قلوبهم بما جاءتهم به الرسل ، وصدقت به واتبعته ، واتقوا بفعل الطاعات وترك المحرمات ، ( لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ) أي : قطر السماء ونبات الأرض
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : Jikalau penduduk kota-kota beriman dan bertakwa. (Al-A'raf: 96)
Yaitu hati mereka beriman kepada apa yang disampaikan oleh rasul-rasul, membenarkannya, mengikutinya, dan bertakwa dengan mengerjakan amal-amal ketaatan dan meninggalkan semua yang diharamkan. Pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (Al-A'raf: 96). Maksudnya hujan dari langit dan tetumbuhan dari bumi. (Tafsir Ibnu Katsir).
Selain itu agar suatu negeri diberkahi, melimpah ruah rezeki dari langit dan bumi, selain keimanan dan ketakwaan yang kokoh, juga menegakkan hukum-hukum Allah.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَمَا أُنزلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لأكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan Al-Qur’an yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya. Niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bahwa kaki mereka. (Al-Maidah: 66)
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah :
Menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya, yang dimaksud dengan "apa yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya" ialah Al-Qur'an.
Niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. (Al-Maidah: 66)
Yaitu seandainya mereka mengamalkan kandungan kitab-kitab yang ada di tangan mereka dari nabi-nabi mereka dengan apa adanya tanpa penyimpangan, pergantian, dan perubahan, niscaya mereka akan terbimbing untuk mengikuti kebenaran dan mengamalkan apa yang sesuai dengan risalah yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam karena sesungguhnya di dalam kitab-kitab mereka tertulis pernyataan yang membenarkan risalah Nabi Muhammad dan perintah untuk mengikutinya secara tegas tanpa ada pilihan lain. Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut:
Niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bahwa kaki mereka. (Al-Maidah: 66}
Makna yang dimaksud ialah banyak rezeki yang turun kepada mereka dari langit dan yang tumbuh dari tanah.
Ali ibnu Abu Talhah mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka. (Al-Maidah: 66) Yakni niscaya Kami akan turunkan hujan dari langit kepada mereka. dan dari bawah kaki mereka. (Al-Maidah: 66) Yaitu akan dikeluarkan dari bumi keberkahan yang ada di dalamnya. (Tafsir Ibnu Katsir).
Untuk itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah, beliau mempersaudarakan kaum Anshar dan Muhajirin agar terbangun persaudaraan, dan menghindari perselisihan, penyebab negeri menjadi tidak aman.
Beliau pun membangun masjid untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Dan di masjidlah dibangun keimanan yang kokoh dan mempererat shaf persaudaraan sehingga tidak terjadi perpecahan dan permusuhan.
Berkata Anas Bin Malik radhiyallahu anhu :
... حَتَّى أَلْقَى بِفِنَاءِ أَبِي أَيُّوبَ وَكَانَ يُصَلِّي حَيْثُ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَيُصَلِّي فِي مَرَابِضِ الْغَنَمِ ثُمَّ أَمَرَ بِالْمَسْجِدِ فَأَرْسَلَ إِلَى مَلَإٍ مِنْ بَنِي النَّجَّارِ فَجَاءُوا فَقَالَ يَا بَنِي النَّجَّارِ ثَامِنُونِي بِحَائِطِكُمْ هَذَا قَالُوا وَاللَّهِ لَا نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلَّا إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَنَسٌ وَكَانَتْ فِيهِ قُبُورُ الْمُشْرِكِينَ وَكَانَتْ فِيهِ خَرِبٌ وَكَانَ فِيهِ نَخْلٌ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقُبُورِ الْمُشْرِكِينَ فَنُبِشَتْ وَبِالنَّخْلِ فَقُطِعَتْ وَبِالْخَرِبِ فَسُوِّيَتْ فَصَفُّوا النَّخْلَ قِبْلَةَ الْمَسْجِدِ وَجَعَلُوا عِضَادَتَيْهِ الْحِجَارَةَ وَجَعَلُوا يَنْقُلُونَ الصَّخْرَ وَهُمْ يَرْتَجِزُونَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُمْ وَهُمْ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُ الْآخِرَةِ فَانْصُرْ الْأَنْصَارَ وَالْمُهَاجِرَةَ
.. hingga beliau sampai ke pekarangan Abu Ayub, dan beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengerjakan shalat kapansaja datang waktu shalat. Lantas beliau Shallallahu'alaihi wasallam mengerjakan shalat di tempat pengikatan kambing, dan beliau menyuruh untuk membuat masjid. Kemudian beliau mengirim orang ke pembesar Bani Najjar dan mereka pun datang, maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda kepada mereka, 'Wahai Bani Najjar, tentukan harga pekarangan ini? ' Mereka menjawab, 'Demi Allah, kami tidak menjualnya kecuali kepada Allah Azza wa Jalla'." Anas berkata, "Dulu di tempat itu ada kuburan orang-orang musyrik, reruntuhan bangunan, dan pohon kurma. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menyuruh untuk membongkar kuburan orang-orang musyrik dan memotong pangkal pohon kurma, serta meratakan bekas bangunan. Lalu beliau menjadikan pohon kurma sebagai arah kiblat masjid dan sebuah batu besar sebagai dua batu masjid. Mulailah mereka memindahkan batu besar dengan kerja keras sambil mendendangkan lantunan syair -Sedang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersama mereka- yang berbunyi: 'Ya Allah, tiada kebaikan yang lebih baik daripada kebaikan akhirat. Ya Allah, tolonglah orang-orang Anshar dan Muhajirin '." (Riwayat An Nasai).
Kalau memulai membangun suatu negeri, suatu daerah atau suatu kampung, dimulai dengan ritual yang jauh dari mentauhidkan Allah dan banyak pelanggaran syariah, maka keberkahan, kemakmuran, kesejahteraan dan keamanan tidak akan terwujudkan.
AFM
Komentar
Posting Komentar