Orang Yang Bangkrut

ORANG YANG BANGKRUT

Oleh : Abu Fadhel Majalengka

Kezaliman seseorang kepada orang lain, dosanya tidak bisa dihapuskan hanya dengan  bertaubat dan meminta ampun kepada Allah Ta’ala semata, tetapi dia harus meminta maaf kepada orang yang dizaliminya, mengembalikan harta yang pernah diambilnya atau mengembalikan nama baiknya yang sudah dirusak karena fitnah dan celaan yang dilakukannya.

Kalau tidak demikian, maka akan menjadi orang yang bangkrut di akherat nanti. Kenapa bangkrut, karena amal-amal baiknya atau pahala-pahalanya yang selama ini  dimiliki, akan diambil oleh orang yang dizaliminya.

Kalau ternyata amal-amal baik itu sudah habis, sebelum selesai membalas kezalimannya,  maka kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa orang yang dizalimi, dipikulkan kepadanya lantas dilemparkan ke dalam neraka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ ». قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ « إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ (رواه مسلم).

"Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab: "Orang bangkrut di kalangan  kita ialah orang yang sudah tidak memiliki dirham  atau sesuatu kekanyaan apapun." Beliau Nabi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  lalu bersabda: "Orang rugi dari kalangan ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakatnya, tetapi dahulunya ketika di dunia  pernah mencaci maki si pulan, memfitnah si pulan, makan harta si pulan, mengalirkan darah si pulan tanpa dasar kebenaran, pernah memukul si pulan. Maka orang yang dianiaya itu diberikan kebaikan orang tadi dan yang lain pun diberi kebaikannya pula, Jikalau kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan penganiayaannya, maka diambillah dari kesalahan-kesalahan orang-orang yang dianiayanya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, selanjutnya orang itu dilemparkanlah ke dalam neraka." (HR. Muslim).

Meminta maaf kepada orang yang dizalimi jangan menunggu momen-momen tertentu, waktu-waktu tertentu atau pada saat lebaran, tapi segera minta maaf, segera kembalikan hartanya yang diambil dan segera pulihkan nama baiknya yang pernah dicemarkan dengan fitnah-fitnahnya, sebelum hidup berakhir atau orang yang dizalimi meninggal dunia terlebih dahulu.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ ، أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ ، وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ. (رواه البخاري).

"Barangsiapa yang di sisinya ada sesuatu dari hasil penganiayaan untuk saudaranya, baik yang mengenai kehormatan saudaranya itu atau pun sesuatu yang lain, maka hendaklah meminta maaf (kehalalannya) sekarang juga semasih di dunia, sebelum tidak berlakunya dinar dan dirham. Jikalau tidak meminta kehalalannya (maaf) sekarang ini, maka jikalau yang menganiaya itu mempunyai amal shalih, diambillah dari amal shalihnya itu sekadar untuk melunasi penganiayaannya, sedang jikalau tidak mempunyai kebaikan sama sekali, maka diambillah dari keburukan-keburukan orang yang dianiayanya itu, lalu dibebankan kepada yang menganiayanya tadi." (HR. Bukhari).

Kezaliman terhadap orang lain ini perkara yang sangat berbahaya bagi seseorang di akhirat. Karena kezaliman akan menguras pahala dan menerima limpahan dosa. Bahkan siksaan yang sangat pedih.

Satu jengkal saja diambil tanahnya orang, maka pada hari kiamat nanti akan dipikulkan atau dikalungkan tujuh lapis bumi dilehernya atau ditenggelamkan dengan tanahnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ ظَلَمَ قِيْدَ شِبْرٍ مِنَ الأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْن

“Barang siapa yang berbuat zhalim (dengan mengambil) sejengkal tanah maka dia akan dikalungi (dengan tanah) dari tujuh lapis bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ أَخَذَ مِنَ الأَرْضِ شَيْئًا بِغَيْرِ حَقِّهِ خُسِفَ لَهُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى سَبْعِ أَرَضِيْن

“Barang siapa yang mengambil tanah (meskipun) sedikit tanpa haknya maka dia akan ditenggelamkan dengan tanahnya pada hari kiamat sampai ke dasar tujuh lapis bumi.”(HR. Bukhari).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَخَذَ اَرْضًا بِغَيْرِ حَقِّهَا كُلِّفَ أَنْ يَحْمِلَ تُرَابَهَا إِلَى الْمَحْشَر

“Barangsiapa yang mengambil tanah tanpa ada haknya, maka akan dipikulkan tanah tersebut dan membawanya sampai ke padang mahsyar”(HR. Imam Ahmad (4/173), Ash Shihah no.242).

Untuk itu, janganlah terlalu mudah 
mencaci maki dan memfitnah seseorang, makan harta dan mengambil tanah seseorang, memukul dan mengalirkan darah seseorang, kalau tidak mau menjadi orang yang bangkrut pada hari kiamat nanti. Segeralah minta maaf sekarang juga, jangan sampai kita mati duluan atau yang kita zalimi mati terlebih dahulu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?