Ini Yang Mencegah Untuk Tidak Berzina

INI YANG MENCEGAH UNTUK TIDAK BERZINA

Seseorang tidak suka jika anak perempuannya, isterinya atau saudara perempuannya ditatap laki-laki asing dengan tatapan dan pandangan yang tajam, apalagi pandangan yang penuh nafsu dan gairah, tentulah dia tidak suka. 

Begitu pula orang lain, tidak suka kalau anak perempuannya, isterinya atau saudarinya ditatap dan dipandang sedemikian rupa. 

Untuk itu, syariat memerintahkan untuk menundukkan pandangan.

Bagaimana pula jika tidak sekedar memandang, namun menzinahi mereka, tentu siapa saja akan marah dan murka, kecuali yang fitrahnya sudah rusak, hilang rasa cemburunya.

Begitulah islam mengatur kehidupan ini sesuai dengan fitrah ke manusiaan kita.

Berkata Abu Umamah radhiyallahu anhu :

ﺇﻥ ﻓﺘﻰ ﺷﺎﺑﺎ ﺃﺗﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ! ﺍﺋﺬﻥ ﻟﻲ ﺑﺎﻟﺰﻧﺎ ! ﻓﺄﻗﺒﻞ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺰﺟﺮﻭﻩ ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﻣﻪ ﻣﻪ ! ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﺩﻧﻪ . ﻓﺪﻧﺎ ﻣﻨﻪ ﻗﺮﻳﺒﺎ . ﻗﺎﻝ : ﻓﺠﻠﺲ . 

“Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”. Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, mereka berkata,
“Diam kamu, diam!”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berkata, “Mendekatlah”. Pemuda
tadi pun mendekati beliau dan duduk.

ﻗﺎﻝ ﺃﺗﺤﺒﻪ ﻷﻣﻚ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻭﺍﻟﻠﻪ ، ﺟﻌﻠﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺪﺍﻙ . ﻗﺎﻝ : ﻭﻻ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺤﺒﻮﻧﻪ ﻷﻣﻬﺎﺗﻬﻢ . ﻗﺎﻝ ﺃﻓﺘﺤﺒﻪ ﻻﺑﻨﺘﻚ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ! ﺟﻌﻠﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺪﺍﻙ . ﻗﺎﻝ : ﻭﻻ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺤﺒﻮﻧﻪ ﻟﺒﻨﺎﺗﻬﻢ . ﻗﺎﻝ ﺃﺗﺤﺒﻪ ﻷﺧﺘﻚ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻭﺍﻟﻠﻪ ، ﺟﻌﻠﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺪﺍﻙ . ﻗﺎﻝ : ﻭﻻ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺤﺒﻮﻧﻪ
ﻷﺧﻮﺍﺗﻬﻢ . ﻗﺎﻝ ﺃﺗﺤﺒﻪ ﻟﻌﻤﺘﻚ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻭﺍﻟﻠﻪ ، ﺟﻌﻠﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺪﺍﻙ . ﻗﺎﻝ : ﻭﻻ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺤﺒﻮﻧﻪ ﻟﻌﻤﺎﺗﻬﻢ . ﻗﺎﻝ ﺃﺗﺤﺒﻪ ﻟﺨﺎﻟﺘﻚ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻭﺍﻟﻠﻪ ، ﺟﻌﻠﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺪﺍﻙ . ﻗﺎﻝ : ﻭﻻ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﺤﺒﻮﻧﻪ ﻟﺨﺎﻻﺗﻬﻢ . ﻗﺎﻝ : ﻓﻮﺿﻊ ﻳﺪﻩ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﻗﺎﻝ : ﺍﻟﻠﻬﻢ ! ﺍﻏﻔﺮ ﺫﻧﺒﻪ ، ﻭﻃﻬﺮ ﻗﻠﺒﻪ ، ﻭﺣﺼﻦ ﻓﺮﺟﻪ . ﻓﻠﻢ ﻳﻜﻦ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻔﺘﻰ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻰ ﺷﻲﺀ . 

Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya, “Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul” sahut pemuda itu. “Begitu pula orang lain tidak rela kalau ibu mereka dizinai”.

“Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika putri mereka dizinai”. 

“Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai”.

“Relakah engkau jika bibimu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”. 

“Relakah engkau jika bibi dari ibumu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai
Rasul!”. “Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka dizinai”.

Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah
kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya”.

Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina”. (HR. Ahmad. Berkata Syeikh Syuaib Al Arnuth : Hadits Shahih).

Dengan mengingat itu semua, akan mencegah diri kita untuk tidak menzinahi orang lain. Kita ingat ibu kita, anak perempuan kita, saudari kita, bibi kita atau keponakan kita.

AFM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?