Tidur Setelah Shalat Subuh
TIDUR SETELAH SHALAT SUBUH
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Tidur itu perkara yang mubah, selama tidak ada larangan, maka diwaktu kapan pun boleh tidur. Mau tidur malam, siang, sore atau setelah subuh sekalipun.
Berkata Syeikh Muhammad Al Munajed hafidzohullôh :
بالنسبة للنوم بعد صلاة الإنسان للفجر ، فلم يرد نص يمنع منه ، فهو باق على الأصل وهو الإباحة .
“Untuk tidur lagi setelah seorang itu mengerjakan shalat shubuh maka tidak terdapat dalil yang melarangnya sehingga hukum tidur setelah shalat subuh adalah sebagaimana hukum asal semua perkara non ibadah yaitu mubah. (Al Islam Sual Wa Jawab Nomor 2063).
Namun walaupun demikian, tidur diwaktu pagi menyelisihi sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam, karena beliau dan para sahabatnya tidak membiasakan diri tidur di waktu pagi.
Berkata Syeikh Muhammad Al Munajjid hafidzohullôh :
ولكن كان من هدي النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه أنهم إذا صلوا الفجر جلسوا في مصلاهم حتى تطلع الشمس ،
Akan tetapi yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat adalah setelah mereka melaksanakan shalat subuh mereka duduk di masjid hingga matahari terbit. (Al Islam Sual Wa Jawab Nomor 2063).
Dari Sammak bin Harb rahimahullah, aku bertanya kepada Jabir bin Samurah radhiyallahu anhu, “Apakah anda sering menemani duduk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ?”
قال : نعم ، كثيراً ، كان لا يقوم من مصلاه الذي يصلي فيه الصبح – أو الغداة – حتى تطلع الشمس ، فإذا طلعت الشمس قام ؛ وكانوا يتحدثون ، فيأخذون في أمر الجاهلية ، فيضحكون ويتبسم .
Berkata Jabir bin Samurah, “Ya, sering. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah meninggalkan tempat beliau menunaikan shalat shubuh hingga matahari terbit. Jika matahari telah terbit maka beliau pun bangkit meninggalkan tempat tersebut. Terkadang para sahabat berbincang-bincang tentang masa jahiliah yang telah mereka lalui lalu mereka tertawa-tawa sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum-senyum saja mendengarkan hal tersebut” (HR Muslim).
Para salaf pun sangat benci tidur di pagi hari dan tidak suka melihat orang tidur di pagi hari. Bahkan mereka melarang anak-anaknya untuk tidur di pagi hari.
Berkata Urwah bin Zubair rahimahullah :
كان الزبير ينهى بنيه عن التصبح ( وهو النّوم في الصّباح )
“Dulu Zubair melarang anak-anaknya untuk tidur di waktu pagi." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no 25442 dengan sanad yang sahih).
Dan berkata Urwah bin Zubair rahimahullah :
إني لأسمع أن الرجل يتصبح فأزهد فيه.
“Sungguh jika aku mendengar bahwa seorang itu tidur di waktu pagi maka aku pun merasa tidak suka dengan dirinya”. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no 25442 dengan sanad yang sahih].
Akan tetapi, jika di malam harinya piket atau tugas malam, lantas tidur setelah subuh supaya badan kembali segar bugar, maka ini tidak mengapa dan boleh-boleh saja.
Berkata Syeikh Muhammad Al Munajed hafidzohullôh :
وإن نام فيه ليتقوى على عمله فلا بأس ، لا سيما إذا كان لا يتيسر له النوم في غير هذا الوقت من النهار ،
Dan jika ada seorang yang memilih untuk tidur padanya (setelah shalat subuh) agar bisa bekerja dengan penuh vitalitas maka hukumnya adalah tidak mengapa, terutama jika tidak memungkinkan bagi orang tersebut untuk tidur siang dan hanya mungkin tidur di waktu pagi. (Al Islam Sual Wa Jawab Nomor 2063).
Berkata Abu Yazid Almadini rahimahullah :
غدا عمر على صهيب فوجده متصبّحاً ، فقعد حتى استيقظ ، فقال صهيب : أمير المؤمنين قاعد على مقعدته ، وصهيب نائم متصبّح !! فقال له عمر : ما كنت أحب أن تدع نومة ترفق بك .
“Pada suatu pagi Umar pergi ke rumah Shuhaib namun Shuhaib sedang tidur pagi. Umar pun duduk menunggu sehingga Shuhaib bangun”. Ketika bangun Shuhaib berkomentar, “Amir mukminin duduk menunggu sedangkan Shuhaib tidur pagi”. Umar mengatakan, “Aku tidak suka jika kau tinggalkan tidur yang bermanfaat bagimu”. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no 25454].
Komentar
Posting Komentar