Mengetuk Pintu
MENGETUK PINTU
Jika pintu rumah diketuk terus menerus oleh seseorang, tentulah kita akan segera membukakannya dan menanyakan apa keperluannya.
Begitu pula jika seorang ibu yang menutup pintu dan melarang anaknya masuk ke rumah karena marah kepada anaknya, lantas anak itu menangis mengetuk pintu rumah sambil berkata, "Ibu, buka pintu ibu, saya minta maaf ibu. Ibu, buka pintu ibu, saya tidak akan mengulangi lagi kelakuanku yang buruk."
Tentu hati ibu siapa yang tidak tersentuh dengan tangisan anaknya. Pintu pun akhirnya dibuka dan dipeluklah anaknya dengan penuh cinta.
Bagaimana dengan Allah Ta'ala, jika hamba-Nya terus meminta dan terus meminta, pasti dan sungguh pasti, Allah Ta'ala akan mengabulkan permintaannya.
Berkata Abu Darda radhiyallahu anhu :
من يكثر قرع الباب يوشك أن يفتح له ومن يكثر الدعاء يوشك أن يستجاب له (الشعب 1142/2)
Siapa saja yang banyak mengetuk pintu, akan cepat dibukakan baginya. Dan siapa yang banyak berdo’a, akan cepat dikabulkan untuknya. (Asy Syu'ab 2/1142).
Dan berkata Abu Darda radhiyallahu anhu :
جدوا بالدعاء فإنه من يكثر قرع الباب يوشك أن يفتح له . مصنف ابن أبي شيبة 6/2
“Bersungguh-sungguhlah kalian dalam berdoa, maka sesungguhnya siapa saja yang banyak mengetuk pintu, akan cepat dibukakan baginya. ” (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah: 6/20). Sumber : https://mobile.twitter.com/ Ahl_suna/status/ 984361764258304000
Berkata Fudhail Ibnu ‘Iyadh rahimahullahu :
تعلمت الصبر من صبي صغير : ذهبت مرة إلى المسجد فوجدت امرأة داخل دارها تضرب ابنها وهو يصرخ ففتح الباب وهرب فأغلقت عليه الباب ..
قال : فلما رجعتُ نظرتُ ، فلقيت الولد بعدما بكى قليلا نام على عتبة الباب يستعطف أمه فرق قلب الأم ففتحت له الباب.
فبكى الفضيل حتى ابتلت لحيته بالدموع
وقال : سبحان الله !
لو صبر العبد على باب الله عز وجل – لفتح الله له !
“Saya mempelajari kesabaran dari seorang anak kecil. Suatu hari saya berangkat menuju masjid, tiba-tiba saya mendapati seorang ibu memukuli putranya di dalam rumah dan ia menjerit (kesakitan) sehingga ia membuka pintu rumah kemudian kabur dan sang ibu pun mengunci pintu rumahnya (agar putranya tidak bisa masuk)”.
Beliau rahimahullahu melanjutkan perkataannya,
“Sepulangnya dari masjid, aku perhatikan (peristiwa tersebut). Maka aku jumpai anak tersebut setelah ia menangis beberapa saat, ia tertidur di ambang pintu untuk meminta belas kasih ibunya. Luluhlah hati sang ibu, sehingga sang ibu pun membukakan pintu untuk putranya”.
Akhirnya Fudhail Ibnu ‘Iyadh rahimahullahu pun tidak bisa menahan air matanya sehingga jenggotnya basah dengan air mata. Lalu beliau rahimahullahu berkata, “Subhanallah, seandainya seorang hamba bersabar (mengharap) pada pintu Allah ‘Azza wajalla, niscaya Allah akan membukakan pintu untuknya”. (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah: 6/20). Kisah ini sebagian ahli ilmi mengatakan tidak shahih.
AFM
Copas dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar