Sembelihan Orang Yang Tidak Shalat

SEMBELIHAN ORANG YANG TIDAK SHALAT 

Sembelihan orang yang tidak shalat, daging hewan sembelihannya tidak boleh dimakan. Maka ini harus diperhatikan bagi siapa saja yang mau menyembelih hewan sembelihan, mesti betul-betul mengetahui si jagal itu shalat atau tidak. 

Berkata Syekh Utsaiman rahimahullah :

ذبيحة من لا يصلي لا تأكل ؛ لأنه كافر . لقاء الباب المفتوح (٩/٩١). 

Sembelihan orang yang tidak shalat jangan dimakan, karena sesungguhnya (orang yang tidak shalat) kafir. Liqail Baabil Maftuh 9/91).

Berkata Syekh Bin Baaz rahimahullahu :

الذي لا يصلي لا تؤكل ذبيحته ، هذا هو الصواب.. 

Orang yang tidak shalat, maka sembelihannya tidak boleh dimakan, inilah yang benar.... Sumber :
https://binbaz.org.sa/fatwas/3886/حكم-الاكل-من-ذبيحة-تارك-الصلاة-عمدا

Berkata Imam Ibnu Utsaimin rahimahullah :

الرجل الذي لا يصلي إذا ذبح لا تؤكل ذبيحته ، لماذا ؟ لأنها حرام ، ولو ذبح يهودي أو نصراني فذبيحته يحل لنا أن نأكلها ، فيكون – والعياذ بالله – ذبحه أخبث من ذبح اليهود والنصارى

Orang yang tidak shalat, apabila menyembelih, dagingnya tidak boleh dimakan. Mengapa?  Karena sesungguhnya hasil sembelihannya haram. Seandainya yang menyembelih yahudi atau nasrani, maka sembelihannya halal bagi kita, untuk kita makan. Maka menjadi - wal iyadzu billah (Semoga di lindungi Allah). Sembelihannya (orang yang tidak shalat), lebih buruk dari pada sembelihan yahudi dan nasrani. Sumber : https://binothaimeen.net/content/8891

Maka untuk itu, hendaklah orang yang menyembelih hewan, baik untuk dijual, dikonsumsi atau untuk hewan qurban adalah seorang muslim yang tidak melakukan perkara-perkara yang membatalkan keislamannya dan tentunya juga orang yang mengenal sunnah tentang tata cara penyembelihan yang halal, yang sesuai syariat. 

Berkata Syekh Bin Baaz rahimahullahu :

ذبيحة اليهودي حل، ذبيحة النصراني حل لأنه من أهل الكتاب، أما ذبيحة الكافر بترك الصلاة، أو بعبادة الأموات والاستغاثة بالأموات أو بسب الدين أو بالاستهزاء بالدين هؤلاء كفار أشد من اليهود والنصارى، 

“Sembelihan yahudi dan nashrani adalah halal karena sesungguhnya mereka ahlil kitab. Adapun sembelihan orang kafir karena meninggalkan shalat, beribadah atau istighotsah kepada orang yang sudah mati atau mengolok-ngolok agama, mereka semua kafir, lebih dahsyat daripada yahudi dan nasrani. 

تكون ذبيحتهم غير صحيحة وغير ذكية، وغير مباحة، فينبغي الانتباه لهذا، والحذر من التساهل في هذا الأمر…..

Sembelihan mereka menjadi tidak sah, tidak bagus dan tidak boleh dikonsumsi. Maka semestinya berhati-hati akan hal ini dan menjauhi sikap bermudah-mudahan dalam masalah ini….Sumber : https://binbaz.org.sa/fatwas/6119/حكم-ذبيحة-تارك-الصلاة

Berkata Syekh Utsaiman rahimahullah :

إذا ذبح من لا يصلي ذبيحة فإنها لا تحل، أي: لا يحل أكلها؛ لأن القول الراجح من أقوال أهل العلم أن تارك الصلاة كافر كفراً مخرجاً عن الملة، 

Apabila orang yang tidak shalat menyembelih hewan qurban, maka sesungguhnya (hewan yang di sembelihnya) tidak halal. Yakni tidak halal memakannya. Karena sesungguhnya pendapat yang kuat diantara pendapat ahli ilmu (ulama) bahwasanya orang yang meninggalkan shalat kafir, kekufuran yang mengeluarkan dari agama. 

وإذا كان كافراً كفراً مخرجاً عن الملة فإن ذبيحته لا تحل؛ لأن الذبيحة لا تحل إلا إذا كان الذابح مسلماً أو كتابياً وهو اليهودي والنصراني 
اسم السلسلة: فتاوى نور على الدرب>الشريط رقم [170]

Dan apabila kafir, kekufuran yang mengeluarkan dari agama, maka (daging) hewan qurbannya tidak halal. Karena sesungguhnya sembelihan hewan qurban tidak halal kecuali apabila yang menyembelih seorang muslim atau ahlul kitab yakni yahudi dan nasrani. (Nur Ala Darbi). Sumber : https://binothaimeen.net/content/8891

Sembelihan ahlul kitab (yahudi dan nasrani) yang boleh dimakan, kalau memenuhi syarat-syaratnya, yakni menyembelih dengan menyebut nama Allah dan disembelih dipangkal leher dengan pisau yang tajam atau yang sejenisnya. Yakni menyembelihnya menyebut nama selain Allah (nama yesus misalkan) dan bukan dipangkal leher dengan tidak menggunakan pisau yang tajam (dipukul, disetrum, digergaji dll) maka haram makannya. Jangankan ahlul kitab, orang Islam pun jika tidak terpenuhi syarat-syarat penyembelihan, maka haram memakan daging sembelihannya. 

Terkhusus sembelihan hewan qurban, tidak boleh ahlul kitab menyembelihnya. Kalau sembelihan untuk dijual atau dikonsumsi boleh memakannya dengan memenuhi syarat-syaratnya. 

Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :

لا يصح أن يوكل في ذبح الأضحية كتابياً ، مع أن ذبح الكتابي حلال ، لكن لما كان ذبح الأضحية عبادة لم يصح أن يوكل فيه كتابياً ، وذلك لأن الكتابي ليس من أهل العبادة والقربة ، لأنه كافر لا تقبل عبادته ، فإذا كان لا يصح ذلك منه لنفسه فلا يصح منه لغيره ، أما لو وكل كتابيا ليذبح له ذبيحة للأكل فلا بأس به

Tidak sah jika menyembelih kurban diwakilkan kepada ahli kitab, meskipun sembelihan ahli kitab hukumnya halal. Namun karena menyembelih hewan kurban adalah ibadah maka tidak boleh diwakilkan kepada ahli kitab; karena ahlu kitab bukan termasuk ahli ibadah dan ahli bertaqarub kepada Allah; karena ia kafir dan tidak diterima ibadahnya. ketika sembelihan kurban itu tidak sah untuk dirinya, maka tidak sah juga ketika ia menyembelihkan orang lain. Sedangkan mewakilkan kepada ahlu kitab untuk menyembelih ternak guna dikonsumsi maka tidak apa-apa. (asy Syarhul Mumti’ : 7/494). Sumber : https://islamqa.info/ar/answers/20800/يشترط-في-الاضحية-ان-يذبحها-مسلم-بنية-الاضحية

AFM 

Copas dari berbagai sumber 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?