Kasih Sayang dan Keakraban Hancur Akibat Dosa
KASIH SAYANG DAN KEAKRABAN, HANCUR AKIBAT DOSA
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Awalnya baik, hidup rukun, saling menyanyangi dan penuh keakraban, namun akhirnya berselisih, bermusuhan dan saling membenci. Baik itu pasangan suami isteri, orang tua dengan anaknya, seseorang dengan sahabatnya atau dengan sekelompok jamaahnya, teman sepengajiannya dan lain sebagainya.
والنَّاس إذا تعاونوا على الإثم والعدوان أبغض بعضهم بعضاً
“Dan manusia itu, jika mereka tolong menolong dalam dosa dan permusuhan, niscaya sebagian mereka akan membenci yang lainnya.” (Majmu’ Fatawa 15/128).
Perkataan beliau ini sesuai dengan yang disabdakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam :
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“والذي نفس محمد بيده ما تواد اثنان ففرق بينهما، إلا بذنب يحدثه أحدهما” (رواه أحمد - صححه الألباني رحمه الله في صحيح الترغيب و الترهيب (2219)).
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya (Allah) tidaklah ada dua orang yang saling mengasihi lalu keduanya berpisah, melainkan disebabkan dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya”. (HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Al Albani di dalam At Targhib Wa Tarhib (2219).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“ما تواد اثنان في الله جل وعز أو في الإسلام، فيفرق بينهما إلا بذنب يحدثه أحدهما” صححه الألباني رحمه الله في صحيح الأدب المفرد (401) و في الصحيحة (637).
“Tidaklah ada dua orang yang saling mengasihi karena Allah ‘azza wa jalla atau karena Islam lalu keduanya berpisah, melainkan disebabkan dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya”. (HR. Bukhari di Adabul Mufrod. Dishahihkan oleh Al Albani di dalam Shahih Adabul Mufrod (401) dan di dalam Shahihah (637).
Berkata al-Munawi rahimahullah :
“(ما تواد) بالتشديد (اثنان في الله فيفرق بينهما إلا بذنب يحدثه أحدهما) فيكون التفريق عقوبة لذلك الذنب و لهذا قال موسى الكاظم : “إذا تغير صاحبك عليك فاعلم أن ذلك من ذنب أحدثته فتب من كل ذنب يستقيم لك وده”
“Lafazh (maa tawaadda (tidaklah ada yang saling mengasihi)) dibaca dengan tasydid, (antara dua orang karena Allah lalu saling berpisah antara keduanya, melainkan disebabkan dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya), maka terjadinya perpisahan ini merupakan hukuman atas dosa tersebut. Oleh karenanya berkata Musa al-Kazhimi : “Jika telah berubah sikap sahabatmu kepadamu, maka ketahuilah bahwa hal itu disebabkan karena dosa yang telah engkau perbuat. Maka bertaubatlah dari segala dosa niscaya akan langgeng kasih sayang sahabatmu”. (Faidhul Qadir Syarhul Jami’ ash-Shaghir” (5/437)).
Berkata al-Amir ash-Shon’ani rahimahullah :
“(ما تواد اثنان في الله فيفرق بينهما) بعد التواد (إلا بذنب يحدثه أحدهما) فعوقب من الله تعالى بسلب الأخوة فيه التي أجرها عظيم عند الله فإن المعاصي تسلب بركات الطاعات،
“(Tidaklah ada dua orang yang saling mengasihi karena Allah lalu keduanya berpisah) setelah tadinya mereka berdua saling kasih-mengasihi, (melainkan disebabkan oleh dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya). Maka ia mendapat hukuman dari Allah dengan terenggutnya hubungan persaudaraan yang ganjarannya amat besar di sisi Allah, karena sesungguhnya kemaksiatan-kemaksiatan itu akan merenggut barokahnya ketaatan. (at-Tanwir Syarhu al-Jami’ ash-Shaghir” (9/379)).
Untuk itu, jika menginginkan persahabatan, persaudaraan dan kasih sayang langgeng dan terjaga, hendaklah senantiasa melakukan ketaatan-ketaatan dan menjauhi dosa.
Berkata al-Muzany rahimahullah :
“إذا وجدت من إخوانك جفاء فتب إلى الله فإنك أحدثت ذنبا، و إذا وجدت منهم زيادة ود فذلك لطاعة أحدثتها فاشكر الله تعالى”.
“Jika engkau dapati sikap keras/antipati dari saudara-saudaramu maka bertaubatlah kepada Allah, karena sesungguhnya engkau telah berbuat suatu dosa. Dan jika engkau dapati dari mereka bertambah sikap kasih sayang maka hal itu disebabkan amalan ketaatan yang engkau kerjakan, oleh karenanya bersyukurlah kepada Allah” (Faidhul Qadir : 5/437).
Berkata Musa al-Kazhimi rahimahullah :
قال موسى الكاظم : “إذا تغير صاحبك عليك فاعلم أن ذلك من ذنب أحدثته فتب من كل ذنب يستقيم لك وده”.
” Jika telah berubah sikap sahabatmu kepadamu, maka ketahuilah bahwa hal itu disebabkan karena dosa yang telah engkau perbuat. Maka bertaubatlah dari segala dosa niscaya akan langgeng kasih sayang sahabatmu”. (at-Tanwir Syarhu al-Jami’ ash-Shaghir” (9/379)).
Awalnya baik, hidup rukun, saling menyanyangi dan penuh keakraban, namun akhirnya berselisih, bermusuhan dan saling membenci. Baik itu pasangan suami isteri, orang tua dengan anaknya, seseorang dengan sahabatnya atau dengan sekelompok jamaahnya, teman sepengajiannya dan lain sebagainya.
Apa penyebabnya? Salah satu penyebabnya adalah dosa yang dilakukan oleh salah satunya atau kedua-duanya.
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah :
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah :
والنَّاس إذا تعاونوا على الإثم والعدوان أبغض بعضهم بعضاً
“Dan manusia itu, jika mereka tolong menolong dalam dosa dan permusuhan, niscaya sebagian mereka akan membenci yang lainnya.” (Majmu’ Fatawa 15/128).
Perkataan beliau ini sesuai dengan yang disabdakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam :
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“والذي نفس محمد بيده ما تواد اثنان ففرق بينهما، إلا بذنب يحدثه أحدهما” (رواه أحمد - صححه الألباني رحمه الله في صحيح الترغيب و الترهيب (2219)).
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya (Allah) tidaklah ada dua orang yang saling mengasihi lalu keduanya berpisah, melainkan disebabkan dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya”. (HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Al Albani di dalam At Targhib Wa Tarhib (2219).
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“ما تواد اثنان في الله جل وعز أو في الإسلام، فيفرق بينهما إلا بذنب يحدثه أحدهما” صححه الألباني رحمه الله في صحيح الأدب المفرد (401) و في الصحيحة (637).
“Tidaklah ada dua orang yang saling mengasihi karena Allah ‘azza wa jalla atau karena Islam lalu keduanya berpisah, melainkan disebabkan dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya”. (HR. Bukhari di Adabul Mufrod. Dishahihkan oleh Al Albani di dalam Shahih Adabul Mufrod (401) dan di dalam Shahihah (637).
Berkata al-Munawi rahimahullah :
“(ما تواد) بالتشديد (اثنان في الله فيفرق بينهما إلا بذنب يحدثه أحدهما) فيكون التفريق عقوبة لذلك الذنب و لهذا قال موسى الكاظم : “إذا تغير صاحبك عليك فاعلم أن ذلك من ذنب أحدثته فتب من كل ذنب يستقيم لك وده”
“Lafazh (maa tawaadda (tidaklah ada yang saling mengasihi)) dibaca dengan tasydid, (antara dua orang karena Allah lalu saling berpisah antara keduanya, melainkan disebabkan dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya), maka terjadinya perpisahan ini merupakan hukuman atas dosa tersebut. Oleh karenanya berkata Musa al-Kazhimi : “Jika telah berubah sikap sahabatmu kepadamu, maka ketahuilah bahwa hal itu disebabkan karena dosa yang telah engkau perbuat. Maka bertaubatlah dari segala dosa niscaya akan langgeng kasih sayang sahabatmu”. (Faidhul Qadir Syarhul Jami’ ash-Shaghir” (5/437)).
Berkata al-Amir ash-Shon’ani rahimahullah :
“(ما تواد اثنان في الله فيفرق بينهما) بعد التواد (إلا بذنب يحدثه أحدهما) فعوقب من الله تعالى بسلب الأخوة فيه التي أجرها عظيم عند الله فإن المعاصي تسلب بركات الطاعات،
“(Tidaklah ada dua orang yang saling mengasihi karena Allah lalu keduanya berpisah) setelah tadinya mereka berdua saling kasih-mengasihi, (melainkan disebabkan oleh dosa yang dikerjakan salah seorang dari keduanya). Maka ia mendapat hukuman dari Allah dengan terenggutnya hubungan persaudaraan yang ganjarannya amat besar di sisi Allah, karena sesungguhnya kemaksiatan-kemaksiatan itu akan merenggut barokahnya ketaatan. (at-Tanwir Syarhu al-Jami’ ash-Shaghir” (9/379)).
Untuk itu, jika menginginkan persahabatan, persaudaraan dan kasih sayang langgeng dan terjaga, hendaklah senantiasa melakukan ketaatan-ketaatan dan menjauhi dosa.
Berkata al-Muzany rahimahullah :
“إذا وجدت من إخوانك جفاء فتب إلى الله فإنك أحدثت ذنبا، و إذا وجدت منهم زيادة ود فذلك لطاعة أحدثتها فاشكر الله تعالى”.
“Jika engkau dapati sikap keras/antipati dari saudara-saudaramu maka bertaubatlah kepada Allah, karena sesungguhnya engkau telah berbuat suatu dosa. Dan jika engkau dapati dari mereka bertambah sikap kasih sayang maka hal itu disebabkan amalan ketaatan yang engkau kerjakan, oleh karenanya bersyukurlah kepada Allah” (Faidhul Qadir : 5/437).
Berkata Musa al-Kazhimi rahimahullah :
قال موسى الكاظم : “إذا تغير صاحبك عليك فاعلم أن ذلك من ذنب أحدثته فتب من كل ذنب يستقيم لك وده”.
” Jika telah berubah sikap sahabatmu kepadamu, maka ketahuilah bahwa hal itu disebabkan karena dosa yang telah engkau perbuat. Maka bertaubatlah dari segala dosa niscaya akan langgeng kasih sayang sahabatmu”. (at-Tanwir Syarhu al-Jami’ ash-Shaghir” (9/379)).
Komentar
Posting Komentar