Dijadikan Penyakit Untuk Pelajaran

DIJADIKAN PENYAKIT UNTUK PELAJARAN 


Tidak setiap penyakit adalah asbab kematian. Karena kadang Allah Ta'ala memberikan penyakit kepada hamba-hambaNya untuk mendidik atau menjadi pelajaran, agar mereka ingat dan sadar dan kembali kepada Allah Ta'ala. 

Berkata Al Fudhail bin Iyyadh rahimahullah  :

إنما جُعِلَت العلل "يعني الأمراض"،  ليؤدب الله بها العباد ، وليس كل مَنْ مَرِضَ مات . حلية الأولياء [١٠٩/٨] .

Sesungguhnya dijadikan Al 'Illal yakni berbagai penyakit, agar Allah mendidik (memberikan pelajaran) hamba-hambaNya dengannya (dengan penyakit-penyakit tersebut). Dan tidaklah setiap orang yang sakit itu mati. (Hilyatul Auliya 8/109). 

Asy-Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah mengatakan,

من فوائد الأمراض :

“Di antara faidah berbagai penyakit adalah:

أنها تنذرك بالرحيل من هذه الدنيا وأنك لن تبقى فيها منعما وسالما فهي تذكرك بالموت لأجل أن تستعد له

Sesungguhnya (penyakit-penyakit itu) memperingatkanmu akan perjalanan meninggalkan dunia ini. Dan sesungguhnya engkau tidak akan tetap tinggal di dalamnya dalam keadaan nyaman dan selamat (dari berbagai penyakit). Maka ia mengingatkanmu akan kematian, agar supaya engkau siap sedia menghadapinya

فهذا من فوائد المرض والآفات :

Inilah diantara faedah penyakit dan berbagai bencana :

أنه ينبهك بالموت وقرب الرحيل وأن تتذكر أن هذه الدنيا ليست بدار مقام وﻻ بدار لذة وسرور وإنما هي دار ابتلاء وامتحان 

Ia menyadarkanmu akan kematian dan dekatnya waktu kepergianmu. Engkau bisa mengingat bahwasanya dunia ini bukanlah negeri yang kekal dan bukan pula negeri yang penuh kelezatan dan kegembiraan. Dan sesungguhnya ia hanyalah negeri yang penuh dengan cobaan dan ujian

فهذا من فوائد الأمراض والآفات التي تصيب المسلمين

Inilah diantara faedah berbagai macam penyakit dan bencana yang menimpa kaum muslimin

أما لو أنهم لم يمرضوا ولم يصبهم شيء :

Adapun sekiranya mereka tidak menderita penyakit dan tidak pula ada sesuatu yang menimpa mereka :

لغفلوا عن أنفسهم وساموا في هذه الدنيا ولم ينتبهوا حتى يفاجئهم الموت وهم على غفلة وعلى غرة

Sungguh mereka akan melalaikan diri-diri mereka. Mereka bebas berkeliaran di muka bumi ini. Dan mereka tidak sadar hingga kematian datang dengan tiba-tiba mengagetkan mereka. Sementara mereka dalam keadaan lalai dan lengah. (Syarah Mandzhumah al Adab asy Syar'iyyah (293)). Sumber : https://mobile.twitter.com/RTq88/status/1241012167949893633/photo/1

Ketika seseorang bersabar dalam menerima ujian dan cobaan berupa sakit, sebagaimana bersabarnya Nabi Ayyub alaihi salam, maka di akhirat akan mendapatkan pahala yang besar, yang membuat orang-orang yang sehat ketika di dunia merasa iri. 

Berkata Jabir radhiyallahu’anhu :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “يَوَدُّ أَهْلُ العَافِيَةِ يَوْمَ القِيَامَةِ حِينَ يُعْطَى أَهْلُ البَلَاءِ الثَّوَابَ لَوْ أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالمَقَارِيضِ

Rasulullah shalallahu ‘alaihi was sallam bersabda: “Pada hari kiamat, ketika orang-orang yang tertimpa cobaan diberi pahala, orang-orang yang sehat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia.”
(HR. Tirmidzi, no. 2402. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani). 

Begitu pula sakit akan menjadi penggugur dari kesalahan atau dosa-dosanya yang pernah dia lakukan. 

Dari Ummul ‘Ala’ radhiyallahu’anha ia berkata, “Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjengukku ketika aku sedang sakit. Beliau mengatakan,

أبشري يا أم العلاء فإن مرض المسلم يذهب الله به خطاياه كما تذهب النار خبث الذهب والفضة

“Bergembiralah, wahai Ummul ‘Ala’, karena sungguh sakit seorang muslim, dengannya Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak.” (Riwayat Abu Dawud dan ath-Thabarani, dan dishahihkan oleh al-Albani).

Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata:

كل ما يؤلم النفوس ويشق عليها، فإنها كفارة للذنوب.

"Semua hal yang menyakiti jiwa dan terasa berat dirasakan olehnya merupakan penghapus dosa-dosa." (Majmu'ur Rasail, I/67). 


AFM 

 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?