Berjihad Inisiatif. Sendiri Atau Kelompok

BERJIHAD INISIATIF SENDIRI ATAU KELOMPOK

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Pergi berjihad, harus seizin ulil amri. Tidak boleh pergi berjihad dengan inisiatif sendiri atau kelompok.

Berkata Abdullah bin ‘Amr bin Ash radhiyallahu anhu :

جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم يستأذنه في الجهاد فقال أحي والداك قال نعم قال: ففيهما فجاهد. متفق عليه

Ada seorang laki-laki meminta izin kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk berangkat jihad. Maka beliau bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”. “Ya” jawabnya. “Maka, berjihadlah (dengan baktimu) kepada kedua orang tuamu”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Ibnu Umar radhiyallahu anhu :

عرضت على النبي صلى الله عليه وسلم يوم أحد في القتال وأنا بن أربع عشرة سنة فلم يجزني وعرضت يوم الخندق وأنا بن خمس عشرة سنة فأجازني

“Aku pernah dihadapkan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam saat perang Uhud dan umurku ketika itu baru 14 tahun, maka beliau tidak mengizinkanku. lalu aku dihadapkan kepada beliau saat perang Khandaq dan umurku 15 tahun, maka beliau mengizinkanku.”  (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Imam Ibnu Abi Hatim rahimahullah, berkata ayahku dan Abu Zur’ah Ar Razi rahimahumallah :

أدركنا العلماء في جميع الأمصار حجازاً، وعراقاً، وشاماً، ويمناً، فكان من مذهبهم. ونرى الصلاة والحج والجهاد مع الأئمة

“Kami telah berjumpa dengan para ulama di seluruh negeri, baik di Hijaz, Irak, Syam, maupun Yaman, dan di antara madzhab mereka adalah bahwa shalat, haji, dan jihad dilakukan bersama para Imam (pemimpin)”. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/

Berkata Imam Al Qurthubi rahimahullah :

ولا تخرج السرايا إلا بإذن الإمام ليكون متجسسا لهم، عضدا من ورائهم، وربما احتاجوا إلى درئه

“Pasukan tidak boleh keluar kecuali dengan izin Imam, agar ia bisa mengawasi mereka, memperkuat mereka, dan menghindarkan mereka dari bahaya saat diperlukan”. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/

Bagaimana kalau pemimpinnya bukan orang baik, bukan orang shaleh, tetapi orang yang fasik dan zalim, apakah tetap berjihad bersama mereka? Tetap berjihad bersama mereka, walaupun ulil amri tersebut fasik dan zalim.

Berkata Imam Abu Ja’far ath Thahawy rahimahullah :

والحج والجهاد ماضيان مع أولي الأمر من المسلمين، بَرِّهم وفاجرِهم، إلى قيام الساعة

Haji dan jihad mesti bersama ulil amri kaum muslimin, mereka orang yang baik, maupun orang yang fasik, sampai hari kiamat. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/

Berkata Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah mengatakan:

والغزو ماض مع الأمراء إلى يوم القيامة، البر والفاجر لا يُترَك

“Berperang mesti bersama para umara’ (penguasa) hingga hari kiamat. (Pemimpin) yang baik ataupun pemimpin yang fajir, tidak boleh meninggalkan. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/
Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

ويرون -يعني أهل السنة والجماعة- إقامة الحج والجهاد والجُمع مع الأمراء أبراراً كانوا أو فجاراً

Mereka menganggap, yakni Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwa terlaksananya haji, jihad, dan shalat jum’at dilakukan bersama para umara’ (pemimpin), baik mereka orang yang baik ataupun mereka orang yang fasik. Sumber : https://alintibaha.net/online/1137/
Dengan dalil dan perkataan ulama diatas, hendaklah kaum muslimin yang berkeinginan untuk berjihad, harus seizin pemimpin dan bersama pemimpin. Bukan karena inisiatif pribadi atau kelompok-kelompok yang membentuk laskar-laskar sendiri untuk pergi berjihad.

Kejadian yang lalu biarlah berlalu dan para pelakunya pun sudah bertaubat dari kesalahan. Masa akan mengulang kembali sejarah yang kelam, yang jatuh pada kesalahan hizbiyyah, dengan berjihad tanpa seizin dan tidak bersama pemimpin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?