AL-QURTUBI MENAFIKAN ALLAH DI ATAS ARSY

AL-QURTUBI MENAFIKAN ALLAH DI ATAS ARSY?


Ahlul bid'ah itu terus-menerus, tidak berhenti dan tidak putus asa mencari-cari dalil dan perkataan ulama dalam rangka untuk pembenaran pemahamannya yang sesat bahwa Allah Ta’ala tidak beristiwa di atas Arsy. Mereka pun mengutip perkataan Imam Al Qurtubi rahimahullah. 

Al Imam Al Qurtubi (W 671 H) mengatakan:

و الْعَلِيُّ يُراد به علوّ القدر والمنزلة، لا علو المكان، لأن الله منزه عن التحيز.

Al Aliy yang maksud dengannya adalah ketinggian kekuasaan dan kedudukan bukan ketinggian tempat. Karena, sesungguhnya Allah suci dari bertempat. [Al Jami' Li Ahkam Al Qur'an: 4/579].

Padahal perkataan ini, bukan menafikan Allah Ta’ala beristiwa di atas Arsy. Beliau hanya membahas tentang 'Al Aliy.

Perhatikan penjelasan Al Qurtubi rahimahullah ketika menjelaskan ayat 54 dari surah Al Araf.

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ ....

Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia beristiwa di atas Arasy...

Berkata Al Qurtubi rahimahullah, 

وقد كان السلف الأول رضي الله عنهم لا يقولون بنفي الجهة ولا ينطقون بذلك ، بل نطقوا هم والكافة بإثباتها لله تعالى كما نطق كتابه وأخبرت رسله .
ولم ينكر أحد من السلف الصالح أنه استوى على عرشه حقيقة .
Dan adalah para salaf awal (generasi awal umat ini), radhiyallahuanhum, tidak mengatakan dengan penafian arah (bagi Allah), dan tidak pula mereka mengatakan hal tersebut. Bahkan mereka mengatakan dan semua orang mengatakan dengan menetapkan arah bagi Allah Ta'ala sebagaimana Kitab-Nya menuturkannya dan para Rasul-Nya mengabarkannya. Dan tidak seorang pun dari Salaf saleh mengingkari bahwa Dia ber-istiwa' di atas Arasy-Nya secara hakiki." 

وخص العرش بذلك لأنه أعظم مخلوقاته ، وإنما جهلوا كيفية الاستواء فإنه لا تعلم حقيقته .
قال مالك رحمه الله : الاستواء معلوم - يعني في اللغة - والكيف مجهول ، والسؤال عن هذا بدعة ."

Dan Al Arsy dikhususkan dengan yang demikian, karena sesungguhnya dia yang paling besar diantara makhluk-makhlukNya. Sesungguhnya mereka (para salafushshaleh) tidak mengetahui kaifiyat istiwa dan tidak mengetahui hakikatnya. 

Berkata Imam Malik rahimahullah, Al Istiwa diketahui (maknanya) secara bahasa, sedangkan kaifiyatnya tidak diketahui dan bertanya tentang ini adalah bid’ah. (Tafsir Qurtubi).

Perkataan Al Qurtubi rahimahullah, itu serupa dengan perkataan Imam Syafii rahimahullah bahwa Allah tidak bertempat. Namun beliau tidak menafikan Allah beristiwa di atas arasy di atas langit.

Berkata Imam Syafii rahimahullah :

إنه تعالى كان ولا مكان فخلق المكان وهو على صفة الأزلية كما كان قبل خلقه المكان ولا يجوز عليه التغير في ذاته ولا التبديل في صفاته (إتحاف السادة المتقين بشرح إحياء علوم الدين, ج 2، ص 24)

“Sesungguhnya Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Dan Allah menciptakan tempat, dan Allah Ta'ala tetap dengan sifat-sifat-Nya yang Azali sebelum Allah menciptakan tempat tanpa tempat. Dan Tidak boleh bagi-Nya berubah, baik pada Dzat maupun pada sifat-sifat-Nya” (ref: lihat az-Zabidi, Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn…, j. 2, h. 24).

Berkata Imam Asy-Syafi’i rahimahullah:

َآنُ اللهُ عَلَى عَرْشِهِ فِي سَمَائِهِ يُقَرِّبُ مِنْ خُلْقِهِ كَيْفَ شَاءَ وَآنٌ اللهُ تَعَالَى يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا كَيْفَ شَاءَ

“Sesungguhnya Allah di atas ‘Arsy-Nya di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya”. (Itsbatu Shifatul ‘Uluw, hal. 123-124 dan Al ‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghofar, hal.165).

AFM

Copas dari berbagai sumber 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat