Kitabul Jami'
KITABUL JAMI'
(Materi Ketiga Hadits Pertama).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
MEMBERI NASEHAT
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ الله فَسَمِّتْهُ، وَإِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ.” رَوَاهُ مُسلِمٌ.
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam: 1. Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2. Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3. Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4. Jika ia bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia (dengan ‘Yarhamukallah), 5. Jika ia sakit maka jenguklah dan 6. Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim).
Kalau seseorang muslim meminta dinasehati, maka wajib untuk memberinya nasehat. Seperti misalkan dia berkata, "Tolong nasehati saya, apakah saya menuntut ilmu terlebih dahulu, atau menikah?"
وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَمَعْنَاهُ طَلَبَ مِنْكَ النَّصِيحَةَ فَعَلَيْكَ أَنْ تَنْصَحَهُ وَلَا تُدَاهِنَهُ وَلَا تَغُشَّهُ وَلَا تُمْسِكَ عَنْ بيان النصيحة
“Dan jika ia meminta nasihat kepadamu maka wajib atasmu untuk menasihatinya dan janganlah engkau berbasa-basi, jangan engkau menipu (memperdayainya) dan janganlah engkau menahan penjelasan nasihat” (Al-Minhaaj Syarah Shahih Muslim 14/143).
Namun jika kita menasehati seseorang bukan karena dimintanya, tetapi karena inisiatif sendiri sebagai sesama muslim untuk saling nasehat menasehati, maka hukumnya tidak wajib, tetapi hukumnya hanya sunnah.
Berkata Jarir bin Abdullah radhiayallahu anhu :
بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Aku berbai’at kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada muslim.” (Riwayat Bukhari Muslim).
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
الدِّينُ النَّصِيحَةُ ، قُلْنَا لِمَنْ ؟ قال : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
“Agama adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau bersabda, “Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, dan para pemimpin muslim serta orang awam di antara mereka.” (Riwayat Imam Muslim).
Berkata Ibnu Atsir rahimahullah :
" نَصيحة عامّة المسلمين : إرشادُهم إلى مصالِحِهم " انتهى من "النهاية" (5 /142) .
“Nasehat kepada kalangan awam kaum muslimin adalah dengan memberi petunjuk kepada mereka dengan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka.” (An-Nihayah, 5/142)
Berkata Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah :
" وأما النصيحة للمسلمين : فأن يحب لهم ما يحب لنفسه ، ويكره لهم ما يكره لنفسه ، ويشفق عليهم ، ويرحم صغيرهم ، ويوقر كبيرهم ، ويحزن لحزنهم ، ويفرح لفرحهم ، وإن ضره ذلك في دنياه ، كرخص أسعارهم وإن كان في ذلك فوات ربح ما يبيع في تجارته ، وكذلك جميع ما يضرهم عامة ، ويحب ما يصلحهم ، وألفتهم ، ودوام النعم عليهم ، ونصرهم على عدوهم ، ودفع كل أذى ومكروه عنهم . وقال أبو عمرو بن الصلاح : النصيحة كلمة جامعة تتضمن قيام الناصح للمنصوح له بوجوه الخير إرادة وفعلا " انتهى من "جامع العلوم والحكم" (ص 80) .
“Adapun nasehat kepada kaum muslimin yaitu mencintai apa yang terjadi pada mereka sebagaimana kita cinta hal tersebut terjadi pada diri kita, membenci apa yang terjadi pada mereka sebagaimana kita benci jika sesuatu itu terjadi pada diri kita, kasih sayang terhadap mereka, mengasihi yang kecil dan menghormati yang besar, sedih dengan kesedihan mereka, gembira dengan kegembiraan mereka, walaupun hal tersebut merugikannya dalam urusan dunianya, seperti memberi harga murah, meskipun hal tersebut membuatnya kehilangan keuntungan yang dibolehkan dalam usahanya. Demikian pula menghindari semua yang merugikan mereka secara umum, senang memperbaiki mereka, bergaul dengan mereka, memberi kebaikan kepada mereka dan menolong mereka menghadapi musuhnya serta membantu menolak kesulitan dan gangguan terhadap mereka. Abu Umar bin Shalah berkata, ‘Nasehat adalah ungkapan menyeluruh yang mengandung makna tindakan orang yang memberi nasehat terhadap orang yang dinasehati dengan berbagai wujud kebaikan, baik kehendak atau perbuatan.” (Jami Al-Ulum wal Hikam, hal. 80).
Jika seseorang menasehati kita, ketahuilah, dialah saudara kita sesungguhnya, walaupun tidak ada hubungan darah kekerabatan.
Berkata Syeikh Bin Baaz rahimahullah :
أخوك من نصحك وذكرك ونبهك، وليس أخوك من غفل عنك وأعرض عنك وجاملك،
Saudaramu (yang sesungguhnya) adalah orang yang menasehatimu, mengingatkanmu dan memperingatimu.
Dan bukan saudaramu, orang yang lalai dari (menasehati) mu, berpaling dari (memperingati) mu, dan hanya memujimu.
Perkataan beliau selanjutnya :
ولكن أخاك في الحقيقة هو الذي ينصحك والذي يعظك ويذكرك، يدعوك إلى الله، يبين لك طريق النجاة حتى تسلكه، ويحذرك من طريق الهلاك، ويبين لك سوء عاقبته حتى تجتنبه). مجموع فتاوى (٢١/١٤)
Akan tetapi saudaramu yang hakiki ialah yang memberikan nasehat kepadamu, memberikan wejangan kepadamu, selalu mengingatkanmu, mendoakan kebaikan untukmu, menjelaskan kepadamu jalan keselamatan hingga engkau meniniti jalan tersebut, serta memperingatimu dari jalan kebinasaan, kehancuran dan menjelaskan kepadamu jeleknya akibat jalan tersebut hingga engkau menjauhinya. (Majmu' Fatawa 14/31).
Insya Allah bersambung ke materi keempat..
(Materi Ketiga Hadits Pertama).
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
MEMBERI NASEHAT
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ الله فَسَمِّتْهُ، وَإِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ.” رَوَاهُ مُسلِمٌ.
“Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam: 1. Jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, 2. Jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, 3. Jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, 4. Jika ia bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia (dengan ‘Yarhamukallah), 5. Jika ia sakit maka jenguklah dan 6. Jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim).
Kalau seseorang muslim meminta dinasehati, maka wajib untuk memberinya nasehat. Seperti misalkan dia berkata, "Tolong nasehati saya, apakah saya menuntut ilmu terlebih dahulu, atau menikah?"
Atau dia bertanya, tentang seorang akhwat yang mau dinikahinya, "Apakah dia wanita baik-baik, bagaimana kesehariannya, bagaimana akhlaknya?"
Maka berikan nasehat kepadanya dengan nasehat yang baik dan nasehat yang sesuai kenyataan.
Berkata An-Nawawi rahimahullah :
Berkata An-Nawawi rahimahullah :
وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَمَعْنَاهُ طَلَبَ مِنْكَ النَّصِيحَةَ فَعَلَيْكَ أَنْ تَنْصَحَهُ وَلَا تُدَاهِنَهُ وَلَا تَغُشَّهُ وَلَا تُمْسِكَ عَنْ بيان النصيحة
“Dan jika ia meminta nasihat kepadamu maka wajib atasmu untuk menasihatinya dan janganlah engkau berbasa-basi, jangan engkau menipu (memperdayainya) dan janganlah engkau menahan penjelasan nasihat” (Al-Minhaaj Syarah Shahih Muslim 14/143).
Namun jika kita menasehati seseorang bukan karena dimintanya, tetapi karena inisiatif sendiri sebagai sesama muslim untuk saling nasehat menasehati, maka hukumnya tidak wajib, tetapi hukumnya hanya sunnah.
Berkata Jarir bin Abdullah radhiayallahu anhu :
بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Aku berbai’at kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada muslim.” (Riwayat Bukhari Muslim).
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
الدِّينُ النَّصِيحَةُ ، قُلْنَا لِمَنْ ؟ قال : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
“Agama adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau bersabda, “Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, dan para pemimpin muslim serta orang awam di antara mereka.” (Riwayat Imam Muslim).
Berkata Ibnu Atsir rahimahullah :
" نَصيحة عامّة المسلمين : إرشادُهم إلى مصالِحِهم " انتهى من "النهاية" (5 /142) .
“Nasehat kepada kalangan awam kaum muslimin adalah dengan memberi petunjuk kepada mereka dengan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka.” (An-Nihayah, 5/142)
Berkata Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah :
" وأما النصيحة للمسلمين : فأن يحب لهم ما يحب لنفسه ، ويكره لهم ما يكره لنفسه ، ويشفق عليهم ، ويرحم صغيرهم ، ويوقر كبيرهم ، ويحزن لحزنهم ، ويفرح لفرحهم ، وإن ضره ذلك في دنياه ، كرخص أسعارهم وإن كان في ذلك فوات ربح ما يبيع في تجارته ، وكذلك جميع ما يضرهم عامة ، ويحب ما يصلحهم ، وألفتهم ، ودوام النعم عليهم ، ونصرهم على عدوهم ، ودفع كل أذى ومكروه عنهم . وقال أبو عمرو بن الصلاح : النصيحة كلمة جامعة تتضمن قيام الناصح للمنصوح له بوجوه الخير إرادة وفعلا " انتهى من "جامع العلوم والحكم" (ص 80) .
“Adapun nasehat kepada kaum muslimin yaitu mencintai apa yang terjadi pada mereka sebagaimana kita cinta hal tersebut terjadi pada diri kita, membenci apa yang terjadi pada mereka sebagaimana kita benci jika sesuatu itu terjadi pada diri kita, kasih sayang terhadap mereka, mengasihi yang kecil dan menghormati yang besar, sedih dengan kesedihan mereka, gembira dengan kegembiraan mereka, walaupun hal tersebut merugikannya dalam urusan dunianya, seperti memberi harga murah, meskipun hal tersebut membuatnya kehilangan keuntungan yang dibolehkan dalam usahanya. Demikian pula menghindari semua yang merugikan mereka secara umum, senang memperbaiki mereka, bergaul dengan mereka, memberi kebaikan kepada mereka dan menolong mereka menghadapi musuhnya serta membantu menolak kesulitan dan gangguan terhadap mereka. Abu Umar bin Shalah berkata, ‘Nasehat adalah ungkapan menyeluruh yang mengandung makna tindakan orang yang memberi nasehat terhadap orang yang dinasehati dengan berbagai wujud kebaikan, baik kehendak atau perbuatan.” (Jami Al-Ulum wal Hikam, hal. 80).
Jika seseorang menasehati kita, ketahuilah, dialah saudara kita sesungguhnya, walaupun tidak ada hubungan darah kekerabatan.
Berkata Syeikh Bin Baaz rahimahullah :
أخوك من نصحك وذكرك ونبهك، وليس أخوك من غفل عنك وأعرض عنك وجاملك،
Saudaramu (yang sesungguhnya) adalah orang yang menasehatimu, mengingatkanmu dan memperingatimu.
Dan bukan saudaramu, orang yang lalai dari (menasehati) mu, berpaling dari (memperingati) mu, dan hanya memujimu.
Perkataan beliau selanjutnya :
ولكن أخاك في الحقيقة هو الذي ينصحك والذي يعظك ويذكرك، يدعوك إلى الله، يبين لك طريق النجاة حتى تسلكه، ويحذرك من طريق الهلاك، ويبين لك سوء عاقبته حتى تجتنبه). مجموع فتاوى (٢١/١٤)
Akan tetapi saudaramu yang hakiki ialah yang memberikan nasehat kepadamu, memberikan wejangan kepadamu, selalu mengingatkanmu, mendoakan kebaikan untukmu, menjelaskan kepadamu jalan keselamatan hingga engkau meniniti jalan tersebut, serta memperingatimu dari jalan kebinasaan, kehancuran dan menjelaskan kepadamu jeleknya akibat jalan tersebut hingga engkau menjauhinya. (Majmu' Fatawa 14/31).
Insya Allah bersambung ke materi keempat..
Komentar
Posting Komentar