MUSIBAH DAN KENIKMATAN
MUSIBAH DAN KENIKMATAN
Allah Ta'ala itu, menguji manusia bukan hanya dengan musibah, kesengsaraan dan penderitaan, tetapi juga menguji manusia dengan berbagai kesenangan dan kenikmatan, untuk melihat siapakah diantara mereka yang bersyukur dan siapakah yang ingkar, siapakah yang bersabar dan siapakah yang berputus asa.
Allah Ta’ala berfirman,
Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). (Surah Al-Anbiya: 35).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullahu,
"أي: نختبركم بالمصائب تارة ، وبالنعم أخرى ، لننظر من يشكر ومن يكفر ، ومن يصبر ومن يقنط ، كما قال علي بن أبي طلحة ، عن ابن عباس : { ونبلوكم } ، يقول : نبتليكم بالشر والخير فتنة ، بالشدة والرخاء ، والصحة والسقم ، والغنى والفقر ، والحلال والحرام ، والطاعة والمعصية والهدى والضلال"
Yakni, Kami benar-benar akan menguji kalian —adakalanya dengan musibah dan adakalanya dengan nikmat— agar Kami dapat melihat siapakah yang bersyukur dan siapakah yang ingkar, siapakah yang bersabar serta siapakah yang berputus asa (di antara kalian).
Seperti yang telah diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Kami akan menguji kalian. (Al-Anbiya: 35) Yakni memberikan cobaan kepada kalian. dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). (Al-Anbiya: 35) Yaitu dengan kesengsaraan dan kemakmuran, dengan sehat dan sakit, dengan kaya dan miskin, dengan halal dan haram, dengan taat dan durhaka, serta dengan petunjuk dan kesesatan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ ٱلۡأَرۡضِ وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمُۢ
Dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhan-mu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Surat Al-An'am: 165].
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
"أي: فاوت بينكم في الأرزاق والأخلاق ، والمحاسن والمساوئ ، والمناظر والأشكال والألوان ، وله الحكمة في ذلك ، كقوله : { نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياة الدنيا ورفعنا بعضهم فوق بعض درجات ليتخذ بعضهم بعضا سخريا } [ الزخرف : 32 ] ، وقوله تعالى : { انظر كيف فضلنا بعضهم على بعض وللآخرة أكبر درجات وأكبر تفضيلا } [ الإسراء : 21 ] .
وقوله : { ليبلوكم في ما آتاكم } أي ليختبركم في الذي أنعم به عليكم وامتحنكم به ، ليختبر الغني في غناه ويسأله عن شكره ، والفقير في فقره ويسأله عن صبره"
Yakni Dia membeda-bedakan di antara kalian dalam hal rezeki, akhlak, kebaikan, kejahatan, penampilan, bentuk, dan warna; hanya Dialah yang mengetahui hikmah di balik itu. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh ayat lain dalam firman-Nya:
Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain sebagai pekerja (jasa/berupah). (Az-Zukhruf: 32)
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatannya dan lebih besar keutamaannya. (Al-Isra: 21)
Dan firman Allah Ta'ala:
Untuk menguji kalian tentang apa yang diberikan-Nya kepada kalian. (Al-An'am: 165)
Maksudnya, untuk menguji kalian dalam nikmat yang telah dikarunia-kan-Nya kepada kalian. Dia melakukan ujian kepada kalian; orang kaya diuji dalam kekayaannya yang menuntutnya harus mensyukuri nikmat itu, dan orang yang miskin diuji dalam kemiskinannya yang menuntutnya untuk bersikap sabar. (Tafsir Ibnu Katsir).
Musibah, bencana atau malapetaka yang membuat seseorang mendekat, mengingat dan kembali kepada Allah, itu lebih baik daripada kenikmatan dan kesenangan yang membuat seseorang menjauh dan lupa kepada Allah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
ﻣﺼﻴﺒﺔ ﺗﻘﺒﻞ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮ ﻟﻚ ﻣﻦ ﻧﻌﻤﺔ ﺗﻨﺴﻴﻚ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ
“Musibah yang mendekatkanmu kepada Allah lebih baik dari nikmat yang membuatmu lupa kepada Allah.” (Tasliyah Ahlil Masa’ib hal. 227).
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar