IMAM BUKHARI MENTAKWIL WAJAH ALLAH?

IMAM BUKHARI MENTAKWIL WAJAH ALLAH?


Sebagian orang yang suka mentakwil sifat Allah, terus mencari-cari dalil dan perkataan ulama untuk membenarkan dan mendukung pemahamannya, diantaranya mereka mengutip perkataan Imam Bukhari rahimahullah dibawah ini,

كُلُّ شَيۡءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجۡهَهُۥۚ  إِلَّا مُلْكَهُ

“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali WajahNya.” (QS. Al-Qashash: 88), kecuali kerajanNya. 

Perkataan di atas, menurut mereka bahwa Imam Bukhari mentakwil kata wajah dengan kerajaanNya. 

Dan untuk menutupi kebusukannya, mereka memotong perkataan Imam Bukhari berikutnya. Dimana Imam Bukhari menunjukkan tentang dua penafsiran dari surah alqashash ayat 88. Perhatikan perkataan lengkap dari Imam Bukhari,

{ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ } إِلَّا مُلْكَهُ وَيُقَالُ إِلَّا مَا أُرِيدَ بِهِ وَجْهُ اللَّهِ

{ Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali WajahNya}.” (QS. Al-Qashash: 88), (1) kecuali kerajanNya dan dinyatakan juga : (2) kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah (Shahih al-Bukhari).

Dan Imam Bukhari dari kedua penafsiran ini, memilih penafsiran yang kedua (kecuali segala yang diinginkan dengannya Wajah Allah (segala sesuatu yang dilakukan ikhlas karena Allah). Pilihan ini dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir.

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah, 

وقال مجاهد والثوري في قوله: { كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلا وَجْهَهُ } أي: إلا ما أريد به وجهه، وحكاه البخاري في صحيحه كالمقرر له

Mujahid dan ats-Tsaury berkata tentang firman Allah : ‘Segala sesuatu akan binasa, kecuali WajahNya’, yaitu: kecuali segala sesuatu yang diharapkan dengannya WajahNya. Al-Bukhari menghikayatkan dalam Shahihnya sebagai pendapatnya” (Tafsir Ibnu Katsir).

Penafsiran Imam Bukhari ini sesuai dengan aqidah Imam Bukhari yang menentang takwil ala Asya'irah.

Disebutkan dalam kitab Raf’u al-Yadain Imam Bukhari menuliskan, 

فليحذر امرء أن يتأول أو يتقول على رسول الله صلى الله عليه وسلم ما لم يقل

“Hendaklah seseorang merasa takut melakukan takwil atau mengada-adakan perkataan atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sedangkan beliau tidak mengatakan hal itu.” (al-Bukhari, Raf’u al-Yadain Fi ash-Sholah).

Berkata Imam Aadz-Dzahabi rahimahullah,

وَبَوَّبَ على أكثر ما ينكر الجهمية وتناوله، من العلو، والكلام، واليدين، والعين، ونحو ذلك محتجاً بآيات الصفات وأحاديثها، فمن تبويبه: باب قوله {إِلَيْهِ يَصْعَدُ اَلكَلِمُ اَلطَّيِّب}. وباب قوله {لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ}.وباب قوله{وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي}. وباب كلام الرب مع الأنبياء وغيرهم. ونحو ذلك مما إذا تدبره اللبيب، علم بتبويبه رحمه الله وذكره لمثل تلك [الآيات] والأحاديث أن الجهمية تنكر ذلك وتحرفه

“Imam al-Bukhari –rahimahullah- telah membuat bab-bab mengenai sifat Allah –Azza wajalla- yang banyak diingkari oleh kaum Jahmiyah, berupa sifat uluw, kalam, memiliki dua tangan, memiliki mata dan selainnya, dengan berhujjah menggunakan ayat-ayat dan hadits-hadits sifat. Diantara bab yang beliau buat adalah bab Firman Allah “Ilaihi Yash’adu al-Kalimu ath-Thayyib” (Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik), juga bab firman Allah “Lima Khalaqtuka biyadayya” (Sebagaimana Aku menciptakanmu dengan dua Tanganku), juga bab firman Allah “Walitushna’a ‘alaa ‘aini” (dan supaya kamu diasuh di bawah mata-Ku), juga bab “Kalam ar-Rab Ma’a al-Anbiya wa Ghairihim” (Kalam Rabb kepada para Nabi dan selain mereka) dan bab-bab seperti itu jika ditadabburi oleh seorang yang pandai maka ia akan mengetahui maksud dari pembuatan bab-bab dengan menyebut ayat-ayat dan hadits-hadits itu, yaitu untuk menjelaskan bahwa Jahmiyah telah mengingkari dan menyelewengkan maknanya.” (Adz-Dzahabi, al-Arsy, tahqiq Muhammad bin Khalifah at-Tamimi)

Berkata DR. Sa’id bin Mushlih al-Utaibi hafizhahullah,

والإمام البخاري رحمه الله يوافق الطائفة الثانية التي تري أن الآية من آيات الصفات فإنه عقد بابا في كتاب التفسير قال فيه : باب يوم يكشف عن ساق  وأخرج فيه حديث أبي سعيد مما يدل على أنه يرى أن الحديث الذي فيه إثبات الصفة  هو تفسير للأية وعليه فالآية دليل على إثبات الصفة

“Imam al-Bukhari –rahimahullah- sesuai dengan pemahaman kelompok kedua yang menganggap ayat tersebut merupakan bagian dari ayat-ayat sifat Allah. Oleh karenanya, beliau membuat bab dalam tafsirnya yang berjudul “Bab Yauma Yuksyafu ‘An Saaq” (Hari ketika betis disingkapkan), lalu menyebutkan satu hadits yang berasal dari imam Abu Sa’id, yang menunjukkan bahwa pada hadits itu mengitsbat sifat. Oleh karena itu, ayat itu menunjukkan adanya pengitsbatan sifat (betis) pada Allah –Azza wajalla-. (Dr. Sa’id bin Mushlih al-Utaibi, Aqidah Imam al-Bukhari).

AFM

Copas dari berbagai sumber 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Dari Demonstrasi Dan Pemberontakan

KENAPA KAMU DIAM?

Royalti Di Akhirat