Menuntut Ilmu Dalam Rangka Meraih Kepemimpinan

MENUNTUT ILMU DALAM RANGKA MERAIH KEPEMIMPINAN 

Banyak para penuntut ilmu, mereka mencari ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan, kepemimpinan atau harta. Ini terjadi kepada para penuntut ilmu agama, maupun ilmu dunia. 

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

إنَّ ​كَثِيرًا ​مِنْ ​طَلَبَةِ ​الْعِلْمِ ​لَيْسَ ​مَقْصُودُهُمْ ​بِهِ ​إِلَّا ​تَحْصِيلَ ​رِيَاسَةٍ ​أَوْ ​مَالٍ، ​وَلِكُلِّ ​امْرِئٍ ​مَا ​نَوَىٰ.

"Sesungguhnya banyak diantara penuntut ilmu, tidaklah tujuan mereka menuntut ilmu kecuali untuk meraih kepemimpinan atau harta, dan setiap orang akan dibalas sesuai dengan apa yang dia niatkan." (Minhajus Sunnah, VIII/209). 

Dan dorongan keinginan seseorang untuk meraih kepemimpinan lebih besar dibandingkan dengan harta. Karena banyak orang yang sudah berharta, hasrat syahwat kepada kepemimpinan begitu besar dan menggelora. 

Coba perhatikan di setiap kontes pemilu, baik pileg, pilpres, pilgub, pilbup ataupun pildes, banyak yang mendaftar dari kalangan orang yang BERDUIT dan melimpah HARTA. 

Dan seseorang kalau sudah cinta kepemimpinan, dia akan hasad kepada pemimpin saingannya, dia akan terus mencari-cari aib kekurangannya dan dia pun tidak suka kalau ada prestasi yang diraih oleh pemimpin yang ada. 

Berkata Al-Imam Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah :

ما منْ أحَدٍ أَحبَّ الرِّئَاسَةَ إِلَّا حسدَ وبغَى وَتَتَبَّعَ عُيُوبَ النَّاس وَكَرِهَ أَنْ يُذْكَرَ أَحَدٌ بِخَيْرٍ

Tidak ada seorang pun yang mencintai kepemimpinan melainkan dia akan hasad (iri), melampaui batas, mencari-cari aib orang lain, dan tidak suka orang lain dibicarakan dengan kebaikan. (Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih, 1/569). 

Berkata Ahmad bin Hanbal rahimahullah :

"حب الرياسة أعجب إلى الرجل من الذهب والفضة، ومن أحب الرياسة طلب عيوب الناس أو عاب الناس". الآداب الشرعية لابن مفلح الحنبلي

Cinta kepemimpinan lebih mengherankan untuk bisa terjadi pada seseorang daripada cinta emas dan perak. Dan barang siapa yang mencintai kepemimpinan, niscaya dia akan mencari aib-aib manusia ataum mencela manusia. (Al-Adab Asy-Syar'iyah Li-Ibni Muflih (Juz 2, hal.241). 

AFM 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadah Dimalam Nisfu Sya'ban

Royalti Di Akhirat

KENAPA KAMU DIAM?