MEMIKUL SENDIRI BANTUANNYA

MEMIKUL SENDIRI BANTUANNYA 

Dalam sejarah islam, tergores kisah-kisah yang sangat menakjubkan tentang memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan dengan memikul sendiri barang bantuannya. Ini dilakukan oleh penguasa, maupun bukan penguasa. 

Diantaranya kisah Umar bin Khattab dan ibu pemasak batu adalah kisah yang sangat masyhur, tertulis dalam buku-buku sejarah. Diantaranya dalam buku Kisah dan Hikmah oleh Dhurorudin Mashad.

Di zaman Umar bin Khattab radhiyallahu anhu ada seorang ibu yang berpura-pura memasak batu untuk menidurkan anak-anaknya yang kelaparan. 

Melihat hal ini, segeralah diajaknya Aslam pergi cepat-cepat kembali ke Madinah. Sesampai di Madinah, Khalifah langsung pergi ke Baitul Mal dan mengambil sekarung gandum. Tanpa memedulikan rasa lelah, Khalifah Umar mengangkat sendiri karung gandum tersebut di punggungnya. Aslam segera mencegah.

” Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku yang memikul karung itu,” kata Aslam.

Kalimat Aslam tidak mampu membuat Umar tenang. Wajahnya merah padam mendengar perkataan Aslam.

” Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Kau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?” kata Umar dengan nada tinggi."

Begitu pula kisah Ali Bin Husain rahimahullah yang terkenal dengan julukan Zainul Abidin (Hiasan para ahli ibadah), cucu dari Ali Bin Abu Thalib radhiyallahu anhu. Ia sering memberi sedekah secara diam-diam setiap malam, bahkan keluarganya tidak tahu siapa sosok dermawan itu sampai setelah ia wafat. Setelah kewafatannya, warga menemukan bekas di punggungnya karena sering memikul karung berisi sedekah, dan mereka baru menyadari bahwa ia adalah yang pemberi sedekah selama ini kepada mereka.

Berkata Abu Hamzah Ats-Tsimaali rahimahullah, 

كان علي بن الحسين : يحمل جراب الخبز على ظهره بالليل فيتصدق به ، ويقول : إن صدقة السر تطفئ غضب الرب عز وجل .

”Dahulu Ali bin Al-Husain biasa memanggul karung roti (makanan pokok bangsa Arab) di atas punggungnya di setiap malam untuk disedekahkan. Dan beliau pernah berkata,”Sesungguhnya sedekah yang dilakukan secara diam-diam dapat memadamkan kemurkaan Allah ‘Azza wa Jalla.” [Shifatush-Shafwah: 2/96).

Dalam kitab yang lain disebutkan,  berkata Abu Hamzah ats-Tsimali rahimahullah,

أن علي بن الحسين كان يحمل الخبز بالليل على ظهره يتتبع به المساكين في ظلمة الليل

"Di malam hari, Ali bin al-Husain memiliki kebiasaan memikul banyak roti (dalam karung) di pundaknya, beliau bagi-bagikan kepada orang-orang miskin di tengah pekatnya malam." (Tahdzib al-Kamal)

Berkata Muhammad bin Ishaq rahimahullah, 

كان ناس من أهل المدينة يعيشون لا يدرون من أين كان معاشهم، فلما مات علي بن الحسين فقدوا ما كانوا يؤتون به بالليل.

“Orang-orang miskin di kota Madinah pernah hidup mendapatkan pemberian tanpa mereka mengetahui siapa orang yang selalu berbuat baik tersebut. Ketika Ali bin al-Husain meninggal, mereka tidak lagi mendapatkan sedekah yang biasa mereka dapat pada tiap malam. (Tahdzib al-Kamal).

Berkata Amr bin Tsabit rahimahullah,

لما مات علي بن الحسين وجدوا بظهره أثرا، فسألوا عنه، فقالوا: هذا مما كان ينقل الجرب بالليل على ظهره إلى منازل الأرامل

“Ketika Ali bin al-Husain meninggal dunia, orang-orang menemukan sebuah bekas di pundaknya, sebagian mereka bertanya kepada yang lain tentang penyebab bekas tersebut, lalu ada yang menjelaskan, 'Itu karena seringnya beliau memikul karung dari kulit pada malam hari ke rumah-rumah orang-orang susah.'.” (Tahdzib al-Kamal).

Berkata Syaibah bin Nu'amah rahimahullah,

كان علي بن الحسين يبخل، فلما مات وجدوه يعول مئة أهل بيت بالمدينة.

“Semasa hidupnya, Ali bin al-Husain (terlihat) jarang berbagi, di saat beliau meninggal dunia, baru diketahui bahwa ternyata beliau menjamin nafkah seratus keluarga di Madinah." (Tahdzib al-Kamal).

Mungkin di zaman kini, ada juga yang mencontoh kisah di atas, dengan memikul atau mengantar sendiri barang bantuannya kepada orang yang membutuhkannya dengan rahasia. 

Namun tidak sedikit yang membantu orang lain dengan mempertontonkannya ke publik, disyuting direkam atau live dan disebar dimedsos dan dijadikannya sebagai konten. Ya mudah-mudahan mereka ikhlas dalam perbuatannya, sehingga tidak sia-sia amalannya.

Ada juga yang diam-diam, diantar sendiri (atau anggotanya) bantuannya di malam hari atau di waktu fajar kepada masyarakat, namun ada foto dirinya, dan ada tulisan, "Jangan lupa, besok toblos  nomor 3."

AFM

Copas dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat